Perkutut
PA BF Susanto Bali: Banyak Moncerkan Gaco Nasional, Meteor Melejit dari Kandang PA BF
MINGGU, 19 November 2017 bertepatan dengan Liga Perkutut Bali 2017 seri X adalah dimana moment pertama kali Susanto mengorbitkan gacoannya tatkala mengawali terjun ke dunia perkutut. Saat itu, di lapangan Padang Galak Sanur Denpasar, Susanto melejitkan Samsung bergelang MIC Semarang sebagai juara IX kelas dewasa senior. Dari moment inilah yang menginspirasi dan menjadi tonggak kemudian Susanto pelan-pelan melaju dan sukses mengorbitkan gaco-gaco tidak saja di tingkat lokal LPB, tetapi juga di kancah nasional. Bahkan seiring prestasinya di lomba, Susanto juga berhasil melejitkan tetasan sendiri melalui kandang PA BF-nya di Jalan Muding Indah 100X Badung, di tingkat nasional.
Setidaknya ada empat gaconya yang bersinar di laga konkurs local dan nasional. Di antaranya Meriam, Ombak Segoro, Sutradara, Anak Langit, yang semua bergelang HDL Gresik dan dalam dua konkurs terakhir juga sukses mengorbitkan The Best bercincin SM yang menembus peringkat runner up kelas dewasa senior Gubernur Jateng Cup Semarang dan sebagai juara ke-4 LPI Pasuruan 3/11 2019 kemarin. ‘’Umurnya baru delapan bulan dan baru dua kali turun di konkurs LPI,’’ terang Susanto di home base PA BF di Jalan Muding Indah 100X Badung.
Namun yang paling bersinar terang yang sudah mencatatkan prestasi berulang kali adalah Ombak Segoro. Sejak diturunkan di LPI seri II hingga kini, Ombak Segoro sudah mencatatkan prestasi peringkat ketiga klasemen sementara LPI 2019 dewasa senior. Ombak Segoro tercatat juara 6 di Bandung, juara 5 di Jakarta, juara 3 di Malang, juara 5 di Gianyar Bali, juara 7 di Yogyakarta, juara 7 di Pasuruan termasuk di Semarang. Dan sekarang tinggal ikut di dua LPI baik di Surabaya maupun di kejurnas Semarang. ‘’Semoga bisa naik peringkat,’’ harap Susanto seraya menandaskan terpaksa tidak mengikutkan di LPB karena waktunya mepet, walau mengantongi poin yang cukup.
Baik Ombak Segoro, Meriam, Sutradara dan Anak Langit selain aktif diterjunkan di arena konkurs juga sudah dipasangkan. Terkadang harus mengorbankan produksi demi mengejar prestasi di lapangan. Namun ada juga yang pindah telor untuk mengetahui kualitas anakannya yang jarang keluar khususnya betina.
Satu di antara indukannya yang melejit adalah PA kandang 13 yang meretaskan Meteor yang mengorbit di laga konkurs Gubernur Jateng Cup Semarang kemarin. Meteor naik podium kedua kelas piyik yunior yang sudah pindah ke tangan Acek Semarang. Di seri berikutnya di LPI Pasuruan kemarin, Meteor kembali moncer di posisi ke-11. Meteor berasal dari indukan HDL k17 ring 836 (HDL k11 dengan Lion A777) dengan HJST A6 (HJST A7 dengan LL K8).
HASIL KERJA TEAM
Bermula dari pertemuannya dengan H Cholil pada Kejurnas LPI di Semarang Desember 2018 silam, Susanto banyak mendapat siraman pengetahuan dunia perkutut baik soal suara burung, perawatan hingga breeding. Semakin hari Susanto semakin paham dunia perkututan. Hingga Susanto berhasil dalam dua tahun melejitkan Ombak Segoro, Sutradara, Meriam, Anak Langit, The Best dan Meteor hasil tetasan sendiri. ‘’Bukan saya yang hebat. Saya tidak punya kemampuan di bidang perawatan atau breeding. Tetapi ini hasil kerja team. Saya yang beli tetapi mas Yogi yang kerja keras merawat dan menampilkan di lapangan,’’ aku Susanto.
