Ternak
Songsong Laga Murai 2021, D’Yan Samurai Siap-siap Turunkan Anakan Sendiri
WALAU ring silver D’Yan BF sudah seringkali mengisi daftar kejuaraan di berbagai latber dan lomba di Bali, namun sang empunya D’Yan Samurai enggan mempublikasikan di media.
Pasalnya, murai mania asal Banjar Ulun Uma Mengwi Badung yang terjun ke dunia lomba sejak paruh 2000-an ini di setiap hasil tetasannya yang moncer di lapangan langsung dimasukkan ke kandang. Ia lebih memilih mencetak basic blood untuk menguji trah darah burung juara apakah benar-benar punya daya turun yang bagus atau bahkan bisa lebih ditingkatkan lagi kualitasnya.
Karena itu, ketika ring silver D’Yan BF moncer di lapangan, jarang sekali dilepas meski banyak pinangan dan bahkan dibandrol harga yang tinggi. ‘’Masih penasaran ingin tahu seperti apa sih kualitas cucu dari Jalu, Red King, Predator, Teror,’’ ungkapnya.
Jika ingin menjual, D’Yan biasanya melepas sewaktu masih piyik. Sementara sebagian disimpan untuk dicetak menjadi petarung yang kini jumlahnya 30-an ekor yang umurnya berjenjang. Di antaranya ada yang sudah mulai bisa digandeng di lapangan.
‘’Selain tetap menurunkan gaco-gaco yang sudah ada, sudah waktunya saya meramaikan kelas murai batu dari hasil tetasan sendiri, sudah seharusnya kita mulai menggunakan burung lomba dari hasil penangkaran,’’ terang D’Yan Samurai yang mengaku siap-siap bakal turun 2021 mendatang dengan ring silver D’Yan BF.
Untuk menghadapi pertarungan di partai neraka murai tahun 2021 mendatang yang dipastikan bakal lebih kenceng dari tahun 2020, penggagas Bali Shanti Cup ini mulai melatih anakannya di berbagai tempat latihan untuk mengasah mental dan penguasaan lapangan.
Di antaranya, Taksu trah Jalu yang turun di latber GSM, Mengwi Badung Sabtu (21/11) sore yang sempat menduduki podium utama. Murai yang batu berumur 1,5 tahunan itu sudah menampilkan permainannya yang sangar. Tidak saja rolingannya yang nyepid dengan variasi lagunya juga tembakan cililinnya yang super dahsyat.
Sebelumnya, anakan dari kandang berbeda juga sempat moncer di latber Sabtu PBI di Gantangan D’tukad Kertalangu, Denpasar. Di tengah puluhan peserta, murai bercincin silver ini juga menduduki posisi puncak. Gaco ini ditake over oleh salah seorang pemain murai asal Kutri Singapadu Gianyar semasih trotolan. Dan setelah rontok sekali langsung moncer di lapangan.
D’Yan mengelola kandangnya lebih memfokuskan pada kualitas materi, baik mental tarung, kecerdasan burung dan gaya, dari jenis medan, bordan, nias, bahorok maupun kombinasi. Ia juga mengembangkan basic blood yang bersumber dari materi unggul yang menjadi materi utamanya. (gde)