Perkutut
Sesama Ke-9 Situbondo, Minggu (11/4): Petir, Gempar dan Bar Bar, Bukti Ketangguhan Tim JBM Malang
Agenda rutin lomba burung berkutut bertajuk “Sesama Ke-9” Situbondo, yang digagas oleh Prada Moh. Solikin, hari Minggu (11/4) kemarin. Serta mendapat support langsung dari Basuki, selaku Ketua P3SI Pengda Situbondo dan hadir Totok Ole, salah satu tokoh senior perkutut Situbondo, berlangsung ramai dan berbuah sukses.
Buktinya, lapangan permanen Sesama Kungmania Situbondo, yang ada di jalan PB. Sudirman Gg. Setia No. 82 (belakang SMPN 5) Situbondo. Hari itu penuh sesak dibanjiri kungmania yang dari berbagai kota. Seperti dari Malang, Bangkalan, Gresik, Probolinggo, Jember dan juga Bondowoso. Dan mereka hadir dengan mengusung jago-jago perkutut terbaiknya.
“Selamat datang kembali di lapangan Sesama Kung Mania Situbondo. Saya atasnama panitia mengucapkan terima kasih, atas dukungan dan kehadiran teman-teman semua. Dan mudah-mudahan, jago-jago yang teman-teman turunkan, mau kerja maksimal dan juara,” tutur Prada Moh. Solikin, yang juga sebagai ketua P3SI Pengcam Kota.
Sementara, hadirnya jawara-jawara perkutut terbaik dari lintas kota. Memang makin menambah seru, atmosfir persaingan diajang Sesama ke-9 ini. Cuaca cerah kota santri Situbondo hari itu, juga mampu menghangatkan persaingan antar jawara yang turun.
Terbukti, begitu peluit dibunyikan sebagai tanda lomba dimulai. Sontak saja, lapangan Sesama Situbondo pun menjadi ramai. Baik oleh suara anggung merdu dari masing-masing jago yang dikerek. Maupun teriakan-terikan kecil dari bibir para joki serta pemilik, begitu jagonya usai melepas suara emasnya.
Tapi rupanya, ajang “Sesama Ke-9” ini benar-benar milik tim JBM Malang. Lihat saja, tim JBM yang turun all out dengan mengusung semua jago-jago terbaiknya yang turun di semua kelas. Bena-benar mampu mendominasi jalan penilaian dari babak ke babak.
Seperti di kelas dewasa, duet Petir dan Longsor yang sama-sama produk asli farm JBM. Sejak babak pertama sampai babak keempat berakhir. Baik Petir maupun Longsor, aksinya sulit dibendung. Dan kedunya pun berhasil mendominasi perolehan nilai tertinggi. Bahkan di babak ketiga, Petir mampu meraih bendera 4 warna.
Dengan mendapat bendera 3 warna dua kali di babak pertama dan kedua. Lalu mendapat bendera 4 warna di babak ketiga dan ditutup dengan bendera 3 warna hitam di babak keempat. Petir memang layak sebagai yang terbaik pertama dan disusul kemudian oleh Longsor yang rata mendapat bendera 3 warna hitam 4 babak penuh.
Hari itu, jago ring JBM bukan saja sukses di kelas dewasa. Namun di dua kelas lainnya, yaitu kelas piyik yunior mapun kelas piyik hanging. Produk JBM, benar-benar berhasil menyapuh bersih, podium tertinggi di dua kelas tersebut.
Bahkan di kelas piyik yunior, posisi lima besar terbaik nyaris saja disikat habis oleh burung-burung ring JBM. Lihat saja, Gempar meski terbilang baru turun pertama. Namun jago yang memang punya kualitas anggung mewah ini mampu merebut podium pertama.
Lalu di posisi runner up, ada nama Blegur milik Aliyono Bangkalan yang kualitasnya sudah sering teruji. Dan Senopati milik Nurwadi Situbondo, berhasil mengunci posisi tiga besar. Sebetulnya, posisi empat dan lima besar bisa dihuni oleh Vexana dan Mustika. Namun sayang, Matador milik Rahmad Jember, berhasil unggul tipis dan mengunci posisi 4 besar.
Untuk kelas piyik hanging. Munculnya Bar Bar, debutan muda ring JBM, juga mampu melengkapi ketangguhan jago-jago JBM. Karena piyik yang baru umur 2 bulan dan lahir dari Kandag Jaguar dan masih cucu Siaga ini. Berhasil meraih podium pertama, setelah unggul di dua babak kedua dan keempat denan raihan bendera 3 warna.
“Alhamdulillah, hari ini semua amunisi yang kami turunkan. Nyaris tak ada yang gagal membawa tropy juara. Bahkan Gempar dan Bar Bar yang baru kali ini turun, juga mampu menunjukkan kualitasnya sebagai jawara masadepan. Kedepan, mudah-mudahan keduanya mau kerja bagus,” kata Ahmad Hidayat selaku koordinator tim JBM.
Dikesempatan terakhir, Prada Moh.Solikin selaku penanggung jawab acara. Tak lupa mohon ma’af bila diperjalanan acara masih banyak kekurangan. “Betul, karena saya sebagai manusia biasa, jelas tak mungkin bisa sempurna. Sekali lagi terima kasih kepada semuanya dan mohon jika masih banyak kekurangan,” pungkas Prda Moh. Solikin. *agrobur2.