Susanto mengaku sebagai penyandang dana, ia memang senang dengerin suara burung perkutut, ternak dan juga lomba. Tetapi soal perawatan Susanto lebih mempercayakan kepada ahli di bidangnya. Karena itu Susanto mencari orang yang pas yang kemudian beruntung bertemu H Cholil, dan juga mas Yogi yang kini merawat seluruh gaco-gaco LPI-nya.
Bisa begitu dekat dengan H Cholil HDL, Susanto mengaku merasa beruntung. Karena pendekatan persaudaraanlah yang membuat hubungannya begitu harmonis. Bukan sekadar beli putus. Tetapi terus merajut melalui dasar loyalitas dan dukungan full. Susanto tidak perlu materi yang beragam macam yang membuat bingung.Tetapi focus dan yang pasti bisa kelihatan di lomba.
TUNGGU AWAL 2020
Dalam dua tahun bermain perkutut, tidak saja langsung mengorbitkan gaco-gaco papan atas, tetapi juga berhasil melejitkan hasil tetasannya. Dalam menghadapi persaingan ketat perkututan 2020, PA BF telah menjebol lima pasang materi super, baik memenuhi kualitas volume besar, air suara dan irama yang mewah. ‘’Tapi hasilnya baru akan kelihatan tahun depan,’’ ungkap Susanto.
Adapun kelima pasang materi dari sekitar 20 kandang PA BF itu adalah PA k4 antara TLT k03 ring 504 dengan TLT k05 ring 220. Strip pertama suara istimewa dan kini sedang dirawat kakak Susanto di Semarang.
PA k15 dengan indukan Discovery k10 ring 436 dengan Lion k888 ring 1924 keluar 1 strip suara lumayan siap tampil. PA k3 antara WDT A2 ring 471 (DLK 447 (D2) dengan WDT 055 (D1) dengan betina TLT k03 ring 485 (TLT k2 ring 317 Joker dengan TLT k6 ring 208). Termasuk juga Meriam, Sutradara, Anak Langit, Ombak Segoro, The Best dll yang suatu saat focus dikandangkan. Masuknya materi-materi special termasuk yang sudah teruji di arena konkurs untuk mencetak burung-burung lomba. Walaupun PA BF focus mengejar kualitas lomba, namun produksinya tetap lancar dan hampir sebagian besar ring PA terserap di Jawa.
Indukan-indukan dari jebol kandang ini memang sudah mengeluarkan satu strip. Walaupun sudah terpantau, namun belum bisa diterjunkan ke arena. ‘’Kira-kira tahun 2020 baru bisa tampil ke lapangan,’’ ujar Susanto. Ini yang meyakinkannya bahwa anakan-anakan yang bakal muncul bisa menjadi juara di lapangan. Bagi kung mania yang ingin mencicipi tetasan PA BF, bisa saja langsung datang memantau ke home base PA BF Jalan Muding Indah 100X Badung. Atau bisa terlebih dahulu menghubungi via HP 08161898987.
Sebagai pemain pemula hanya bisa berusaha dan mempercayakan kepada ahlinya seperti mas Yogi yang selalu menjodohkan indukan PA BF. Termasuk juga mengasuh gaco-gaconya hingga tampil di arena konkurs. Susanto yang sedikit mendapat ilmu dunia perkutut berkeyakinan bahwa jamu-jamuan hanya berpengaruh 20 persen. Tetapi yang utama adalah perawatannya sehari-hari. Kasih sayang setiap hari sehingga menemukan setingan yang tepat buat gaco tersebut sesuatu yang rumit dan membutuhkan filing, ketelitian dan kesabaran.
Ombak Segoro misalnya, secara bergantian setiap hari masuk kandang dan sangkar bersama pasangannya. Hanya untuk agar tidak kawin tetapi sekaligus menjaga birahinya tetap stabil. Namun berbeda dengan gaco yang lain. ‘’Saya tidak sanggup merawat sedetail itu, tetapi mas Yogi mampu melakukan itu dan terbukti di lapangan,’’ aku Susanto.
Tetapi apa yang mendasari itu adalah sebuah KEPERCAYAAN kedua belah pihak yang didasari pada loyalitas dan dukungan yang penuh maka kepercayaan itu akan tumbuh subur sepanjang waktu. *agrobur3