Profil
Taksu Bali di Piala Raja Yogyakarta 8/9: Lubdhaka, Narantaka, Gopal dan Pandawa Unjuk Prestasi
PERHELATAN akbar lomba burung paling bergengsi Piala Raja di pelataran Candi Prambanan Yogyakarta pada Minggu, 8 September 2019 masih menjadi cerita special di kalangan kicau mania tanah air. Selain kelas yang paling bergengsi murai batu ring, ada kelas anis merah yang juga sukses menyajikan pertarungan sengit dengan tensi tinggi antar gaco dari berbagai daerah. Mereka tersaji dalam adu mental dan kualitas di antara jago-jago hebat dari pelosok negeri ini.
Sederet tokoh merah tanah air juga hadir untuk menguji mental para gaco andalannya. Dari Bali ada pasukan Taksu Bali yang langsung dikomandani Ian Mahayasa yang datang dengan 10 gaco andalan yakni 9 gaco turun di kelas anis merah dan 1 gaco turun di kelas murai batu. Dari seluruh gaco merah Taksu Bali yang bertandang, ada Lubdhaka yang turun di sesi pembuka kelas Anis Merah Sekar Kedaton A.
Di sesi pembuka ini, Lubdhaka berhasil mencuri perhatian para juri yang bertugas. Tampil ngotot dengan gaya hiper saat membawakan lagu, Lubdhaka pun sukses mengunci podium juara pertama. Lubdhaka diikuti oleh Narantaka di posisi ke-5 dan Pandawa, gaco milik Corsica di posisi ke-6.
Di sesi selanjutnya ada Gopal milik Made Dewanty yang turun di kelas Anis Merah Sekar Kedaton B di lapangan D. Gopal juga tampil gemilang, bersaing ketat dengan Casanova gaco andalan Ronald Owen, Gopal pun harus puas berada di posisi runner up.
Penampilan apik kembali dipertontonkan oleh Narantaka saat turun di kelas Anis Merah Jogja Istimewa dan berhasil bertengger di posisi runner up. Jeda dua sesi Narantaka kembali turun di kelas Anis Merah Pariwisata A. Langsung tancap gas sejak awal Narantaka pun kembali mencuri perhatian para juri yang bertugas. Bermaterikan lagu kasar, dengan dikombinasikan lagu kecil-kecil macam srindit, jenggot, suren, cililin dan juga rambatan dengan gaya teller hiper buang badan saat membawakan lagu, Narantaka pun melenggang sempurna sebagai penguasa podium juara pertama.
Menurut sang empunya Ian Mahayasa, penampilan apik para gaconya tak lepas dari perawatan konsisten dengan cara memahami karakter burung. Mandi hanya dua hari sekali cuma pagi setelah diangin-angin. Untuk perawatan harian minim EF yakni cuma 1 ekor jangkrik tiap hari sedangkan untuk buah hanya menggunakan pepaya dan itu hanya sedikit karena semua gaco andalannya merupakan burung fighter.
Melihat penampilan apik para gaco andalannya, membuat Ian tersenyum puas dan juga bangga. Rencananya Narantaka akan diturunkan di even Khofifah Cup yang akan digelar pada 27 Oktober 2019 besok di Surabaya. Meski banyak yang ingin meminangnya tapi tampaknya Ian masih enggan melepas dengan alasan masih sayang, apalagi Narantaka sudah hampir 3 tahun ikut dengannya dan selalu berhasil membawa pulang trofi, bukti bahwa Narantaka juga layak diperhitungkan. Begitu komentar Ian saat ditemui di gelaran Piala Raja pada Minggu (8/9/19) sore. *agrobur3/4