Connect with us

Perkutut

Papepro Pamekasan, Kekuatan Tiga Pengcam, Bersatu Galang Komunitas Bangkitkan Semangat Tekuni Hobi Perkutut

KONBUR Tayang

:

Banyak cara yang dilakukan kung mania untuk menumbuhkan semangat masyarakat agar bersedia menekuni hobi perkutut. berbagai jalan ditempuh dengan tujuan agar apa yang mereka pilih dinilai tepat karena bisa langsung menuju sasaran, sehingga obyek yang dibidik bisa selalu terpantau, dituntun dan diawasi.

Ngerek bareng komunitas penghobi perkutut di Pamekasan

Papepro, sebuah komunitas hobi perkutut yang ada di Pamekasan Madura, muncul sebagai bagian dari penyemangat untuk bisa mengajak masyarakat menekuni dan sekaligus meramaikan hobi. Keberadaannya hanya sebatas sebagai kumpulan orang-orang yang sama-sama suka hobi perkutut.

Moh.Hosni yang ditunjuk menjadi pimpinan komunitas tersebut mengaku bahwa Papepro adalah bagian dari kekuatan hobi perkutut di Pamekasan untuk mengajak masyarakat memberikan wadah dan saling tukar pikiran. Tidak ada tujuan lain dari munculnya Papepro selain hanya sebatas sebagai wadah.

Kung mania menikmati keindahan suara perkutut di arena latihan

“Papepro adalah tempat kumpul-kumpul masyarakat yang kebetulan punya hobi sama yakni perkutut, kami berikan wadah agar mereka bisa tetap menjalin silaturahmi dan menyalurkan hobinya,” tegas pria yang akrab disapa Ra Hosni. Keberadaan Papepro sendiri sudah diketahui oleh Ketua P3SI Pengda Pamekasan yakni H.Aziz AZ.

“Saya bersama beberapa rekan lain sudah silaturahmi kepada Ketua Pengda Pamekasan untuk menginformasikan keberadaan komunitas ini dan beliau malah mendukung penuh,” lanjut Ra Hosni. Papepro sendiri merupakan komunitas yang berasal dari tiga Pengcam di Pamekasan yang meliputi Pengcam Palengaan, Pengcam Pegantenan dan Pengcam Proppo.

Secara resmi Papepro dilaunching 30 Mei 2021 lalu lewat gelaran Latber Ketupat Papepro 2021. Saat ini anggotanya berjumlah sekitar 53 orang. Latar belakang terbentuknya komunitas ini berawal ketika sekitar 1,5 tahun lalu, mereka selalu latihan dan kerek bareng. Seringnya mereka melakukan interaksi, sampai akhirnya tercetus keinginan untuk mewadahi mereka dalam satu kesepakatan.

Membangun kebersamaan dalam satu hobi yang sama, yakni perkutut

Maka muncullah nama Papepro. Latihan rutin setiap dua minggu sekali menjadi agenda tetap. Latihan dilakukan secara bergiliran dari satu Pengcam ke Pengcam lain. Agenda latihan juga tidak dibatasi hanya untuk anggota. Siapapun bisa ikut bergabung meramaikan acara latihan tersebut.

“Meski Papepro punya anggota, tapi kami tidak melarang mereka yang bukan anggota untuk bergabung hanya sekedar latihan,” kata Ra Hosni lagi. Setiap kali latihan, diadakan arisan dengan iuran sebesar Rp 100 ribu. Jika ada anggota yang meninggal dunia, maka ada kesepakatan bahwa beban atau tanggungan langsung dinyatakan lunas.

Doa bersama menjadi tradisi yang selalu dilakukan

“Kami sudah sepakat soal arisan, jika ada anggota meninggal dan dia belum dapat arisan, maka saat ada latihan, arisan tersebut langsung diberikan pada keluarga yang meninggal, selanjutnya anggota yang meninggal tersebut dibebaskan dari beban iuran untuk arisan selanjutnya,” ungkap H.Achmad Saihu, selaku Penasehat Papepro.

Ada yang menarik dari kegiatan latihan. Disela-sela acara latihan, biasanya mereka menggelar do’a bersama. “Setiap ada latihan kami selalu adakan do’a bersama untuk kebaikan seluruh anggota dan keluarganya,” sambung Ra Hosni. Usai do’a kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Kegiatan ini ternyata dinilai memberikan manfaat yang besar.

Acara arisan tidak semalanya membenani anggota

Hal ini dibenarkan oleh Ketua Pengcam Proppo, Moh.Rasid. “Saya katakan bahwa kegiatan Papepro sangat memberikan manfaat bagi saya dan teman-teman yang lain. Kami semakin kompak karena rutin bersilaturahmi dan yang pasti burung bisa laku karena banyak yang cari,” jelas Moh.Rasid.

Kekompakan mereka tidak hanya tercipta saat latihan saja, tetapi ketika berada di lapangan, mereka saling support. “Saat kaki berlomba, biasanya teman-teman yang lain ikut menjadi supporter. Mereka tidak ada yang mengomando karena muncul atas inisiatif sendiri,” lanjut Ra Hosni lagi. Untuk menyeragamkan keberadaan mereka, maka setiap anggota menggunakan seragam kebesaran.

Advertisement

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.