Connect with us

Perkutut

Rush Bird Farm Galis Bangkalan, Tak Sempat Antar Orbitan Ke Puncak Prestasi Karena Produk Banyak Diminati Kung Mania

KONBUR Tayang

:

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya menjadi sesuatu yang memberikan keuntungan. Tahun 2016 lalu, Bahrus Sholeh memutuskan untuk fokus dan konsen menekuni ternak perkutut. “Sebenarnya saya senang dan hobi perkutut sejak dari muda, namun selama ini hanya sebatas hobi saja, baru tahun 2016 saya mulai sungguh-sungguh untuk ternak,” terang Bahrus Sholeh.

Bahrus Sholeh pemilik Rush Bird Farm Sadah Galis Bangkalan

Sebanyak 24 kandang ternak berhasil dibangun persis di depan kediamannya di Sadah Galis Bangkalan Madura. Menurut pengakuannya, kala itu dana yang disediakan untuk memenuhi keinginan untuk menjadi peternak sangat terbatas. “Waktu saya bangun kandang, uang saya mepet, makanya ketika pembangunan kandang selesai, saya tidak ada lagi biaya untuk membeli indukan,” ungkapnya.

Padahal indukan merupakan kelanjutan proses yang harus dilakukan setelah pembangunan kandang sudah siap. Bahrus Sholeh sempat bingung mencari cara agar kandang ternak perkutut yang sudah ia bangun, segera terisi indukan, sehingga proses produksi ternak perkutut miliknya bisa segera dimulai.

Produk ternak Rush Bird Farm tak pernah lama bersamanya

“Saya Sempat bingung kemana dan bagaiman cara mendapatkan indukan, karena dana sudah tidak ada lagi,” sambung pria yang juga seorang Ustadz. Sampai akhirnya ia menemukan cara yang menjadi jalan keluar untuk bisa mendapatkan indukan meski dana sudah tidak dimiliki lagi, yakni membarter indukan yang diincar dengan sepeda motor.

“Saya masih ingat betul, ketika pertama kali dapat indukan dari peternak di Surabaya. Akhirnya saya dapat indukan dengan cara tukar sepeda motor Jupiter,” sambung Bahrus Sholeh dengan setengah tersenyum mengenang masa-masa tersebut. Namun indukan yang didapat memang tidak bisa mengisi semua petak kandang yang dimiliki.

Perjuangan Bahrus Sholeh kini membuahkan hasil manis

Tetapi setidaknya kandang yang awalnya kosong, sejak saat itu sudah mulai terisi indukan. Bahrus mengaku merasa sudah menjadi seorang peternak perkutut. Mulai saat itu, status sebagai peternak sudah melekat dalam dirinya. Bahrus Sholeh kini sibuk dengan ternak perkutut yang ia namanya Rush Bird Farm.

Sebagai wujud keseriusan untuk menjadi bagian dari komunitas hobi perkutut tanah air, maka Rush Bird Farm miliknya didaftarkan ke Pengurus Pusat P3SI untuk mendapatkan plakat sebagai identitas farm miliknya. Baginya plakat sangat penting sebagai bukti bahwa ternaknya bisa dikatakan resmi secara organisasi.

Produk Rush BF laris manis diminati kung mania

“Saya mendaftarkan Rush Bird Farm pada tahun 2000 dan akhirnya mendapatkan plakat P3SI. Alhamdulillah ini sebagai wujud bahwa saya patuh pada organisasi,” kata Bahrus Sholeh lagi. Seiring perjalanan waktu, ketika produk ternaknya bermunculan, para peminat ikut ambil bagian didalamnya.

Meski bukan merupakan produk super dan istimewa, namun produk Rush Bird Farm banyak dilirik para kung mania. “Ternakan saya banyak yang dibawa teman-teman ke Jakarta, Kalimantan, Surabaya, Pasuruan dan daerah lain, harganya tidak mahal yang penting mereka senang dan puas dapat ternakan saya,” lanjutnya.

Stok produk Rush BF tidak pernah tersisa lama di umbaran

Bahkan pada saat dirinya membawa ke lapangan, ada saja yang tertarik untuk mentake over. Bahrus Sholeh tidak pernah menolak ketika ada yang berminat meminang perkutut orbitannya. “Biasanya kalau saya pas lagi lomba, pasti ada teman-teman yang senang dan berminat membeli dan saya langsung melepasnya,” katanya lagi.

Kenyataan inilah yang membuat Bahrus Sholeh tidak pernah mengorbitkan lebih lama produk ternaknya bahkan tidak pernah bisa mengorbitkan sampai pada usia dewasa. Diakui olehnya bahwa keberhasilan ini berkat indukan yang dipakai, seperti materi dari Lion, Adi dan Batu Hitam serta beberapa materi lainnya.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.