Connect with us

Perkutut

Rapat Koordinasi & Rekonsiliasi Juri dan Perumus P3SI Tingkat Nasional di Bangkalan, Lahirkan Pakta Integritas, Bagaimana Reaksi Juri, Berikut Komentarnya

KONBUR Tayang

:

Agenda penting disela-sela pelaksanaan Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut memperebutkan Piala CakraAdiningrat Bangkalan, yakni Rapat Koordinasi & Rekonsiliasi Juri dan Perumus P3SI Tingkat Nasional di Hotel Ningrat Bangkalan, akhirnya menghasilkan keputusan baru bagi perkembangan hobi perkutut yang diharapkan lebih berbobot dan terhormat.

Rapat Koordinasi & Rekonsiliasi Juri dan Perumus TIngkat Nasional

Hasil tersebut tertuang dalam Pakta Integritas. Banyak pihak yang berharap bahwa dengan keluarnya produk hasil musyawarah yang diikuti oleh juri-juri dari seluruh Indonesia, akan memberikan warna baru keberpihakan sistem penjurian pada sisi fair play, transparan dan berkeadilan.

Pakta Integritas tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Bidang Penjurian P3SI Pusat, H.Gunawan MTG pada Ketua Umum P3SI, Mayjend TNI (Purn.) H.Zainuri Hasyim. Proses finalisasi menuju keputusan memang tidak dihasilkan dengan cara mudah dan gampang. Interupsi dan usulan bermunculan dari para pengamat dan peternak perkutut yang sengaja diundang.

H.Gunawan MTG dan Akhmad Mauludin juri nasional Sampang yang menjadi pembicara banyak mendapatkan “serangan” dari hadirin. Namun dengan ketegasan, para pengusul akhirnya bisa dikendalikan dan mampu dijadikan masukan untuk kesempurnaan dari produk tersebut.

Breefing juri menjadi kwajiban yang selalu dilakukan sebelum acara dimulai

Pakta Integritas ini pasti banyak yang menunggu proses eksekusinya. Apakah juri mampu menjalankan tugas sesuai dengan apa yang sudah diputuskan. Berikut komentar beberapa juri menyikapi hasil rapat tersebut. Jony Idris, juri nasional asal Probolinggo mengaku siap menjalankan apa yang sudah menjadi keputusan bersama.

“Saya kira apa yang sudah kami lakukan itu adalah sesuatu yang bagus. Enak ke juri, yang penting kerja juri harus benar-benar dirubah semua agar bisa sesuai dengan aturan yang sudah kita selesaikan,” terang Jony Idris. Lebih lanjut disampaikan bahwa juri harus mengikuti semua aturan, sebab kalau tidak, maka akan ketinggalan dan jika itu terjadi maka juri yang bersangkutan sangat tidak dibenarkan.

Menyamakan persepsi menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan

“Semua dari hari nurani dan saya yakin bila ini bisa diterapkan maka akan berdampak pada burung, harganya akan mahal dan yang beli di lapangan tidak akan ragu lagi karena sudah sesuai dengan kualitas. Apalagi saat ini pemain sudah pada pintar,” sambung Jony Idris. Adi Purwanto juri nasional asal Jember mengatakan hal yang sama.

“Apa yang sudah dilakukan dalam rapat Koordinasi dan Rekonsiliasi adalah hal yang positif dan bagus untuk penilaian karena sesuai dengan AD/ART,” jelas Adi Purwanto. Disampaikan juga bahwa jika hal itu bisa dilaksanakan maka P3SI akan maju dan berkembang sesuai cita-cita bersama selama ini.

“Harapan saya dengan hasil yang sudah dicapai, maka peserta bisa lebih paham dan juri bisa bekerja obyektif dan netral serta dijauhkan dari KKN karena semua sudah berlandaskan pada AD/ART untuk menerapkan penilaian yang se obyektif mungkin,” sambung Purwanto. Diakui juga bahwa kegiatan ini adalah moment yang sangat langkah dalam mengevaluasi hasil dari lomba-lomba.

Akhmad Mauludin saat memberikan pemaparan seputar sistem penjurian

Hoirul Anam Sampang mengatakan hal yang seirama. “Saya kira enak dan bagus karena juri bisa menjalankan penjurian secara fair play, tidak ada lagi yang bisa menggangu kinerja juri. Ini tentu akan membuat juri lebih tenang saat berada di dalam lapangan. Harapan saya dengan hasil rapat, hobi perkutut bisa lebih maju dan sukses,” papar pria yang akran dipanggil Kacong.

