Perkutut
Taufan Surabaya, Akhiri Jadi Penyemarak Konkurs, Pastikan 2022 Berkompetisi Berebut Podium Juara
Hobi perkutut kandang tidak bisa dikendalikan. Ketika berada di dekatnya, keinginan untuk masuk menjadi bagian, tak mampu untuk ditepis. Meski dengan sebuah pertahanan yang kuat, magnet hobi perkutut sampai saat ini belum ada yang mampu menandingi. Tidak heran jika setiap waktu jumlah kung mania mengalami perubahan.
Penghobi lama yang terlalu panjang menjalani masa vakum, kini kembali. Tidak sedikit pula pendatang baru yang benar-benar belum pernah merasakan menjadi kung mania, akhirnya menyatakan bergabung untuk memeriahkan konkurs perkutut tanah air. Tidak hanya dari kota saja, kehadiran kung mania berasal juga dari pinggiran.
Taufan, awalnya hanya menjadi bagian dari semarak hobi perkutut tanah air. Kung mania asal Surabaya, selama ini lebih banyak menjadi sebagai penyemarak even perkutut yang tergelar sepanjang waktu. Meski terlihat di arena konkurs, namun itu sekedar sebagai penyalur hobi yang sebenarnya tidak mampu untuk diajak kompromi.
Bersama beberapa kung mania yang sudah memiliki nama besar, Taufan seringkali terlihat muncul dihadapan puluhan kung mania hanya sebagai peserta yang memberikan dukungan penuh pada gelaran lomba yang didatanginya. “Sebenarnya saya sering hadir di arena lomba, tapi itu hanya sekedar ikut-ikutan,” terang Taufan mengawali obrolan.
Kesibukan pekerjaan menjadi diantara sekian alasan kenapa dirinya tidak bisa eksplor menekuni hobi perkutut yang sejak lama berada didekatnya. Dari beberapa pemain level atas yang selalu bersama, sebut saja salah satunya H.Abdus Syukur MTG Indonesia, Taufan mengaku banyak belajar dan menimba ilmu seputar perkutut.
“Selama ini saya banyak bersama Kang Syukur. Saya ikut setiap kali dia mau berlomba, terutama di blok tengah dan barat,” sambung Taufan. Seiring perjalanan waktu, ketika rutinitas ke arena lomba mengalami peningkatan, keinginan untuk menjadi bagian dari semarak hiruk pikuknya hobi perkutut semakin menjajah dirinya.
Pertahan yang begitu kuat, lambat laun mengalami penurunan. Terlebih ketika kesibukan pekerjaan, sedikit demi sedikit bisa ditinggalkan, Taufan langsung mengaku ingin tancap gas menekuni hobi perkutut secara totalitas. “Rasanya saya harus memutuskan untuk turun lapangan dengan membawa perkutut buat lomba,” ungkap Taufan.
Usai mengikuti gelaran Konkurs ALF BF Cup Semarang beberapa waktu lalu, Taufan menyempatkan mampir di Atlas Bird Farm Semarang. Tujuannya hanya satu, yakni ingin mendapatkan produk unggulan farm tersebut untuk dijadikan amunisi ketika saatnya tiba mendeklarasikan diri menjadi seorang petarung.
Menurutnya mumpung ada di Semarang, tidak ada salahnya mampir ke peternak yang sudah banyak melahirkan produk berkualitas lapangan. “Setiap kali saya ketemu Kho Henry, saya selalu ditanya kapan mau menjadi peserta dan main seperti yang lain, makanya saat ini adalah waktu yang pas buat saya untuk mewujudkan keinginan lama,” jelas Taufan.
Sang tuan rumah Henryanto nampaknya paham betul apa yang menjadi keinginan sang tamu. Suguhan sepasang produk dari Atlas K.666 bergelang Atlas 2579 dan 2580, resmi menuju Surabaya tanpa negosiasi alot. Tidak disebutkan berapa rupiah yang harus dikeluarkan Taufan untuk memboyong anakan yang berada pada usia sekitar 2 bulan.
“Alhamdulillah saya dikasih burung bagus sama Kho Henry. Tak perlu saya sebut nominal, tau sendilah berapa harga produk ternak di Atlas dengan kualitas burung kelas lomba,” ungkap Taufan lagi. Tidak berhenti hanya mentake over sepasang produk masa depan, Taufan akhirnya memboyong juga adik Legendaris, perkutut yang sempat menghebohkan jagad tanah air.
Produk yang berhasil diambilnya merupakan sebuah hadiah besar, mengingat berjenis cewek dengan kualitas suara yang bisa membikin bulu kuduk berdiri. “Ini baru luar biasa, saya dapat cewek adik Legendaris, soal suara jangan heran karena terpantau sangat bagus. Ini benar-benar hadiah istimewa buat saya dari Koh Henry,” sambung Taufan lagi.
Adapun perkutut yang dimaksud menggunakan gelang kaki Atlas 2545, lahir dari kandang Volkswagen (WNA 802 K.6 x Sri Ratu 962 K.Srirama) yang lahir pada 16 September 2021. Tidak disebutkan juga berapa rupiah Taufan harus mengganti kepergiannya dari Semarang menuju Surabaya.
“Saya benar-benar mengucapkan banyak terima kasih kepada Kho Henry yang telah memberikan produk ternaknya dengan kualitas super. Mudah-mudahan ketika pindah ke Surabaya, burung ini akan menjadi orbian saya dengan prestasi bagus, sedangkan untuk betina adik Legendaris bisa menjadi indukan penghasil anakan bagus pula,” harap Taufan lagi.
Rencana betina ini akan menjadi diproyeksikan untuk kandang ternak. Keinginan Taufan selain aktif menjadi pelomba, harapan menjadi peternak yang bisa mengorbitkan perkutut kelas lomba juga menjadi bagian dari misi yang harus diwujudkan. Siapa tahu nantinya, nantinya bisa membawa amunisi berlabel ternak sendiri dengan prestasi yang tidak kalah bagus.