Perkutut
Team Bulldog Surabaya Menembus Batas, Boyong Trophy Mahkota Paku Alam Cup VII Yogyakarta

Usia masih muda, namun soal prestasi Team Bulldog Surabaya sudah membuktikan dirinya sebagai pendatang baru yang mampu mempertegas bahwa pemula tidak selamanya harus selalu mengalah dan berada dibelakang. Terhitung sejak enam bulan lalu, team besutan Cak Goendul ini menyatakan bergabung dalam komunitas kung mania tanah air.

Meski awalnya tidak banyak yang memperhitungkan kehadirannya di arena konkurs, namun bukan persoalan bagi Cak Goendul dan rekan-rekan untuk bisa terus eksis. “Kami hadir bukan untuk sekedar memeriahkan hobi perkutut, namun kami ingin menjadi bagian dari kemenangan disetiap lomba yang kami ikuti,” jelas Cak Goendul.

Berbekal semangat dan optimis yang luar biasa, akhirnya Cak Goendul mampu memperlihatkan prestasi team asuhannya dengan berbagai trophy dan piagam yang berhasil dikoleksi. Setiap kali turun lomba, tak pernah sekalipun team dengan formasi Ketua Rudy Akasa, Wakil Ketua Toni Hong Perkutut dan member Unggul Surabaya, Unyil-Unyil Surabaya dan Wak Brenk CB, pulang dengan tangan hampa.

Lambe Turah, Bulldog, Bagong, Bravo, Dobermen adalah sederet nama perkutut berprestasi yang berhasil orbit dengan segebok trophy dan piagam. Hampir setiap minggu team Bulldog hadir disetiap agenda lomba yang sudah terjadwal, dengan membawa pulang trophy kejuaraan. Prestasi anyar dibukukan dalam gelaran Konkurs KGPAA Paku Alam Cup VII Yogyakarta, Minggu 14 Juli 2019, lewat performa Pitbull yang berhasil menerobos daftar juara diposisi ketiga Kelas Piyik Hanging.
Prestasi yang patut dibanggakan, berhubung perkutut bergelang Kumboro 297 kandang Intan ini baru dua kali naik gantangan. Tarung pertama kali di konkurs Walikota Surabaya Cup dengan raihan juara dirangking 18. “Pitbull baru dua minggu saya pegang setelah dapat dari soulmete saya Rogi Kumboro dan langsung saya rawat. Pitbull adalah burung milik Rudy Akasa yang menyerahkan rawatannya pada saya. Dua kali turun lomba selalu masuk juara. Mulai Walikota Surabaya sampai Paku Alam Yogyakarta,” terang Cak Goendul.

Kemenangan dibarisan ketiga daftar kejuaraan Kelas Piyik Hanging Paku Alam Cup VII menurut pengakuan Cak Goendul belum seratus persen. Masih ada tugas yang harus dilakukan untuk lebih memaksimalkan perkutut berusia sekitar 3 bulan 1 hari saat tampil di Paku Alam Cup VII Yogyakarta.
Karena yang pasti saat tampil di Alun-Alun Selatan Yogyakarta, raihan nilai yang didapat Pitbull belum mentok. Bendera tiga warna yang didapat pada babak ketiga, belum memberikan rasa puas baginya. Setidaknya bendera tiga warna hitam harus menjadi milik Pitbull saat tampil di gantangan.

Meski merupakan perawat pemula, namun catatan kehebatan Cak Goendul dalam memoles burung kelas lomba, patut diapresiasi. “Saya baru dua setengah tahun menekuni hobi burung perkutut. Saya memulainya lewat ternak meski tidak paham soal ternak dan saya jadi perawatpun berangkat dari nol,” imbuhnya.
Namun siap sangka, saat ini Cak Goendul sukses memoles dan mengorbitkan burung kelas lomba dengan raihan prestasi yang tidak mengecewakan. Tidak hanya gelaran level regional, namun sudah mampu membukukan catatan even Liga Perkutut Indonesia dan Liga Perkutut Jawa Timur dan Jawa tengah, sudah pernah dikuasainya.

Perjalanan Cak Goendul dalam dunia hobi perkutut, bak meteor, melesat tanpa ada yang mampu menghalanginya. Saat ini dirinya sukses membangun kerajaan hobi perkutut bersama rekan-rekan sesame kung mania. Diakui olehnya, ada 10 ekor perkutut lomba milik Team Bulldog yang berada dalam rawatannya. Rata-rata perkutut tersebut memiliki kualitas nilai bendera tiga warna.
