Perkutut
Rudy Supriadi, Ketua Pengda Banjarbaru Kalimantan Selatan, Kembalikan Semangat Kung Mania Pasca Vakum Cukup Lama
Tahun 2010 sampai 2013 menjadi masa dimana hobi perkutut di Banjarbaru Kalimantan Selatan begitu terasa. Agenda yang tergelar silih berganti dari satu lokasi ke lokasi lain, menjadi bukti kuat bahwa pada saat itu, Banjarbaru menjadi satu diantara daerah lain di Kalimantan Selatan yang eksis dalam menekuni hobi perkutut.
Hal tersebut diakui oleh Rudy Supriadi, tokoh perkutut yang kini diterpilih menjadi Ketua P3SI Pengda Banjarbaru. “Saya ingat betul mulai tahun 2012, 2011 sampai 2013, hobi perkutut di Banjarbaru begitu luar biasa. Kegiatan secara bergantian digelar secara bergilir diantara lokasi yang ada,” terang Rudy Supriadi mengawali obrolan.
Namun seiring perjalanan waktu, kemeriahan tersebut perlahan mulai memudar. “Frekuensi kegiatan semakin hari mengalami penurunan dan berkurang. Yang namanya hobi tidak bisa dipaksakan, karena para anggota ada kesibukan, ada juga yang mungkin karena burung-burung yang dipelihara mulai umur,” ungkap Ketua Pengda periode 2022 sampai 2027.
Kondisi tersebut diperparah dengan hadirnya pandemi corona. Nyaris tidak ada lagi yang namanya kegiatan. Lokasi yang dulunya selalu menjadi jujukan dan kunjungan kung mania untuk menyalurkan hobi, seketika tidak ada yang yang mendatangi. Akibatnya rumput liar tumbuh subur dan beberapa kerekan dan gantangan mulai mengalami kerusakan.
“Waktu itu lama tidak ada kegiatan. Sebelumnya perkutut di Kalimatan Selatan begitu semarak, setelah tidak aktif, teman-teman juga lesu. Setelah pandemi, teman-teman ngajak lagi untuk main, kita bikin Musda dan terpilihlah saya sebagai ketua baru Pengda Banjarbaru untuk periode lima tahun kedepan,” sambung Rudy Supriadi.
Setelah resmi terpilih, ada keinginan kuat untuk mengembalikan masa seperti dulu lagi. Salah satu program yang dicanangkan adalah menaikkan frekuensi kegiatan, baik latber ataupun lomba. “Selama ini antusias masyarakat mulai berkurang karena tidak ada kegiatan, makanya saya yakin dengan adanya egenda, maka secara pelan-pelan dinaikkan, minat masyarakat mulai kembali,” yakin pria 56 tahun.
Langkah pertama adalah dengan menggelar kegiatan. Gelaran bertajuk Latber Kemerdekaan RI ke-77 merupakan gebrakan perdana Pengda Banjarbaru pada Minggu, 21 Agustus 2022. Menurutnya kegiatan ini bertujuan agar rekan-rekan kung mania yang ingin merasakan kembali hadirnya aktifitas hobi perkutut, harus diawali dengan acara tersebut.
“Beberapa teman-teman di Banjarbaru ingin ada kegiatan berupa Lomba Regional, untuk itulah kami mengawalinya dengan kegiatan latber dulu, yang penting ada kegiatan, sehingga ini akan menjadi sinyal kembalinya hobi perkutut di Banjarbaru,” harap ASN di UPT Kementrian Lingkungan Hidup dan Perhutanan.
Aksi selanjutnya adalah mendapatkan dukungan dari tokoh kelas atas untuk mendukung seluruh kegiatan. Saat ini Pengda Banjarbaru sudah mendapatkan dukungan penuh dari tokoh perkutut nasional yakni H.Jay/H.Reyhan Binuang Kalimantan Selatan. Tidak tanggung-tanggung dukungan tersebut berupa 1 blok tiang untuk kerekan.
“Alhamdulillah Pengda Banjarbaru mendapatkan bantuan 1 blok kerekan dari H.Jay/h.Reyhan Binuang Kalimantan Selatan. Jadi saat ini kami sudah memiliki 3 blok tiang kerekan dan 1 blok tiang gantangan. Mudah-mudan tambahan ini bisa lebih membuat kami semangat untuk menyemarakkan hobi perkutut,” tambah Rudy Supriadi lagi.
Nantinya setelah tiang itu terpasang, untuk kegiatan lanjutan, maka akan bertambah untuk kelas lomba. Gelaran perdana Pengda Banjarbaru hanya membuka tiga kelas yakni Dewasa Senior, Dewasa Yunior dan Piyik Hanging. Padahal menurut Rudy, saat ini kung mania disana ada yang sudah punya burung setengah umur yang cocok untuk masuk Kelas Piyik Yunior.
Sehingga kedepan, kelas ini akan menjadi partai baru untuk memberikan ruang dan kesempatan kepada mereka agar bisa tetap melombakan perkutut miliknya. Ditambahkan pula bahwa kendala yang akan dihadapi adalah penilaian masyarakat bahwa burung perkutut itu mahal, sehingga menjadi halangan bagi mereka untuk menekuninya.
“Kami ingin merubah image bahwa perkutut adalah hobi yang mahal, makanya kami ingin mereka mengerti dan paham bahwa hobi perkutut sangat menyenangkan dan merakyat. Seperti di Madura semua lapisan bisa main. Salah satu cara yang kami lakukan adalah dengan menyediakan doorpize perkutut dari beberapa peternak, sehingga mereka yang dapat akan dengan sendirinya tergerak untuk menekuni dan masuk,” urai Rudy Supriadi lagi.