Profil
Nyoman Sumanata, Puluhan Tahun Abdikan Diri di Perburungan
NAMA Nyoman Sumanata sudah tidak asing lagi terdengar di telinga penggemar burung di Bali, bahkan di kalangan penggemar burung di Jawa era 90-an. Pasalnya kicau mania yang satu ini tak pernah surut bermain burung sejak memulai hobinya tahun 1997-an hingga kini.
Tahun 1997, Agrobur sempat menyambangi rumahnya di Legian Kuta. Kala itu, di rumahnya sudah berjejer puluhan burung berbagai jenis di antaranya kenari, cucak ijo, dan murai batu. Satu di antaranya yang sempat menggegerkan arena kontes adalah Dogler Bagus yang sempat merajai kelas kenari. Walaupun hanya membawa pulang sebuah trofi, Sumanata kala itu mengaku bangga dan senang bisa berlomba yang dihadiri 60 peserta terlebih lagi bisa membawa trofi.
Seiring waktu Sumanata merasakan bagaimana ketika PBI mendominasi lomba era 90-an hingga awal 2000-an mulai muncul EO di Bali. Sumanata yang berlatar belakang sebatas hobi, ia tak pernah memilih lomba. Asalkan ada kesempatan, ia bersama adiknya D’Antoni selalu ngluruk lomba. Tidak saja di Bali tetapi juga sudah mulai merambah ke Jawa.
Ada sederet gaconya yang sempat melanglang buana di antaranya murai Barselona yang meraih posisi runner up Piala Kapolri 1 di Semarang. Gaco lainnya seperti tledekan Tamara, cendet Febriana, cucak ijo Ira Kusno, kacer Java Jass, love bird Dewi Amor yang tiga tahun eksis di kelasnya.
Terakhir Sumanata yang tergabung di Legian BC ini juga mengantarkan Banyu Langit di ajang kelas murai batu lokal, regional dan nasional dan love bird Alap-alap. ‘’Masih ada beberapa gaco, namun memang sulit untuk bisa memaksimalkan perfomanya di lapangan dan ini masih menunggu proses,’’ terang Nyoman Sumanata usai menggelar 1967 Cup 2, Minggu, 10 Juli 2022 di Gantangan Legian BC Legian Kuta, Badung. Lomba yang berkolaborasi dengan PBI Cabang Badung ini digelar dalam rangka ulang tahun Nyoman Sumanata yang lahir 11 Juli 1967 atau Senin besok tepat berusia 55 tahun.
Di usiannya yang ke-55 dimana 25 tahun diabdikannya untuk bermain burung ocehan, Sumanata telah ikut bersumbangsih membesarkan dunia perburungan di Bali. Tidak saja sebagai pemain, Sumanata juga mengabdi sebagai Ketua PBI Cabang Badung. Ia juga menggagas gantangan permanen di wilayah Badung Selatan. Sempat dibangun di depan Hotel Suriwathi Jalan Padma Legian Kuta kemudian dipindahkan ke Jalan Dewi Sri yang diberi naman Gantangan Legian BC.
Jika Sumanata memikirkan tentang untung, tentunya lahan beberapa are itu dimanfaatkan untuk usaha lain atau dikontrakkan yang nilainya jelas tinggi karena di lokasi strategis Kuta. Namun Sumanata memilih membangun gantangan burung agar dunia perburungan semakin semarak sehingga akan menghidupkan dan menumbuhkembangkan perekonomian kalangan bawah atau ekonomi kerakyatan. Penggemar burung semakin ramai, maka joki semakin banyak, pedagang burung semakin banyak dan perajin, peternak dll juga akan semakin banyak. ‘’Kami tak berpikir tentang untung, bagi kami penggemar burung semakin ramai, teman semakin banyak dan ekonomi bawah berjalan lancar,’’ ujarnya.
Begitu juga tetap mengabdi sebagai ketua PBI Cabang Badung walaupun Sumanata adalah tokoh masyarakat yang banyak mendapat tugas dari desa adat. ‘’Dimana pun kalau mendapat kepercayaan harus dijalani dengan sebaik-baiknya. Begitu juga ketika didaulat sebagai Ketua PBI Cabang Badung, saya tidak saja bertanggung jawab menghidupkan roda organisasi sesuai marwahnya sebagai pelestari juga bagaimana membangun sinergitas dengan organisasi perburungan yang lain agar hobi berjalan seiring dan saling mendukung, saling asah asih dan asuh dengan mengedepankan guyub rukun dan menjunjung silaturahmi,’’ ujarnya. Selamat Ulang Tahun ke-55 Pak, semoga panjang umur dan sukses selalu. (gde)