Perkutut
Surya Naga, Sopo Nyono, Franconero dan Sang Raja, Tunda Pesta Kemenangan Jago-Jago Tuan Rumah di LPJI Phoenix Cup II
Memasuki putaran kedua, Liga Perkutut Jogja Istimewa Phoenix Minggu 23 Februari 2020, tetap terselenggara dengan lancar aman dan sukses. Cuaca kurang mendukung yang dikhawatirkan akan terjadi, ternyata sama sekali tidak menampakkan wujud aslinya. Selama penjurian berlangsung, sama sekali tidak nampak adanya mendung apalagi sampai hujan turun.
“Cuaca hujan yang sempat kami khawatirkan akan turun, ternyata tidak terjadi. Kami sudah siapkan antisipasi ketika hujan itu benar-benar akan datang. Syukur lah semua berjalan sesuai harapan,” terang Beny Kurniawan, selaku ketua pelaksana. Ditambahkan olehnya bahwa seluruh rangkaian acara membuat peserta senang.
“Saya lihat seluruh peserta menikmati jalannya acara, tidak nampak raut sedih dan kecewa,” imbuhnya. Kondisi inilah yang dianggap bahwa pelaksanaan Liga Perkutut Jogja Istimewa Phoenix Cup II berjalan sukses penuh dengan nuansa nuguyu rukun diantara sesame peserta yang hadir di lokasi liga.
Meski acara ini dinilai sudah sukses, namun Beny mengaku masih ada tugas yang lebih besar dan harus dilakukan. “Saya ingin meningkatkan mutu dari pelaksanaan Liga Perkutut Jogja Istimewa Phonix Cup untuk agenda berikutnya, sehingga agenda ini benar-benar bisa menjadi ajang yang selalu dinantikan dan diminati oleh peserta.
Adapun yang akan dan sudah dilakukan panitia adalah dengan menghadirkan kung mania papan atas bersama burung andalannya, sehingga keikutsertaan burung-burung tersebut akan menambah serunya persaingan perebutan posisi kejuaraan. “Kami akan undang teman-teman yang punya burung nasional untuk ikut dikerek bareng sehingga menambah keseruan persaingan,” katanya lagi.
Kedepan Beny akan berusaha mengundang mereka agar mau hadir dan dipastikan pelaksanaan liga akan lebih seru. Kedatangan burung-burung level atas atau nasional, diharapkan juga bisa memicu pemain asal Jogjakarta untuk lebih semangat dan terpacu untuk memiliki burung berkualitas.
“Saya berharap agar pemain di Jogjakarta bisa lebih berkembang dan mereka berusaha untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas hasil ternaknya. Dengan adanya liga saya kira menjadi salah satu cara yang efektif,” katanya lagi. Apa yang diharapkan Beny Kurniawan untuk meningkatkan mutu dan kualitas produk ternak farm Jogja, memang tidak berlebihan.
Dalam gelaran kali ini, podium pertama dimasing-masing kelas berhasil diboyong peserta asal luar kota Jogjakarta. Di Kelas Dewasa Senior, juara pertama diraih Surya Naga orbitan Sie Peng An Banyumas. Kemenangan perkutut yang dikereka pada nomor 102 ring ALF, diraih berkat bendera tiga warna pada babak pertama, kedua dan keempat serta bendera dua warna hitam pada babak ketiga.
Disusul kemudian oleh Metropolis andalan Asep Abdullah Bantul, perkutut yang dikerek pada nomor 117 ring Asoy dengan raihan bendera tiga warna pada babak pertama dan kedua serta dua warna hitam pada babak ketiga dan keempat. “Alhamdulillah saya sebagai peternak pemula mampu bersaing dengan peternak yang lebih senior. Mudah-mudahan kemenangan ini memberikan semangat pada saya,” harap Asep Abdullah Asoy BF Bantul.
Di urutan ketiga ada Indonesia Raya milik H.Prabukusumo Jogjakarta. Menempati nomor kerekan 101, perkutut ternakan HDS ini berhasil meraih bendera tiga warna pada babak kedua dan dua warna hitam pada babak pertama, ketiga dan keempat. Di Kelas Dewasa Yunior, Sopo Nyono orbitan Jati Puworejo berhasil meraih podium pertama. Perkutut yang dikerek pada nomor 134 ini meraih bendera tiga warna pada babak pertama, kedua dan ketiga.
Sedangkan di babak keempat meraih bendera dua warna hitam. Kaisar andalan Hadi PLH Cilacap ring WA yang menempati kerekan 128 meraih posisi kedua berkat raihan bendera tiga warna pada babak pertama dan keempat serta bendera dua warna hitam pada babak kedua dan ketiga. Menyusul berikutnya Alhamdulillah milik Gaza Sleman.
Perkutut ternakan Sinar yang berada pada kerekan 157 berhasil meraih bendera dua warna hitam pada babak kedua dan keempat serta dua warna pada babak ketiga. Di Kelas Piyik Yunior, Rivaldo Banyumas sukses mengantar dua orbitan miliknya ke podium pertama dan kedua lewat performa apik Franconero dan Dynamite.
Keduanya merupakan perkutut produk Long Champ yang dikerek pada nomor 18 dan 19. Kemenangan Franconero diraih berkat raihan bendera tiga warna pada babak pertama, ketiga dan keempat serta dua warna hitam pada babak kedua. Sedangkan Dynamite sukses meraih bendera tiga warna pada babak pertama dan kedua, serta dua warna hitam pada babak ketiga dan keempat.
Menyusul kemudian Detonator, andalan Team Bulldog Surabaya. Menempati nomor kerekan 76, perkutut bergelang Imoba ini berhasil meraih bendera tiga warna pada babak pertama, dua warna hitam pada babak kedua dan keempat serta dua warna pada babak ketiga. “Sayang sekali Detonator kurang kerja, sehingga hanya dapat juara 3,” jelas Cak Goendul sang perawat.
Di Kelas Piyik Hanging, Sang Raja andalan Hadi PLH Cilacap berhasil menembus urutan pertama. Kemenangan perkutut bergelang WA yang digantang pada nomor 41 berkat raihan bendera tiga warna pada babak ledua, dua warna hitam pada babak pertama dan dua warna pada babak ketiga dan keempat.
Diurutan kedua ada dua burung yang memiliki nilai sama yakni dua warna hitam selama empat babak berturut-turut. Burung tersebut adalah Kuncoro milik Bambang Bantul ring Mas Kun yang menempati nomor gantangan 43 dan Kili Suci milik Edy S Kulonprogo ring Widya yang digantang pada nomor 52.
Setelah dimeja rekap, Kuncoro akhirnya ditetapkan sebagai juara kedua diikuti oleh Kili Suci diurutan ketiga. “Nomor gantangan 43 menang di suara tengah jika dibandingkan dengan nomor gantangan 52,” ucap Susriyanto sang perekap.