Triyono Budi Riyanto, juri nasional asal Yogyakarta sepakat dengan apa yang disampaikan rekan-rekan sesama juri. “Dengan adanya keputusan rapat, baik dari sisi juri dan peserta sama-sama enak. Burung yang bunyi nilainya akan disesuaikan. Dulu gak ada hitungan, sekarang suara burung untuk mencapai angka sekian harus melalui hitungan dan kualitas suaranya,” papar Triyono Budi Riyanto.

Tentunya dengan system ini, burung akan tetap mendapatkan perhatian. “Harapan saya dengan aturan yang baru saja diselesaikan, maka teman-teman juri akan melaksana tugas dengan baik tanpa lagi ada keraguna dalam memberikan penilaian,” sambung Triyono. Zainal, juri nasional Jawa Barat mengaku bahwa keputusan tersebut tentu akan memberikan dampak.

Ketua Pengwil Jatim dan Ketua Pengda Bangkalan mengapit Dewan Pengawas Lomba

“Keputusan system penjurian yang sudah dihasilkan akan membuat juri dituntut lebih baik kinerjanya. Mau tidak mau harus diikuti karena itu bukan hal yang baru, selama ini sudah ada di AD/ART, kami tinggal penyesuaian lagi, balik lagi ke laptop,” ungkap Zainal. Lebih lanjut disampaikan bahwa jika ada juri yang tidak melaksanakan, maka dampaknya kepada diri sendiri. Ini seperti mata rantai yang tidak bisa dipisahkan.

“Juri menilai burung, sedangkan kalau juri di nilai oleh peserta. Jika tidak melaksanakan maka juri akan tersingkir,” tegas Zainal lagi. Akhmad Mauludin, juri nasional asal Sampang berharap ada perubahan. “Harapan ke depan kerja juri bisa nyantai dan enjoy, yang terpenting juri menerapkan aturan ini sehingga juri bisa bertugas tanpa beban. Juri tidak ada tekanan.

Perumus mendapatkan perhatian dalam Rakor dan Rekonsiliasi di Bangkalan

Saya harapkan aturan ini diterapkan dari lomba sekecil apapun dan nantinya para peserta terbiasa dengan aturan yang ada,” usul Akhmad Mauludin. Lantas bagaimana jika ada juri yang tidak sesuai dengan aturan. “Jika ada juri yang tidak melaksanan, maka kita tinggalkan. Dalam artian kita sikat dan libas, begitu juga jika ada juri yang main-main maka kita skorsing,” tambah Akhmad Mauludin lagi.

Hasil rapat tersebut diakui bahwa kini sudah menjadi Pakta Integritas. “Kalau ada juri nasional dan senior tidak dipakai dalam kegiatan besar, maka juri tersebut harus introspeksi diri,” ungkap Akhmad mengakhiri obrolan. Happy Kurniawan, juri nasional Jember memberikan komentarnya.

Sistem penjurian sudah ditetapkan dan tidak ada alasan untuk membuat persepsi sendiri

“Keputusan rapat akan membawa suasana baru yang lebih kondusif, aman dan yang jelas penilaian lebih transparan. Hari ini (minggu, 04 Agustus 2024), peserta banyak yang menerima,” ungkap Happy Kurniawan. Puswanto, juri asal Sumenep Madura juga memberikan komentar.

“Kalau kita menjalankan sesuai AD/ART, maka juri enak dan peserta juga enak. Kenapa AD/ART harus kita pegang, karena hal itu akan sangat membantu juri dalam menjalankan tugasnya dengan baik,” jelas juri yang akrab dipanggil Wawan. Selama ini penjurian 3-5-7 sering kali tidak dilaksanakan dan berganti menjadi 2-4-6 dengan berbagai alasan.

Kelas Hanging tetap mendapatkan porsi yang sama dalam aturan

Kini dengan hasil keputusan, maka penjurian 3-5-7 akan menjadi keputusan mutlak dan tidak bisa berubah, sehingga semua kegiatan seragam dengan menggunakan keputusan tersebut. “Sekarang juri aman dalam menjalankan tugas karena peserta juga sudah paham tentan aturan main 3-5-7 yang harus dikuti. Kalau aturan itu dipakai, maka protes dan urakan tidak akan ada, karena semua suara burung dihitung,” ujar Wawan.

Artinya bahwa semua prosedur penilaian dilakukan dengan memperhatikan banyaknya suara bagus yang diperdengarkan oleh burung. Itu berlaku untuk semua burung tanpa terkecuali.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.