Puter Pelung
Sri Rama dan Anak Panca Hadang Jago Tuan Rumah di Liga Jenggala I Sidoarjo

Gong pembuka Lomba Seni Suara Alam Burung Puter Pelung Liga Jenggala Sidoarjo 2019, mulai ditabuh Sabtu, 14 Juni 2019. Sofwan selaku Ketua Persatuan Pelestari Puter Pelung Seluruh Indonesia (P4SI) Sidoarjo, dalam sambutannya mengatakan bahwa liga ini merupakan agenda berkala yang akan mempertemukan para jago-jago milik mania puter pelung.

“Liga kali ini akan memperebutkan juara dengan nilai poin ditiap-tiap penyelenggaraan liga. Di akhir liga aka nada akumulasi poin yang akan ditentukan siapa yang bakal menjadi juara di akhir liga. Saya berharap agar peserta bisa terus mengikuti liga sehingga bisa mengumpukan poin lebih besar,” harap Sofwan.
Para jawara yang ikut ambil bagian dalam even milik komunitas penghobi dan peternak burung puter pelung Sidoarjo, seakan ingin membuktikan dirinya sebagai peserta yang layak diperhitungkan. Begitu halnya yang diinginkan tuan rumah yang berharap jago-jago orbitannya bisa unjuk kegigihan dan mempersembahkan kemenangan terindah.

Bertarung di kandang sendiri dan berhasil meraih hasil bagus, nampaknya menjadi keinginan mereka. Dua kelas yang dibuka yakni Kelas Utama dan Kelas Madya, sepertinya menjadi target bagus untuk mereka kuasai. Liga Jenggala I adalah even milik, mereka, artinya mereka memiliki target tinggi untuk bisa berkuasa.

Namun ternyata dua kelas yang sudah mereka bidik, urung dipersembahkan. Karena dari hasil yang didapat, podium pertama di Kelas Utama dan Madya lepas dari tangan mereka. Lapangan Sumekar Bird Farm Tumapel Gedangan Sidoarjo, yang merupakan lokasi acara, gagal menjadi saksi keperkasaan jago-jago yang diusung oleh peserta tuan rumah.
Di Kelas Utama, Sri Rama yang diorbitkan oleh Tresna, mania puter pelung Jakarta sukses mencapai perolehan poin nilai paling tinggi. Puter apelung yang digantang pada nomor 30 meraih akumulasi nilai paling tinggi dan dinobatksn sebagai pemilik trophy juara pertama di Kelas Utama.

Dilanjutkan oleh Sulung puter pelung ternakan RBN yang digantang pada nomor 28, andalan Suraji Juanda Sidoarjo sebagai peraih podium posisi kedua. Dan urutan ketiga berhasil dipersembahkan oleh Kaconk jago Yusli Bangkalan ring Hanaya 288 pada gantangan 10.

Di Kelas Madya, dua jawara milik Syamsul Arifin Malang, meraih podium pertama dan kedua, masing-masing lewat performa apik Anak Panca pada gantangan 41 sebagai juara pertama dan Bharata pada gantangan 39 sebagai juara runner-up. Keduanya merupakan puter pelung produk Bonekamu.

Panca ternakan Bonekamu. Dilanjutkan pada posisi ketiga lewat performa Opo Jare orbitan H.Muslik Sidoarjo ring NIF. Dibukanya kedua kelas ini memang menjadi pilihan panitia. Sofwan selaku ketua P4SI Sidoarjo sekaligus ketua pelaksana mengaku bahwa Liga Jenggala kali ini sengaja membuka dua kelas yakni Utama dan Madya dengan pertimbangan bahwa hanya dua kelas inilah yang dianggap mewadahi keinginan komunitas.
“Keputusan ini murni dari aspirasi rekan-rekan dan juga panitia, sehingga kami hanya membuka dua kelas saja yakni Utama dan Madya,” terang Sofwan. Hal senada dilontarkan Muhlis, salah satu panitia. Menurutnya, Kelas Utama dan Madya dinilai memiliki level lebih tinggi dari pada kelas Pemula.

“Saya kira Kelas Utama dan Madya kelasnya lebih bergengsi, karena yang pasti peserta bisa berharap memiliki kelas yang lebih tinggi,” jelas Muhlis. Namun demikian, Sofwan ataupun Muhlis berharap agar apa yang sudah mereka lalukan, bisa memberikan sesuatu yang bermafnaat bagi peserta.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dan kami juga meminta ma;af apabila ada hal-hal yang kurang berkenan selama penyelengaraan,” pinta Sofwan. Satrio Wibowo selaku tuan rumah penyelenggara juga meminta ma’af jika apa yang dihadirkan belum bisa memberikan kepuasan.

