Perkutut
Putra Maju Bird Farm Sidoarjo, Kualitas Deretan Amunisi Lebel Sendiri Dongkrak Optimisme Mampu Bersaing di Arena Konkurs
Putra Maju Bird Farm Sidoarjo pernah menjadi salah satu peternak yang sukses mencetak produk level nasional. Kala itu, namanya mampu sejajar dengan peternak papan atas. Seiring perjalanan waktu, ketika H.Nasruddin sang pemilik tak lagi punya waktu untuk mengurus kandang ternak, perlahan-lahan namanya menghilang dari hiruk pikuknya konkurs tanah air.
Namun hal itu tidak berlangsung lama. Hobi perkutut yang sudah menjadi bagian dalam hidupnya, ternyata tak mampu ditinggalkan dalam rentang waktu yang cukup panjang. Diam-diam H.Nasruddin akhirnya menyatakan come back untuk menyapa kembali kung mania yang lama ditinggalkan.
“Saya vakum karena pekerjaan, tapi itu tidak bisa bertahan lama, saya tidak bisa meninggalkan hobi perkutut, akhirnya saya putuskan kembali meski sebenarnya urusan kantor masih banyak,” terang kung mania yang akrab dipanggil Abah Kecek. Sejak menyatakan kembali, perburuan langsung dilakukan.
Cristal Bird Farm Surabaya dan beberapa peternak ternama menjadi lokasi yang didatangi untuk mendapatkan calon indukan untuk mengisi kandang ternak yang sudah tak berpenghuni. Beberapa indukan import akhir berhasil dihadirkan ke markas Putra Maju di kawasan Puri Indah Sidoarjo.
Saat itulah H.Nasruddin kembali menyibukkan diri dengan urusan kandang ternak. Crossing indukan menjadi rutinitas baru selain disibukkan dengan urusan kantor. Pagi sekitar jam 06.00 sampai 08.00, H.Kecek lebih banyak di kandang ternak, karena setelah itu, urusan kantor menjadi fokus berikutnya.
Ketelatenan, kesabaran, keuletan dan fokus yang diiringi dengan do’a, akhirnya menjadikan Putra Maju Bird Farm mulai melahirkan perkutut yang mampu berbicara di lapangan. Puma, menjadi andalan pertama sejak Putra Maju kembali ke komunitas perkutut. Dalam beberapa tarung yang dilakoni, prestasinya membuat lawan harus berpikir ulang ketika harus berhadapan dengannya.
Lahir dari kandang Putra Maju K.39 (Palem x MMC N.2), tarung perdana dilakoni dalam gelaran di Ponorogo pada 24 Oktober 2021 lalu, Kelas Piyik Hanging menjadi partai yang dipilih karena faktor usia yang memang masih muda. Ketika itu, Puma harus berhadapan dengan sekitar 5 blok lawan di kelas yang sama.
Meski even tersebut adalah pertarungan perdana, tidak membuat Puma demam panggung. Raihan bendera 3 warna hitam pada babak ketiga dan keempat, akhirnya memuluskan langkah menuju podium pertama. Pertarungan berikutnya dilakukan dalam even Gebyar HSK Cup I Bluto Sumenep pada 07 November 2021.
Kali ini Puma harus menghadapi serangan 6 blok lawan. Raihan bendera 3 warna usulan selama tiga babak, nampaknya tak mampu mengulang sukses yang didapat sebelumnya. Puma harus puas menerima trophy juara ke 7. Pertarungan berikutnya yakni Cinta Satwa Cup Sleman Yogyakarta pada Sabtu 13 November 2021.
Turun di kelas yang sama yakni Piyik Hanging, Puma berhasil menembus urutan ke 7 berkat raihan bendera tiga warna usulan yang didapat pada babak kedua. Partai paling anyar yakni Latber Sikumbang Sidoarjo pada Minggu 21 November 2021 juga mengatakan Puma pada podium ketujuh.
“Sayang sekali waktu lomba di Sidoarjo, Puma tak bisa tampil bagus,” ungkap H.Kecek. yang pasti dari hasil tersebut, H.Kecek mengaku puas karena Puma masih bisa menunjukkan performa meski harus melakoni tarung setiap minggu dengan usia yang masih terlalu muda. Latber Sikumbang Sidoarjo, juga menjadi even munculnya produk Putra Maju yang lain.
Terpesona yang diturunkan pada Kelas Piyik Bulu Coklat, menjadi pembuktian berikutnya dengan prestasi sebagai peraih podium kedua. Lahir dari kandang Putra Maju K.29 dengan formasi indukan jantan Putra Maju bersama pasangannya MLT. Indukan jantan bergelang Putra Maju merupakan anak dari LUM Bangkok bersama betina TL.
“Alhamdulillah, produk ternak Putra Maju mulai tampil di lapangan dengan hasil yang menggimbirakan, semua ini berkat polesan Cak Slamet Dozer yang telah banyak membantu sehingga hasilnya seperti sekarang ini. Terus terang kalau gak ada Cak Slamet Dozer, mungkin burung saya tidak akan orbit,” ungkap H.Kecek.
Slamet Dozer ketika dikonfirmasi mengakui bahwa semua itu karena melihat produk Putra Maju yang memiliki potensi bagus. “Saya melihat dan memantau bahwa ternakan Putra Maju milik Abah Kecek, sebenarnya bagus, namun sayang tidak tersentuh oleh rawatan yang mendukung, makanya saya bantu untuk merawatnya,” jelas Slamet Dozer.
Bahkan masih ada produk Putra Maju yang dinilai memiliki potensi bisa mengalahkan produk yang sudah orbit. “Saya sudah menyimpan ternakan Putra Maju yang lebih bagus dari Puma dan Terpesona. Latar suara dan depan bagus, tengah nekan-nekan, ujung ndlosor. Burung belum pernah saya keluarkan, rencana untuk dewasa,” kata Slamet Dozer lagi.
Saat ini usia burung sudah berada di angka 4 bulan. Tarung perdana akan memilih Kelas Piyik Yunior. Produk tersebut lahir dari kandang Putra Maju K.33 (Putra Maju x Putra Maju) yang merupakan cucu MMC N.2 bersama MLT N.1 & N.2. “Saya yakin burung ini akan menggebrak karena secara kualitas lebih bagus dari produk lainnya,” sambung Slamet Dozer.
Kandang lain yang diprediksi akan melahirkan calon jawara adalah kandang Putra Maju K.17 (MLT N.1 x MLT N.13). “Jika melihat perkembangan yang ada, saya yakin dengan rencana Allah SWT kepada Putra Maju untuk mengeluarkan ternak berkualitas lomba. Mudah-mudahan apa yang menjadi keinginan saya, bisa segera terwujud, aamiin,” harap H.Kecek.
Ditambahkan oleh Slamet Dozer bahwa butuh proses untuk mengorbitkan burung ternakan Putra Maju Bird Farm. “Saya melihat burung-burung disini bagus-bagus, tapi saya katakan paa Abah Kecek agar bersabar, menunggu waktu yang tepat untuk mengorbitkannya. Ada burung yang bisa dilomba sejak usia piyik, ada pula yang harus menunggu sampai usianya sudah beranjak dewasa,” sambung Slamet Dozer lagi.