Perkutut
Tiga Pekan, Badai Gurun NERO BF Hattrick di Konkurs Bergengsi Jawa-Bali

NAMA Badai Gurun belakangan semakin santer terdengar di jagat perkututan blok timur (Jatim-Bali-Lombok) bahkan di tingkat nasional. Pasalnya, sejak Badai Gurun yang bergelang NERO BF Bali ini mulai diturunkan di arena konkurs langsung menduduki podium utama di kelas piyik hanging. Tepatnya di ajang Singo Joyo Cup di Kalisat Jember, 23 Agustus 2020. Saat itu Badai Gurun sempat unjuk suara dengan meraih bendera tiga warna hitam.
Dua pekan kemudian Badai Gurun kembali bikin eboh. Kali ini turun di event Kolaborasi Cup di Sanur, Minggu, 6 September 2020 juga berhasil duduk di singasana kelas piyik hanging yang juga tembus tiga warna hitam. Kung mania Bali dan Jawa yang hadir pun bisa mendengar bagaimana tipikal Badai Gurun sehingga layak menyandang tiga warna hitam.
Tak cukup menguji kualitas suara dan mentalnya di dua lomba yang berbeda pulau, Herlan Susilo sang empunya kembali menurunkan di ajang Sakera Cup 2020 di Pasuruan Jatim, Minggu, 13 September 2020.

Kali ini pertarungannya benar-benar beda. Lomba mempertandingkan dua kelas masing-masing piyik yunior 3 blok dengan jumlah peserta 144 burung dan piyik hanging 6 blok dengan 288 peserta. Seluruh tiket ludes terjual.
Badai Gurun yang berada di nomor 36, di babak pertama begitu malas ketika matahari belum begitu benderang. Badai Gurun hanya meraih dua warna hitam. Namun tatkala sang mentari mulai memancarkan sinar terangnya, Badai Gurun langsung tancap gas. Di babak kedua pertarungan berlangsung sengit, saling kejar poin pun terjadi. Badai Gurun yang memang suka panas mulai memainkan anggungannya dengan suara depan ngayun (klau), tengah tebal dan double dengan ujungnya yang delosor bengung panjang bervolume besar yang mengantarkan mengantongi tiga warna hitam.
Di babak ketiga Badai Gurun kembali bermain cantik. Tipikal suaranya yang ciamik yang rajin dikeluarkan mengantarkan mendapat bendera tiga warna. Badai Gurun semakin eboh, terlebih memasuki babak keempat kung mania yang hadir memberi perhatian khusus dari 288 kontestan yang turun di kelas piyik hanging.
Satu demi satu bendera tanda nilai ditancapkan hingga terakhir kembali menembus bendera tiga warna hitam yang sekaligus mengantarkan tetasan kandang 888 NERO BF ini menduduki podium utama. Badai Gurun sekaligus menjadi satu-satunya wakil peserta dari Bali, yang berhasil terdepan dari 288 peserta yang ikut serta. Dengan hasil ini, Badai Gurun mencatatkan hasil hattrick dalam tiga pekan. ‘’Kami bersyukur kepada Allah, karena usaha kami ternyata tidak sia-sia selama ini. Tentu kami tidak berpuas diri dan akan terus berkarya demi kejayaan perkututan Bali,’’ ujar Herlan Susilo sesaat menerima trofi juara hanging.
Badai Gurun netas di K. 888 NERO BF dari pejantan Cristal K.BBB dengan Cristal B9 yang bermaterikan HIKL 30 dengan Jupiter K Sinyo. Betina Cristal B9 ini sempat ditengarai jantan karena bersuara besar, tengah banyak dengan ujung delosor juga mental.
Selain Badai Gurun yang meledak di tengah pandemi Covid-19, NERO BF juga telah meretaskan sederet anakan yang tidak saja sanggup bersaing di skala lokal tetapi juga di kancah nasional. Mulai dari Misteri Surga yang dinobatkan sebagai burung terbaik dewasa senior LPB 2017 juga sempat juara 2 dewasa senior LPJT Bupati Cup Probolinggo 2018. Misteri Surga berasal dari indukan yang kental berdarah BBS (Thaisel) dengan Cristal B1.
Misteri Surga sempat dipasangkan dengan Palm SK33 menetaskan Bunga Surga juara 2 LPB junior, sayang induknya lepas. Namun kini Misteri Surga dijodohkan dengan NERO K.AAA anak Cristal DDD yang pada Selasa (25/8) sudah menetaskan anakan pertama.
NERO BF juga punya tetasan Irama Surga yang naik podium utama kelas piyik hanging LPI 2019 di Bangkalan. Di Kalisat Jember Irama Surga di kelas dewasa bebas masuk juara 11 dengan perolehan tiga warna merata. Adik Irama Surga bernama Opojare juga melejit di LPI Pasuruan 2019 dengan menduduki posisi puncak kelas piyik hanging. Irama Surga dan Opojare dari NERO K.888 merupakan anak dari pasangan Palm SK 59 dengan Cristal B9. Tak puas sampai di situ, Herlan Susilo pun mencoba memasangkan sang betina super Cristal B9 dengan pejantan Cristal K.BBB di NERO K.888, alhasil berbuahlah Badai Gurun.
Walau sudah menelorkan anakan jawara melalui NERO K.888, Herlan Susilo masih terus konsentrasi untuk mengembangkan trah Cristal DDD karena diakuinya mengedepankan air suara dan sudah cenderung style irama Indonesia dimana kental berdarah TL n444 dengan suara Ng-nya (bengung). (gde)
