Perkutut
Produk Ternak Gondomono Bird Farm Sidoarjo, Mulai Menuai Prestasi di Arena Lomba
Diam-diam Gondomono Bird Farm Tropodo Sidoarjo, mulai menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Produk kandang ternaknya mulai menuai prestasi di arena lomba. Tomblok, menjadi produk perdana yang sudah membuktikan diri bahwa produk ternak farm milik H.Siswanto ini, layak dan patut untuk diperhitungkan lawan.
Prestasi Tomblok tercatat dalam laga digelaran Pondok Candra Bersatu Sidoarjo beberapa waktu lalu yang berhasil menembus urutan keempat Kelas Piyik Hanging. Kemenangan tersebut berkat perolehan bendera tiga warna pada babak kedua dan ketiga dengan jumlah peserta sebanyak tiga blok full.
“Alhamdulillah, ternakan Gondomono BF sudah bisa meraih juara di lapangan meskipun penampilannya belum maksimal, Tomblok hanya mampu bunyi dua babak saja,” jelas H.Siswanto. Hal senads dilontarkan H.Hanan yang ikut memiliki peran atas prestasi tersebut.
“Andai Tomblok mau bunyi lebih rajin, saya yakin bisa juara lebih bagus lagi,” jelas tokoh senior perkutut ini. Maklumlah, jam terbang yang dimiliki belum banyak, ditambah faktor rawatan yang belum maksimal, menjadi faktor gagalnya Tomblok bersinar lebih terang lagi.
Namun demikian, H.Siswanto ataupun H.Hanan merasa bahwa prestasi tersebut sudah cukup bagus mengingat terbatasnya faktor rawatan. Diakui oleh H.Hanan bahw Tomblok adalah anakan kedua yang lahir dari Kandang Gondomono K.7 dengan materi indukan jantan TL.222 bersama indukan betina Palem K.33.
“Tomblok anakan kedua, sedangkan anakan pertama kualitasnya lebih bagus, namun sudah ada ditangan orang lain,” lanjut H.Hanan. Saat ini kedua indukan sudah menghasilkan tiga kali tetasan. Anakan ketiga ini hanya menghasilkan satu butir telur saja, posisinya sekarang ada dibabuan.
Namun tidak lagi menjadi H.Siswanto, tetapi sudah ada yang memilikinya. “Setelah anakan ketiga sudah bisa makan sendiri, maka segera diambil pemiliknya yakni Hadi Lestari Bird Farm,” jelas H.Siswanto. Dikatakan pula bahwa Gondomono K.7 bukanlah satu-satunya kandang yang berhasil mencetak anakan bagus.
Ada kandang lain yakni K.3 (Seger x TL.222), K.5 (TL.777 x Cristal), K.6 (Palem K.35 x TL.777) dan K.13 (TL.777 x Palem K.35) yang sudah menurunkan anakan bagus-bagus. Namun sayang, produk dari kandang tersebut juga sudah lama pergi bersama pemiliknya yang baru.
Menurut H.Siswanto dan juga H.Hanan, produk kandang Gondomono langsung laris manis, meski pembeli tidak pernah mendengarkan suaranya. Bahkan ketika mereka sadar bahwa produk yang mereka dapat, ternyata berkualita, mereka tidak segan-segan untuk kembali membooking saudara-saudaranya.
“Kami tidak pernah meninggalkan produk karena semua habis diambil pembeli, bahkan bookingan juga sudah ada seperti kandang K.5, kandang K.6 dan kandang K.7. Keberhasilan Gondomono mencetak anakan bagus memang tidak terlepas dari pilihan materi sekaligus kecocokan melakukan crossing.
Diakui oleh H.Siswanto bahwa indukan TL yang dimiliki, ia dapatkan dari Djunaedi DND Bird Farm Mojokerto. “Koh Djun telah memberikan indukan bagus sehingga hasilnya sudah dapat saya rasakan saat ini,” imbuhnya. Beberapa trah Palem juga ia dapatkan langsung dari Koh Abay.
“Saya sengaja minta indukan bagus dari trah andalan di Palem dan Alhamdulillah saya dikasih, sekarang sudah menurunkan anakan bagus-bagus,” kata H.Siswanto lagi. Lebih lanjut dirinya mengakui bahwa keberhasilan ternak perkututnya mampu menghasilkan produk unggulan, selain faktor indukan juga hasil kesabaran dirinya selama ini ditambah kejujuran yang selalu diterapkan.
“Kalau mau berhasil dalam beternak perkutut, selain indukan harus bagus dan sabar, jujur harus dijadikan faktor yang tidak boleh dikesampingkan,” ungkapnya. Kini Gondomono Bird Farm Tropodo Sidoarjo siap menatap masa depan dengan produk yang bakal dirilis kembali dari kandang-kandang unggulan.
Dengan jumlah kandang yang terbatas yakni hanya 18 petak, Gondomono Bird Farm Tropodo Sidoarjo, telah membuktikan bahwa kualitas anakan jadi faktor utama dari pada jumlah kandang yang banyak, namun belum memenuhi unsur kualitas. Menurutnya kualitas produk lebih penting dari kuantitas.