SM 78 Bird Farm Gedangan Sidoarjo, Dua Setengah Tahun Berkiprah, Produknya Sukses Menembus Podium Juara

Pilihan Sampe Mulyo dalam menekuni hobi perkutut ternyata tidak salah. Dua setengah tahun sudah, kung mania ini resmi masuk menjadi komunitas peternak dan pelomba perkutut. Lomba menjadi rutinitas yang pernah dilakoni dan ternak adalah kesibukan baru dalam mengisi hari-harinya.

Namun, ketika pekerjaan menuntut waktu dan pemikiran yang lebih, Sampe Mulya akhirnya memilih untuk melonggarkan turun lomba, sedangkan ternak, tetap menjadi kesibukan yang dilakukan sebelum memulai aktivitas di tempat kerja. Demi menyalurkan hobi berlomba, Sampe Mulya memberikan kesempatan kepada rekannya untuk membawa sang orbitan untuk menjajal kemampuannya menghadapi musuh di lapangan.

Keputusan tersebut lebih disebabkan karena produk ternaknya sudah mulai banyak muncul dengan kualitas yang tidak mengecewakan. “Untuk urusan lomba, kebetulan ada teman yakni Mas Arif yang mau membawa ke lapangan, makanya saya kasih kesempatan mereka untuk meramaikan lomba,” terang pria yang akrab dipanggil Cak Mul.

Sedangkan untuk urusan ternak, tetap dihandle sendiri dengan dibantu 1 orang awak kandang. Saat ini adalah sekitar 46 kandang yang berdiri tegak dengan nama SM 78 Bird Farm. Lokasinya ada di Semambung Gedangan Sidoarjo Jawa Timur. Meski tercatat sebagai pendatang baru, namun soal kualitas yang dihasilkan, rasanya tidak mengecewakan.

Sederet nama produk bergelang SM 78 sukses mengukir prestasi di arena konkurs. Sebut saja Indah Pada Waktunya, tercatat sebagai peraih podium kedua dalam gelaran di Lapangan Pengda Surabaya Simorejo Sari A pada kelas Piyik Hanging. Nama lain adalah Matador, dengan raihan prestasi di urutan kedua lomba di Wonoayu Sidoarjo di Kelas Piyik Hanging.

Prestasi Matador berlanjut sampai ke Piyik Yunior. Dalam tarung yang diikuti, Matador berhasil meraih tempat keempat dalam gelaran Majapahit Cup Mojokerto. Sukses ini diakui sudah terjadi sejak satu tahun silam. Artinya bahwa Sampe Mulyo dan SM 78 Bird Farm tidak butuh waktu lama dalam menekuni ternak perkutut sampai bisa menghasilkan produk bekualitas. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah dari indukan yang dipakai.

“Saya banyak dapat indukan dari Cristal, NIF dan beberapa indukan import seperti TL, AD, DPT, ND, YC dan HHH,” ungkap Mulyo. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari bimbingan Ruddy NIF. “Saya banyak dibantu Mas Rudy NIF. Masukan, saran dan obrolan yang kami lakukan selama ini, sangat bermanfaat,” sambung kung mania kelahiran 1978 silam.

Pertemuan inilah yang menjadi awal dari kesuksesan Sampe Mulyo bersama SM 78 dalam menekuni ternak perkutut dan mencetak produk unggulan. “Alhamdulillah saya dipertemukan dengan orang-orang baik dan membimbing saya ke jalan yang benar, sehingga apa yang saya tekuni membuahkan hasil yang menggembirakan,” jelas Mulyo lagi.

Optimisme SM 78 dalam mencetak produk unggulan berikutnya begitu besar. Karena saat ini sudah nampak ada kandang yang memperlihatkan potensi untuk menjadi pencetak produk kelas lomba. Kandang tersebut adalah SM 78 K.2 (NIF 46 x NIF 117), SM 78 A.4 (Fajar x NIF) dan SM 78 C.2 (SM A.2 x Cristal).

Harapan kedepan, akan banyak produk dari SM 78 yang muncul dengan kualitas konkurs. “Keinginan besar saya adalah nanti bisa mencetak burung lapangan dari indukan ring sendiri,” tambah Mulyo lagi. Saat ini proses itu sedang dilakukan. Ada beberapa calon indukan dari ring sendiri yang sudah diproyeksikan untuk masuk menjadi penghuni kandang ternak.

Dari kandang SM 78 B.2 (Cristal A.7 x NIF EEE) sudah ada 7 strip anakan yang dipertahankan dan tidak dilepas. Rencana akan dijadikan calon penghuni kandang ternak karena secara kualitas, bisa diharapkan. Persiapan demi persiapan dalam menghadapi potensi sebagai peternak handal, terus dilakukan. SM 78 Bird Farm sudah memesan kandang umbaran untuk menampung produk yang nantinya akan dihasilkan.

Kiswono KBM BF dipercaya sebagai penyedia kandang umbaran. “Saat ini saya sudah dapat 3 petak kandang umbaran dan saya masih memesan 2 lagi. Mudah-mudahan sebelum lebaran sudah jadi,” kata Sampe Mulyo mengakhiri obrolan.