Profil
Pasopati Dewa Oping Nyeri di 52 Tahun Cup Legian: Sujud-sujud Umbar Rolingan dan Tembakan

Laga murai batu memang paling besar menyedot perhatian public. Pantas kelas ini dipandang sebagai partai neraka, karena sarat adu gengsi. Betapa ebohnya jika seekor gaco begitu lantang menembakkan suara cililin yang membuat peserta tersentak. Atau bikin mempersona melihat penampilan murai yang energik, sujud-sujud menunjukkan petarung sejati.
Itulah yang terjadi di ajang 52 Tahun Cup, Minggu 14 Juli 2019 kemarin di Gantangan Legian BC Kuta Badung. Dari puluhan kontestan yang rata-rata menunjukkan kualitasnya masing-masing, ada Pasopati yang diusung Dewa Oping yang tampil beda. Dari tiga kali penampilannya, Pasopati berhasil menyabet dua poin penuh dan bertengger sebagai runner up di laga ketiga.

Pasopati bisa melibas dua kelas murai dari puluhan peserta yang ikut berkontestasi, bukan perkara mudah. Juri pun tidak main-main memberikan koncer A penuh buat Pasopati jika tanpa alasan yang kuat. Dari pantauan di lapangan, Pasopati yang mulai turun gunung setelah istirahat panjang tampil energik menunjukkan fighternya. Dengan gaya sujud-sujud, Pasopati tak pernah putus melontarkan rolingan. Lagu-lagu kecil yang penuh variasi diumbar dengan cepat dan ditutup dengan tembakan cililin beruntun dalam satu gaya sujud hingga merunduk.
Jeda sesaat, Pasopati langsung ngeroling dengan nyepid. Seolah menunjukkan keperkasaannya kepada lawan, Pasopati tetap lincah dan sambung-menyambung mengkombinasikan rolingan dan tembakan. ‘’Setelah mulai pulih dari mabung, Pasopati kini siap diajak jalan-jalan lagi ke arena,’’ ungkap Pak Maman yang ikut mengkondisikan Pasopati di lapangan. *agrobur3
