Perkutut
Terpantau Saat Latihan, Lima Produk Unggulan CTP Bird Farm Bangkalan, Resmi Diboyong Kung Mania
Seperti biasanya setiap Selasa, markas CTP Bird Farm Bangkalan menjadi tempat mangkal kung mania untuk melatih perkutut orbitannya. Jumlah kerekan full, setengah kerek dan gantangan yang mampu menampung masing-masing sekitar 32 burung menjadi lokasi pilihan bagi mereka.
Mereka menjadikan lokasi tersebut sebagai salah satu pilihan untuk kumpul dan saling tukar pengalaman dan berbagi informasi seputar hobi perkutut. Begitu juga yang terjadi pada Selasa, 07 September 2021, lokasi ini dipenuhi oleh burung-burung yang sengaja dilatih untuk persiapan lomba yang sudah mulai aktif lagi.
Cuaca cerah dengan sedikit angin berhembus nampaknya membantu perkutut yang berada di masing-masing tempat tampil menunjukkan kemerduan suaranya. Mayoritas perkutut yang berada di tiang kerekan dan tiang gantangan, didominasi oleh produk CTP, meski ada pula perkutut milik produk ternak lain.
Semakin siang, suasana semakin riuh oleh suara mereka yang berada di lokasi, saat beberapa burung mengeluarkan suara terbaiknya. Ekspresi berbeda ditunjukkan oleh mereka. Ada yang sekedar tersenyum, ada yang begitu bernafsu memberikan respon, sampai ada yang berjingkrak karena kegirangan.
Suasana tersebut mirip dengan even dengan skala kecil. Beberapa dari mereka ada yang saling membisikan sesuatu pada teman sebelahnya. Dominasi perkutut yang ditampilkan membuat beberapa dari mereka terbius oleh performa yang diperdengarkan. Pantau memantau yang dilakukan mereka menjadi sinyal kuat kekaguman.
Dampak bisik membisik, akhirnya membuat mereka menyampaikan keinginan untuk meminang perkutut tersebut. Ir.R.Moh.Mahmud yang hadir dalam latihan tersebut tidak bisa menolak keinginan mereka. Awalnya sang pemilik CTP Bird Farm ini sudah mewanti-wanti agar mereka pastikan burung yang terpantau benar-benar sesuai agar tidak menyesal.
“Saya tidak ingin rekan-rekan kung mania yang membawa produk CTP karena terpaksa atau hanya asal pilih saja. Saya berharap mereka dapat burung sesuai pantauan sendiri dan dirasa cocok. Harapan saya berharap agar burung-burung bagus dari CTP bisa menyebar ke kung mania,” terang Ketua P3SI Pengda Bangkalan.
Mereka yang membawa produk CTP adalah Ustadz Rusdi Tanah Merah Laok, Tohir Alfia Tanah Merah, H.Samsul Banjar Galis dan H.Heri Adua Bangkalan Kota. “Saya pantau burung ini dengan seksama dan cukup lama, makanya saya pastikan ambil,” jelas Tohir Alfia. Kali ini Tohir membawa produk dari kandang CTP E.4 (Discovery K.999 C x CTP K.02).
Hal senada dilontarkan Ustadz Rudi. “Saya memang lagi cari burung yang bisa dibuat lomba, makanya saya pilih di CTP karena kualitasnya bagus,” jelas Ustadz Rusdi. Dua ekor perkutut berhasil diboyong yakni Fatamorgana, CTP H.9 (Discovery x CTP 662 Permata), perkutut yang sukses meraih juara di Latber Lantek Barat Galis sebagai juara 1 Piyik Hanging.
Satu produk lagi adalah Valetine, CTP E.10 (Jimat 1725 K.63 x CTP K.N8), prestasinya juara 2 PGM Cup Sampang di Kelas Piyik Hanging. Begitu juga yang disampaikan H.Samsul. Menurutnya perkutut yang sempat terpantau sudah masuk dalam kategori burung yang selama ini dicari.
“Mudah-mudahan saya tidak salah pilih karena sudah saya pantau betul,” kata H.Samsul. adapun perkutut yang resmi menjadi miliknya adalah CTP C.11 (Jimat K.888 x CTP K.A7). Apa yang disampaikan mereka sama dengan apa yang dikatakan H.Heri yang membawa satu produk unggulan yakni CTP e.12 (CTP K.B6 x CTP K.05).
“Saya sengaja datang latihan di CTP awalnya untuk silaturrahmi, ternyata ada burung bagus dan cocok, makanya saya ambil,” ujar pemilik ADUA Bird Farm Bangkalan. Tidak disebutkan berapa rupiah mereka mendapatkan produk CTP Bird Farm yang merupakan kandang unggulan dari trah Pusaka dan Sayonara.
Namun yang pasti harga yang dibandrol tidak sampai menguras isi kantong. “Saya tidak mempersoalkan harga berapa yang terpenting kami masih bisa silaturrahmi, mereka senang dapat burung pilihan sendiri dan mudah-mudahan burung-burung tersebut bisa berprestasi di arena lomba sehingga membuat semangat mereka selalu ada,” ungkap Ir.R.Moh Mahmud.