Perkutut
Ra’as Bird Farm Sampang, New Comer yang Makin Populer Berkat Prestasi Level Nasional Produk Ternaknya Bernama Putra Mahkota
Setiap peternak memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk melahirkan produk unggulan. Bukan saja peternak lawas dan senior yang harus lebih dulu, menghadirkan produk kandang dengan kualitas bagus, peternak pemula memiliki kesempatan yang sama. Karena yang pasti, kepemilikan indukan bagus saat ini sudah tersebar merata di berbagai farm.
Ra’as Bird Farm Sampang, yang resmi dipatenkan pada April 2021 lewat plakat P3SI Pusat, hadir sebagai pendatang baru. Supriyadi sang pemilik farm mengaku bahwa ada keinginan untuk berusaha menjadi peternak sukses yang bisa mencetak hasil ternak dengan kualitas seperti peternak besar.
AKN Bird Farm dipilih menjadi satu diantara farm rujukan untuk menentukan indukan yang akan mengisi kandang ternaknya. “Saya banyak ambil indukan dari Pak Klebun Aksan AKN Bird Farm Sampang, bahkan mayoritas indukan saya dari sana,” terang Supriyadi. Demi mempercepat realisasikan keinginannya, jebol kandang pernah dilakukan.
“Bulan Juli 2019 saya pernah jebol kandang AKN Bird Farm Sampang yakni Surban Putih bersama pasangannya untuk saya bawa ke Ra’as Bird Farm,” ungkap Supriyadi. Surban Putih (Naga Muba A.4 cucu Ronggeng) dan pasangannya AS K.Raja, akhirnya tinggal dan menetap di kandang Ra’as 777.
Diakui olehnya bahwa setelah berpindah lokasi, Surban Putih dan pasangannya sulit untuk berproduksi. Kenyataan ini tidak membuat Supriyadi putus asa. Segala cara dilakukan agar keduanya bisa segera berproduksi. Upaya keras tersebut akhirnya membuahkan hasil. Kedua indukan bisa kembali berproduksi, namun jumlahnya terbatas.
Sejak resmi dipinang dari kandang AKN ke Ra’as, Surban Putih hanya melahirkan anakan sebanyak lima tetesan. Anakan inilah selanjutnya dikembangkan menjadi indukan di kandang Ra’as dan jadi basic blood. Daya turun dari Surban Putih luar biasa, ketika jadi indukan baru, hasilnya menggembirakan dan banyak produk yang laku keras.
Salah satu kandang yang dihuni oleh keturunan Surban Putih yakni Ra’as K.777 (Raa’s – cucu Surban Putih x Ra’as – cucu Gendawa) melahirkan produk bernama Putra Mahkota. Lahir pada 07 Mei 2021 dengan gelang bernomor Ra’as 101. Lewat pemantauan yang dilakukan, Supriyadi memiliki kenyakinan akan masa depan produk ternak tersebut. Saat dilatih, ada peluang bagus untuk dibawa ke arena lomba.
PGM Cup Sampang yang tergelar pada Minggu 05 September 2021, menjadi pertarungan perdana perkutut tersebut. Turun di Kelas Piyik Hanging, perkutut tersebut berhasil menembus urutan keenam. Hasil menggembirakan untuk pertarungan pertama kali bagi Supriyadi bersama produk sendiri. Kemenangan itulah yang akhirnya menjadi awal orbitnya produk Ra’as.
“Saat menang di PGM Cup, ada pemain dari Malang yang berminat membeli Putra Mahkota, Senin pagi, orang tersebut langsung ke rumah dan saat itu Putra Mahkota resmi berpisah dengan saya,” sambung Supriyadi. Prestasi Putra Mahkota ternyata tidak berhenti disana. Saat tampil untuk kedua kalinya dalam gelaran Sakera Cup Bangil Pasuruan, hasilnya semakin menakjubkan.
Berebut kemenangan dengan peserta sekitar 8 blok, akhirnya memutuskan bahwa Putra Mahkota berhak atas podium kedua pada Kelas Piyik Hanging. Kali ini pemilik sudah berubah atas nama Team Hercules Malang. Kemenangan tersebut membuat Supriyadi dan juga pemilik baru semakin bersemangat untuk menambah koleksi kemenangan.
Lawang Sewu Cup Semarang pada Sabtu 25 September 2021, Putra Mahkota kembali menorehkan kemenangan sebagai peraih posisi kedua. Prestasi inilah yang akhirnya mendongkrak popularitas Ra’as Bird Farm Pangerangan Sampang sebagai salah satu peternak yang sukses mencetak perkutut unggulan.
Imbasnya banyak kung mania yang ingin memboking adik-adiknya, termasuk juga produk dari kandang lain. Menurut Supriyadi selama ini tidak pernah menyisakan produk karena banyak diserbu oleh pembeli. Termasuk adik Putra Mahkota, juga sudah lepas ke tangan kung mania. Sedangkan untuk anakan ketiga, keempat dan seterusnya, sebenarnya sudah banyak yang booking, namun Supriyadi enggan untuk melakukannya.
“Bukan saya tidak mau jual adik-adik Putra Mahkota dengan cara booking, tapi saya lebih senang jika anakan tersebut dipantau terlebih dahulu, jika cocok, silahkan tawar, sehingga sama-sama enak. Tidak ada yang saling dirugikan,” ungkapnya lagi. keberhasilan mencetak produk unggulan kelas konkurs dan produksi laku keras, diakui Supriyadi merupakan sebuah berkah.
Seorang pemula yang genius, bertangan sakti karena hanya dalam hitungan tidak sampai setengah tahun namun sudah berhasil mencetak perkutut level nasional. “Alhamdulillah semua berjalan sesuai harapan, saya ternak bisa mencetak burung kelas nasional dan semua produk kandang laku keras,” sambungnya lagi.