Bekisar/Ayam Laga
Saddam, Ayam Buras Andalan Imam Ali Surabaya, Belum Pernah Terkalahkan, Kini Nunggu Lawan Sepadan

Jam terbang yang dimiliki memang belum seberapa banyak. Start orbit ke lapangan tergolong agak telat. Mengawali tarung pertama kali di Bupati Bangkalan Cup pada 16 Januari 2022, Saddam ketika itu belum bisa memberikan prestasi karena saat tampil di atas kerekan bersama peserta lain, ayam buras satu ini belum mau mengeluarkan suaranya.

Kegagalan tersebut lantas tidak membuat Imam Ali sang pengorbit putus ada, bahkan sebaliknya menjadi pemicu untuk bisa memenangkan pertarungan berikutnya. Target menang langsung masuk dalam daftar catatan Imam Ali untuk kegiatan lomba yang akan dijalani selanjutnya.
“Saat turun di Bupati Bangkalan Cup, saya belum menemukan pola menu rawatan. Tapi saya yakin bisa membuat Saddam tampil pada lomba berikutnya,” jelas Imam Ali. Sejak saat itulah Imam Ali mengaku terus melakukan pemantauan agar bisa segera menemukan satu formula rawatan yang akan mendongkrak namanya.

Seiring perjalanan waktu, sampai akhirnya menu yang membuat Saddam mulai memperlihatkan performanya ditemukan. Tanpa membuang waktu terlalu lama, Imam langsung mengolah menu tersebut, mencoba melakukan latihan sebagai salah satu syarat treatmen untuk sang andalan.
Bupati Trenggalek Cup menjadi tarung yang kedua. Target Imam Ali adalah menang. Ternyata performa ayam buras yang kini sudah memasuki usia 2 tahun ini benar-benar berubah. Jika pada gelaran sebelumnya hanya menjadi penyemarak saja, kini Saddam mulai menunjukkan kelasnya.

Imam Ali mengaku sudah mulai menemukan formula untuk membuat ayam buras bercorak wiring kuning, agar mau tampil di lapangan. Target tersebut akhirnya menjadi kenyataan. Di akhir penjurian pada laga Bupati Trenggalek, Saddam langsung memastikan diri sebagai peraih juara pertama Kelas Ayam Buras.
Kemenangan tersebut langsung membuat heboh komunitas. “Alhamdulillah Saddam mulai menunjukkan suaranya,” sambung pria yang tergabung dalam Team Jabejo 28 Surabaya. Tidak puas dengan hasil tersebut, target lanjutan kembali dipasang. Lomba berikutnya Saddam harus bisa memperlihatkan kualitasnya.

Bupati Sampang Cup menjadi lanjutan drama aksi Saddan mendendangkan suara merdunya di atas kerekan. Lagi-lagi partai final menjadi laga yang akan diikutinya. Prediksi bahwa Saddam akan kembali menjadi yang terbaik, menjadi kenyataan. Seluruh juri yang bertugas dengan yakin menancapkan bendera juara persis dibawa kerekan Saddam berada.
“Sejak awal saya sudah yakin bisa menang, karena saya tahu betul bagaimana ayam ini ketika mau bunyi dengan bagus saat di lapangan. Saya sudah menemukan menu pakan yang bisa membuatnya mau tampil di lapangan,” sambung Imam Ali. Menjelang pertarungan untuk yang kesekian kalinya, kondisi Saddam tidak seperti biasanya.

Ada beberapa bulu yang rontok. Artinya bahwa Saddam mengalami masa mabung/rontok bulu dan biasanya akan mempengaruhi performanya saat tampil di lapangan. Imam Ali mengaku sedikit khawatir dengan apa yang terjadi. Namun demikian tekadnya tetap bulan, bahwa even di Sumenep harus tetap hadir.
Berbagai langkah dilakukan untuk mengkondisikan Saddam agar mau bunyi meski dalam kondisi rontok bulu. Satu minggu jelang turun tarung, Imam begitu fokus memberikan perhatian. Sampai akhirnya hari pelaksanaan Bupati Sumenep Cuo, even Lomba Ayam Bekisar berskala nasional dinyatakan di mulai.

Hujan yang sempat turun semakin membuat Imam Ali terus berfikir bagaimana mengkondisikan Saddam agar tetap tampil. Dengan ketelatenan dan kenyakinan yang kuat serta doa yang selalu dipanjatkan. Lambat laun Saddam tampil sesuai harapan. Di babak penyisihan performanya masih tetap oke.
Sampai dibabak final, Imam terus berharap yang terbaik. Saat partai ini dinyatakan mulai, harap-harap cemas dirasakan Imam Ali dan rekan-rekan. Namun siapa sangka, meski dalam masa mabung, Saddam mampu tampil menyakinkan dan podium pertama bisa kembali diraih dengan mudah tanpa hambatan.

Keberhasilan ini sebagai bukti bahwa Saddam memang ayam buras yang memiliki kualitas dan mental lapangan yang luar biasa. Meski dalam kondisi yang tidak memungkinkan, namun suara yang diperdengarkan masih begitu enak untuk dinikmati. Hal ini sekaligus sebagai warning bagi lawan bahwa Saddam masih betah untuk berada di barisan paling depan.
