Perkutut
Tikno Bird Farm Blega Bangkalan, Perkuat Materi Indukan dari JBN Galis Trah Irama Agung dan Sarana

Perkembangan hobi perkutut yang luar biasa pesat, menuntut peternak untuk terus meng up-date materi indukan agar bisa terus mengimbangi peternak lain. Mau tidak mau, suka ataupun tidak, peternak harus bergerak melakukan upaya penyelamatan agar bisa eksis. Jika tidak, maka bukan tidak mungkin akan mengalami ketertinggalan dibandingkan yang lain.

Apalagi saat ini banyak bermunculan peternak pendatang baru yang mengusung visi dan misi membangun hobi perkutut dengan harapan bisa melahirkan produk unggulan. Berbagai konsep mereka terapkan demi merealisasikan keinginan tersebut, salah satunya terus meminimalisir kekurangan yang ada di dalam kandang ternaknya.
Kenyataan itulah yang disadari betul oleh Sutikno, pemilik Tikno Bird Farm Blega Bangkalan. Sebagai satu diantara farm yang memiliki reputasi sebagai peternak yang banyak mencetak produk bidikan kung mania, Sutikno mengaku perlu adanya suntikan materi agar bisa terus memenuhi kebutuhan akan pasar perkutut.

“Bagi saya peternak harus bisa melihat kekurangan produk ternaknya dan bisa segera meminimalisir kekurangan tersebut sehingga produknya tidak sampai terbilang gagal,” terang peternak senior. Berangkat dari pemikiran itulah, Sutikno berusaha mencari cara agar bisa menaikkan peringkat produk ternaknya.
Salah satu jalan yang dilakukan adalah dengan menambah materi indukan yang dirasa bisa meningkatkan mutu kualitas perkutut bergelang Tikno, sehingga nama besar farm miliknya bisa tetap hadir. Keputusan diambil dengan mendatangi markas JBN Bird Farm Banyubunih Galis Bangkalan.

“Saya datang ke JBN dengan tujuan untuk mencari calon indukan, baik jantan ataupun betina. Bagi saya JBN adalah peternak yang memiliki materi unggulan, sehingga menjadi referensi saya untuk datang ke saya melihat, memantau dan memutuskan apa yang seharusnya saya bawa dari JBN ke Blega,” jelas Sutikno.
Holik JBN sang tuan rumah yang mengetahui maksud dan tujuan sang tamu, langsung bergerak cepat. Produk yang dinilai masuk kategori, dipersilahkan untuk dipantau. Sebagai orang lama yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun menekuni hobi dan ternak perkutut, tidak lama bagi Sutikno untuk melakukan pemantauan dengan hasil memuaskan.

Hanya beberapa jam saja, Sutikno sudah langsung menemukan apa yang dicari. Dua ekor jantan langsung dinyatakan cocok untuk dibawah pulang. “Saya sebenarnya cari materi jantan dan betina, tapi baru dapat yang jantan. Gak apa-apa, yang penting apa yang saya cari sudah ketemu,” ungkap Sutikno lagi.
Dari kedua jantan tersebut ternyata memiliki trah andalan di JBN yakni trah Irama Agung dan Sarana. Dua perkutut kesohor yang pernah melambungkan nama H.Tohir pemilik farm berkat reputasi yang dibukukan keduanya dalam setiap aksi di atas kerekan dalam sebuah gelaran konkurs tanah air level nasional.

“Alhamdulillah ternyata yang saya pilih adalah trah Irama Agung dan Sarana, saya sangat senang karena antara suara dan trah, sama-sama bagus, makanya sejak awal saya sudah yakin ketika datang ke JBN, pasti dapat materi yang saya butuhkan,” sambung kung mania yang selalu ditunjuk sebagai Dewan Pengawas dalam setiap kegiatan konkurs di Bangkalan.
Alasan Sutikno memilih kedua indukan tersebut karena keduanya pas dan cocok dengan calon indukan yang sudah dipersiapkan. “Dua jantan yang saya ambil punya kelebihan, suara yang ciamik, besar cowong dan ujung panjang,” ungkap Sutikno lagi. Diharapkan dengan bergabungnya skuad baru, diharapkan ada peningkatan kualitas produk Tikno Bird Farm.

Setelah resmi masuk kandang Tikno Bird Farm, diharapkan kedua indukan baru ini akan segera muncul anakan bagus dan Sutikno bisa secepatnya merilis produk ternak yang akan menjadi jujukan kung mania. “Mudah-mudahan apa yang saya lakukan bisa memberikan kesenangan dan kebanggaan,” harap Sutikno lagi.
