Ayam Bekisar
Renggo Tumbangkan Luna Maya, Panglima Kumbang Akhiri Dominasi Seblang di Whisnu Sakti Buana Cup Surabaya, Kualitas Ayam Buras Makin Menggila
Gelaran Kontes Ayam Bekisar, Ayam Hutan dan Ayam Buras memperebutkan Piala Wisnu Sakti Buana (Wakil Walikota) Surabaya berlangsung tertib, lancar dan aman. Menempati lokasi di Lapangan Perkutut Simo Rukun Surabaya, acara dihadiri oleh bekisar mania asal Banyuwangi, Bondowoso, Sidoarjo, Surabaya, Madura, Trenggalek, Solo dan Yogyakarta.
Hadir pula mantan Ketua Umum Kemari H.Nanang Mujiarto. “Saya sengaja hadir karena ingin bertemu dengan rekan-rekan penghobi yang sudah lama tidak pernah saya jumpai,” tegas H.Nanang yang hadir tanpa pengawalan. Hadir pula dalam acara tersebut, H.Djamad Badrun tokoh bekisar asal Sampang Madura.
Tidak ketinggalan, H.Asid mania asal Tanah Merah Bangkalan yang datang bersama rombongan satu team. “Inilah yang namanya hobi, tidak mengenal dimana dan kapan harus turun melombakan ayam, yang lebih penting adalah terus menjalin tali silaturrahmi antar sesama mania,” jelas H.Asid.
Cuaca panas yang menyengat nampaknya tidak membuat para peserta beranjak dari tempat dimana mereka berada. Panas kali ini benar-benar dirasakan oleh seluruh peserta, juri dan panitia yang ada di lokasi acara. Even kal ini tidak hanya melombakan ayam bekisar, tetapi ayam hutan dan ayam buras menjadi bagian dalam penjurian.
Diawali dengan penjurian ayam hutan, yang berhasil menghadirkan sekitar 13 ekor. Andre selaku pemrakarsa lomba ayam hutan mengaku masih konsisten untuk menghadirkan lomba ayam hutan dalam setiap gelaran lomba ayam bekisar. Karena dengan cara ini keberadaan ayam hutan akan tetap bisa dipertontonkan.
“Kami akan terus menggelorakan ayam hutan menjadi bagian dalam sebuah gelaran lomba ayam bekisar. Saya mewakili rekan-rekan sesame penghobi ayam hutan mengucapkan banyak terima kasih panitia lomba ayam bekisar Whisnu Sakti Buana yang mempersilahkan ayam hutan menjadi bagian dalam perlombaan,” ungkap Andre.
Agus Tomin mania asal Yogyakarta berharap agar even seperti ini bisa selalu ada dan bisa menjadi agenda rutin. “Kami harap agar masyarakat mulai menampilkan ayam hutan untuk dilombakan dengan tujuan agar keberadaan ayam hutan bisa tetap eksis,” harap mania ayam hutan yang selalu eksis dalam setiap agenda lomba.
Ayam buras juga menjadi bagian dalam agenda penjurian. Ada sekitar 14 ekor yang berhasil dikerek. Kualitas ayam yang dihadirkan benar-benar membaut juri dan juga penonton berdecak kagum. “Ayam Buras yang dilombakan bagus-bagus, terus terang kami harus bisa teliti dan seksama dalam memilih juaranya. “ aku Safi’i juri asal Bangkalan Madura.
Meski harus bersusah payah dalam memilih urutan kejuaraan, akhirnya juri memutuskan Lanceng Kanak, orbitan Haryadi Surabaya yang dikerek pada nomor 13 dinobatkan sebagai juara pertama. Disusul kemudian oleh Kala Cakra andalan Mahmud Bangkalan pada kerekan 18 sebagai juara kedua dan Sumber Bejo milik H.Asid yang dikerek pada nomor 10 sebagai juara ketiga.
“Saya ucapkan selama kepada Lanceng Kanak yang telah memenangkan penjurian di Kelas Ayam Buras, kali ini andalan saya harus mengakui keunggulan lawan,” kata H.Asid usai penancapan bendera kemenangan dilakukan. Supandi yang mengawal langsung Lanceng Kanak mengaku sejak awal sudah yakin akan menang.
“Kali ini saya betul-betul mempersiapkan Lanceng Kanak agar bisa meraih juara dan Alhamdulillah akhirnya bisa terwujud,” jelas Supandi. Penjurian dilanjutkan pada Kelas Ayam Bekisar Laga Madya. Di partai final, ada lima bekisar yang dikerek untuk menentukan posisi kejuaraan.
Setelah melalui penilaian oleh enam juri, akhirnya Panglima Kumbang orbitan Witso Bangkalan yang dikerek pada nomor 14 dipilih sebagai peraih juara pertama. Kemenangan ini tentu menjadi sesuatu yang membanggakan karena mampu mengakhiri dominasi Seblang bekisar milik Tek Gwan Banyuwangi.
“Alhamdulillah Panglima Kumbang bisa meraih hasil bagus. Mudah-mudahan kedepan bisa lebih baik lagi,” harap Witso yang ditemui usai penjurian. Seblang sendiri yang selama ini menjadi bintang lapangan dan langganan juara pertama, harus mengakui keunggulan lawan. Menempati nomor kerekan 20 Seblang harus menerima keputusan juri sebagai juara kedua.
“Saya sekali Seblang kalah start, tidak biasanya Seblang tampil seperti ini. Setiap kali saya ikutkan, selalu tampil gacor,” ungkap Tek Gwan. Dan diurutan ketiga ditempati Joko bekisar milik Yadi Trenggalek yang dikerek pada nomor 10. Di Kelas Pratama, Otong orbitan Imam Junaedi Sumenep yang dikerek pada nomor 25 berhasil meraih juara pertama.
Disusul kemudian oleh Bunga Sari andalan H.Mudiri Sampang pada nomor kerekan 18 diposisi kedua dan Setan Malam milik Fauzi Surabaya yang dikerek pada nomor 48 sebagai juara ketiga. Dan partai paling akhir yakni Final Laga Utama. Enam ekor ayam yang dikerek harus diputuskan siapa yang berhak meraih juara.
Setelah melalui penjurian, akhirnya Renggo andalan Haryadi Surabaya paa kerekan 02 ditetapkan sebagai juara pertama. Kemenangan ini terasa luar biasa karena mampu menumbangkan domains Luna Maya, orbitan Witso Bangkalan yang selama ini selalu tampil konsisten sebagai juara pertama.
Luna Maya sendiri yang berada pada kerekan 17 tak mampu berbuat banyak karena hanya menempati juara diuturan kelima. Sedangkan urutan kedua diraih oleh Sumber Beji milik H.Asid Bangkalan yang dikerek pada nomor 18 dan tempat ketiga ada Anak Muda andalan Hoyu Surabaya pada kerekan 25.