Perkutut
Pakta Integritas Hasil Rapat Koordinasi & Rekonsiliasi Sudah di Hasilkan, Ada PR Selanjutnya Agar Sistem Penjurian Benar-Benar Tuntas, Apakah Itu
Rapat Koordinasi & Rekonsiliasi Juri dan Perumus P3SI Tingkat Nasional dengan tema Menyamakan Persepsi Sistem Penilaian dan Perumusan Berdasarkan AD/ART dalam Rangka Menuju Konkurs Fair Play, Transparan dan Berkeadilan di Hotel Ningrat Bangkalan, menghasilkan keputusan lewat produk bernama Pakta Integritas.
Beberapa kung mania mengaku senang dengan hasil diskusi antara juri, perumus, pengurus pusat dan beberapa tokoh perkutut. Bahkan dalam eksekusi langsung di lapangan saat gelaran Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala CakraAdiningrat Bangkalan, semua berjalan sesuai keinginan dan harapan.
Ketua Umum P3SI Mayjend TNI (Purn) H.Zainuri Hasyim mengapresiasi apa yang sudah dilakukan dengan komentar bahwa saat ini tidak ada lagi yang namanya perbedaan soal penjurian. Semua sudah sama dan system penjurian ini akan diberlakukan di seluruh wilayah Indonesia serta akan digunakan dalam semua kegiatan, mulai tingkat yang paling atas sampai bawah.
Seluruh pengurus yang ada di wilayah, harus mensosialisasikan dan menjalankan system penjurian tersebut tanpa terkecuali. Mau gelaran yang sifatnya latber, Latnil apalagi sampai gelaran Liga Perkutut Indonesia, system penjurian ini harus dan mutlak digunakan agar semua seragam.
Ir.HR.Moch Mahmud Bangkalan, mengaku bahwa Pakta Integritas bukanlah akhir dari apa yang selama ini dilakukan. “Pakta Integritas memang sudah berhasil kita hasilkan, tetapi itu bukanlah tujuan akhir dari apa yang selama ini kami inginkan. Ada tugas dan PR selanjutnya yang juga harus mendapatkan perhatian,” terang Ketua Pengda Bangkalan.
PR yang dimaksudkan adalah rentetan dari agenda rapat di Hotel Ningrat Bangkalan. “Sekarang saatnya mempersiapan diklat juri untuk menuntaskan PR yang belum selesai Pakta integritas yang kemarin hanya menghasilkan aturan-aturan yang terukur. Bagaimana dengan aturan yang tidak terukur,” ungkap Ir.HR,.Moch Machmud.
Lebih lanjut disampaikan bahwa Pakta Integritas baru menyentuh pada aturan yang terukur, seperti burung kuantitas 3-5-7. Semua sudah berjalan sesuai keinginan. Namun untuk kualitas burung 2 warna, 3 warna ataupun 4 warna. “Bagaimana menyamakan persespi soal kualitas burung. Ini perlu pedoman, pakem untuk menyamakan penilaian kualitas suara burung,” ungkap pemilik CTP Bird Farm.
Ditambahkan pula bahwa selama ini penilaian burung masih masih subyektif dan tergantung selera masing-masing juri. Contoh kasus bahwa kualitas burung ada perbedaan. Pendapat 1 : kualitas burung itu ada 3 jenis, pendapat 2 : kualitas burung itu ada 5 jenis. Contoh kasus lainnya. Pendapat 1 : 2 warna, 3 warna, 4 warna, 5 warna.
Pendapat 2 : 2 warna, 2 warna hitam, 3 warna, 3 warna hitam, 4 warna, 5 warna. “Secara penilaian kualitas diatas masih berbeda-beda menurut masing-masing juri dan sangat subyektif, tergantung selera dan bahkan tergantung yang punya. Inilah titik rawan juri bisa berbuat tidak fair karena belum ada kesepakatan soal kualitas suara burung,” sambung tokoh yang akrab di panggil Ra Mahmud.
Hal ini bisa menyebabkan subyektifitas sangat tinggi dalam kualiatas (tergantung selera) dan bahkan juri bisa memanfaatkan kondisi ini untuk menilai burung. “Ini adalah contoh polemik yang beredar di kalangan juri dan kung mania. Tapi begitu ditanya soal kualitas tersebut, semua berpendapat yang berbeda beda,” kata pria yang kini diangkat menjadi Ketua Bidang Penjurian P3SI Pusat.
Kenyataan inilah yang harus segera dibuatkan penyamaan persepsi (pakem) dalam menilai kualitas. “Saya berharap dalam tahun ini semuanya harus tuntas. Saya mengusulkan diklat juri di laksanakan dalam tahun ini, sekitar bulan Desember. Rencana akan dibahas dalam lomba di Jogjakarta,” harap Ketua Bidang Penangkaran dan Konservasi P3SI Pusat.
Disampaikan pula bahwa perlu segera disusun kurikulum (tujuan, materi, metode dan evaluasi) diklat. Rencana diklat akan dilakukan selama 3 hari (Rabu, Kamis dan Jumat) untuk teori, sedangkan praktek dilakukan pada Sabtu dan Minggu saat gelaran LP-Jawa Timur Penutupan.