Perkutut
Setelah Miliki Lima Lokasi Latihan, Selanjutnya Pengda P3SI Surabaya Siap Mengkader Tiga Orang Juri
Ketua Pengda P3SI Surabaya Choirul Anwar terus berupaya menjadikan organisasi pimpinannya menjadi lebih baik sesuai harapan bersama. Dua tahun sejak disahkan menjadi Ketua, kini Surabaya sudah berdiri lima lokasi latihan, yakni Lapangan Pengda di Jalan Kenjeran, Lapangan Alib di Jalan Bendul Merisi Besar, Lapangan JR di Jalan Semampir Selatan Sukolilo.
Lapangan Simorejo di Jalan Simorejo Sari dan Lapangan TP (Terminal Perkutut Bird Farm). “Alhamdulillah Surabaya sekarang sudah punya lima lokasi tempat latihan, mudah-mudahan bisa memberikan wadah bagi rekan-rekan kung mania untuk tetap menyalurkan hobi perkututnya,” jelas Choirul Anwar.
Tersedianya lokasi tersebut nampaknya tidak membuat Choirul puas. Ia mengaku bahwa tugas lain yang harus dilakukan adalah pengkaderan juri. Menurutnya sebagai salah satu kota besar di Indonesia, selama ini Pengda P3SI Surabaya hanya memiliki 1 orang juri yakni Sholikin.
Namun sejak beberapa waktu lalu, Sholikin sudah mengundurkan diri dari kopra juri Pengda Surabaya karena alasan pindah ke Lamongan. Secara otomatis posisi juri kosong. PR inilah yang harus diselesaikan. Sampai akhirnya, Choirul Anwar berhasil menemukan calon juri yang siap mengisi posisi kosong tersebut.
“Alhamdulillah saat ini sudah ada beberapa calon juri yang siap masuk barisan kopra juri Pengda P3SI Surabaya, mudah-mudahan kabar ini menjadi awal yang menyenangkan,” terang Choirul Anwar. Adapun calon juri yang siap bergabung adalah Thomas, Jefri Wardoyo dan Pipit Adi Putra. Ketiga calon juri ini siap mengikuti program pengkaderan. Jefri Wardoyo awalnya adalah seorang tukang tancep bendera di Lapangan Pengda.
“Banyak yang mendorong saya untuk menjadi juri, salah satunya Pak Choirul, Pak Benny dan Abah Djainuri, sebenarnya saya belum siap karena belum merasa mampu, namun harus tetap saya lakukan, mudah-mudahan saja saya bisa melaluinya,” harap Jefri. Komentar lain dilontarkan Pipit.
“Saya tertarik dengan keindahan suara perkutut dan saya berminat untuk menjadi juri tanpa ada dorongan dari orang lain, ternyata keinginan saya didukung penuh oleh Ketua Pengda Surabaya,” ucap Pipit. Beda halnya dengan cerita Thomas. “Saya dua kali ngajak Thomas untuk jadi juri, namun dia menolak, entah kenapa tiba-tiba dia bersedia dan dia sudah menyerahkan foto copy KTP,” ungkap Choirul lagi.
Rencananya Pengda Surabaya juga akan menarik Pi’i yang kini masih berstatus juri Bali. Karena yang pasti Pi’i adalah warga Surabaya. “Saya lagi mengusahakan agar Pi’i bisa pindah status dari Bali ke Surabaya, karena dia sudah memiliki pengalaman sebagai koordinator juri dan masuk kategori juri nasional,” tegas Choirul lagi.
Sebab yang pasti keberadaan juri sangat vital dalam sebuah organisasi hobi. “Perangkat dalam organisasi, salah satunya adalah juri. Jika Pengda tidak punya juri maka berarti ada point yang tidak bisa dijalankan,” imbuh Choirul. Lebih lanjut diharapkan bahwa setelah juri sudah resmi bergabung, maka mereka nantinya bisa menjadi juri yang profesional dan menjadikan Surabaya sebagai barometer hobi perkutut tanah air.
H.Djainuri, selaku Penasehat Pengwil P3SI Jatim ikut senang dengan rencana bergabungnya calon juri untuk Pengda Surabaya. “Saya harap kalian bisa menunjukkan diri sebagai juri yang memiliki prinsip dan pendirian. Tidak ada juri yang sempurna, tapi yang penting ada kemauan untuk terus belajar,” saran H.Djainuri.
Setelah pengkaderan juri usai, Pengda P3SI Surabaya memiliki rencana besar yakni membentuk Pengcam. Surabaya sendiri memiliki sekitar 31 Kecamatan. “Selama periode saya, setidaknya ada target 75 persen sudah terbentuk Pengcam, mudah-mudahan rencana ini bisa berjalan sesuai harapan,” kata Choirul mengakhiri obrolan.