Perkutut
PGM Bird Farm Sampang, Stok Hasil Ternak Selalu Kosong, Bookingan Terus Mengalir

Keinginan Zainul Gaffar untuk bisa turun lomba bersama produk kandang ternak PGM Bird Farm miliknya selalu pupus di tengah jalan. Rencana yang sudah disusun dan diagendakan, selalu menemui kegagalan. Padahal dirinya mengaku ingin sekali turun lomba bersama orbitan yang menggunakan ring PGM.

“Sebagai pelomba, saya pasti ingin berlomba, apalagi jika bisa turun bersama produk kandang ternak saya sendiri. Ada kepuasan dan kebanggaan, terlebih jika bisa menjadi juara,” jelas Zainul Gaffar. Faktor tersebut disebabkan karena stok produk hasil kandang ternak selalu kosong dan tidak pernah menyisakan.
“Sayang sekali, saya selalu kesulitan untuk mencari burung kandang karena tidak pernah ada stok, semua habis terjual,” imbuhnya. Sebanyak 10 petak kandang ternak yang berdiri tegak didepan kediamannya, langsung ludes diserbu pembeli. “Setiap hari disini jadi tempat nongkrong rekan-rekan, makanya mereka pasti tahu kalau ada burung bagus,” jelas Gaffar lagi.

Setiap kali terdengar suara burung bagus, tidak menunggu waktu lama, pasti sudah laris terjual. Tidak itu saja, kandang yang dinilai selama ini seringkali mengeluarkan anakan berkualitas, biasanya paling cepat laku. Para pembeli tidak perlu menunggu sampai usia anakan tersebut mengeluarkan suara.
“Kalau kandang yang banyak keluarkan anakan bagus, langsung laku meski usianya masih piyik,” sambung Gaffar. Bahkan beberapa kandang yang sudah membuktikan mampu mencetak perkutut kelas lomba, masuk daftar bookingan. Anakan yang dihasilkan tidak perlu menunggu sampai mengeluarkan suara.

Adapun kandang yang dimaksud adalah kandang 8 (MTT K.24 x AKN D.7). Kandang ini masuk kategori favorit. Kandang lain yang juga masuk daftar bookingan adalah Kandang K.10 (AKN D.4 x A&A) dan Kandang K.9 (Cikeas 537 x PJR 505). Ketiga kandang ini tidak pernah sekalipun menyisakan anakan.
Menurut pengakuan Gaffar, pembeli yang booking kandang-kandang tersebut berawal dari kecocokan mereka memiliki perkutut bergelang PGM, karena merasa bagus dan pas dihati, akhirnya mereka menyatakan untuk mendapatkan anakan berikutnya dengan cara membooking keturunan berikutnya.

Rata-rata mereka yakin dan percaya bahwa saudara-saudara dari perkutut yang mereka miliki sebelumnya akan memiliki kualitas yang tidak beda jauh. Cara booking inilah yang dianggap mereka tepat dan benar. “Mayoritas para pembeli yang booking dan banyak meminta produk PGM berasal dari Yogyakarta dan Purworejo,” imbuhnya.
Pasar saat ini sudah mulai merambah daerah tetangga yakni Sumenep. Peminat di kota ini juga sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Membludaknya jumlah peminat produk ternak PGM BF sebenarnya bukan menjadi akhir dari Zainul Gaffar untuk menghentikan inovasi yang selama ini selalu dilakukan.

Sebenarnya ada rencana untuk merombak materi kandang, seperti kandangn yang masuk daftar bookingan dengan alasan untuk menemukan produk yang lebih baik, lebih bagus dan lebih hebat dari sebelumnya. Namun karena sudah dibooking pembeli, maka keinginan tersebut untuk sementara ditunda.
Kedepan ada rencana untuk menambah jumlah kandang ternak untuk memberikan kesempatan baginya berinovasi dan bereksperimen demi menghasilkan produk kandang ternak yang sesuai selera. Diakui oleh Gaffar bahwa keberhasilan PGM Bird Farm dalam mencetak anakan bagus, berkat suntikan materi AKN Bird Farm Sampang. “Mayoritas indukan yang ada disini berasal dari AKN milik H.Aksan, disamping ada materi indukan dari luar,” ungkapnya.
