Perkutut
Sanggra Agung, Lokasi Latihan di Pelosok Desa, Jadi Aset P3SI Pengcam Socah Bangkalan
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini Bangkalan menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat perkembangan dunia hobi perkutut sangat pesat. Setiap gelaran kegiatan di Bangkalan dengan jumlah peserta membludak, selalu didominasi oleh kung mania asal Bangkalan dan sebagian kecil dari luar kota.
Besarnya jumlah penghobi didukung oleh meratanya tempat latihan yang lokasinya tidak hanya berada di pusat kota, tetapi bisa dijumpai sampai pelosok desa. Sebut saja latihan yang berada di Sangra Agung sebuah desa yang terletak di Kecamatan Socah Bangkalan Madura.
Lokasi latihan ini berada sekitar 16 km dari pusat kota arah selatan. Tempat latihan ini masuk menjadi wilayah P3SI Pengcam Socah. “Latihan terletak di Sangra Agung dan masuk di wilayah Pengcam Socah,” tegas Shaleh, Ketua Pengcam Socah yang ditemui saat berada di lokasi.
Baihaky selaku pemilik lokasi ini mengaku bahwa tempat latihan disini sudah ada sejak beberapa tahun lalu. “Lokasi di Sangra Agung sudah ada sekitar 3 sampai 4 tahun lalu, selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yang ingin melatih burung perkutut miliknya,” jelas Baihaky.
Setiap Selasa menjadi jadwal latihan tetap. Mereka yang hadir berasal dari Kamal, Burneh, Parseh, Modung, Labang, Jeddih, Bilaporah, Bek Engas dan daerah sekitar. Besarnya kung mania yang hadir dilokasi ini kadang membuat 30 kerekan plus gantangan yang tersedia tidak mampu menampung burung yang mau dilatih.
Akibatnya tuan rumah ataupun beberapa dari mereka yang harus mengalah untuk memberikan kesempatan kepada yang lain agar bisa mengerek burung perkututnya. Menurut Baihaky, sebenarnya total kerekan yang dimiliki berjumlah sekitar 100 tiang, namun tidak seluruhnya ditancapkan.
“Kerekan yang kami pasang Cuma 1 blok, sisanya disimpan dan biasanya dipasang pada saat ada latber ataupun lomba,” terang Sekertaris Pengcam Socah. Selain kerekan, Baihaky mengaku memiliki 3 blok gantangan yang juga tersimpan dan hanya dipasang pada saat dibutuhkan saja.
Jumlah 100 kerekan dan tiga blok gantangan, diakui Baihaky kadang masih kekuarangan ketika ada penyelenggaraan latber ataupun liga. Sehingga perlu pinjaman dari daerah terdekat. “Kalau kebetulan saya gelar acara dan kurang kerekan, maka saya akan pinjam ke Pak Wahid Nofa karena jaraknya cukup dekat,” kata Baihaky lagi.
Dirinya berharap jumlah kerekan dan gantangan yang sudah dimiliki, nantinya bisa lebih banyak, sehingga ketika ada kegiatan, tidak perlu lagi memimjam dari tempat lain. “Keinginan untuk menambah jumlah kerekan dan gantangan memang ada, namun harus bertahap dan harus kami bicarakan kepada sesame pengurus,” lanjut Baihaky lagi.
Setidaknya untuk saat ini, mereka bisa mandiri, tidak lagi bergantung pada pihak lain ketika hanya sekedar menggelar kegiatan yang sifatnya lokal. Aset yang sudah mereka miliki setidaknya bisa memberikan rasa aman dan nyaman karena kerekan dan gantangan adalah salah satu item yang sangat dibutuhkan.
Keberadaan lokasi ini memang sangat bermanfaat bagi masyarakat disekitar Sangra Agung untuk sekedar latihan. Mereka tidak harus menuju lokasi latihan yang lebih jauh. “Lokasi ini membantu saya untuk latihan karena tidak perlu jauh-jauh menuju lokasi latihan ditempat lain,” terang H.Cholil kung mania asal Jeddih.
Hal senada dikatakan H.Abdul Fatah. “Kalau Cuma latihan ngapain harus yang jauh, kalau ada yang dekat mending pilih daerah yang terdekat,” kata kung mania Bilaporah. Beberapa kung mania yang tinggal disekitar lokasi itu juga mengaku sangat diuntungkan dengan adanya tempat latihan tersebut. Karena mereka tidak harus menempuh perjalanan cukup jauh, hanya sekedar melatih burung perkututnya. “Saya berusaha ikut latihan agar lebih guyub dan kompak serta bisa ketemu sama teman-teman, bisa bergurau dan bisa saling berbagi pengalaman” lanjut Shaleh, sang Ketua Pengcam.