Perkutut
Noufus Team Pamekasan, New Comer yang Sukses Menggapai Prestasi di Konkurs Level Nasional

Konkurs Liga Perkutut Indonesia 2020 putaran pertama usai digelar. Even bertajuk Ahmad Yani Cup Memperebutkan Piala Bupati Pekalongan menjadi agenda perdana. Pertarungan para peserta yang berharap bisa tampil maksimal, tidak semudah yang dibayangkan. Kondisi cuaca yang kurang bersahabat, semakin memperberat proses menuju kemenangan.

Agenda ini tergelar selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu, 29 Februari dan 1 Maret 2020. Daya tarik Liga Perkutut Indonesia nampaknya masih begitu kuat dalam diri kung mania. Tercacat dalam daftar hadir, peserta dari berbagai kota di Indonesia. Salah satu peserta yang tidak melewatkan kesempatan ini adalah Team Noufus asal Pamekasan Madura.
Dikomandani oleh Supardi, team ini berangkat menuju arena lomba. Kelas Piyik Yunior yang dilombakan pada hari Sabtu, menjadi pilihannya. Rasa optimis menjadi penyemangat dirinya untuk bisa menghilangkan demam panggung ketika berhadapan dengan para senior.

Maklumlah, Team Noufus ini baru sekitar empat bulan terbentuk. Anggota yang tergabung mayoritas adalah pemula. “Kami muncul sekitar empat bulan lalu, misi kami adalah untuk menyalurkan hobi burung perkutut. Anggota kami saat ini ada sekitar sembilan orang, rata-rata adalah murni pemain baru,” terang Supardi sang pimpinan team.
Diakui olehnya bahwa keberangkatan ke konkurs Liga Perkutut Indonesia di Pekalongan, memang tidak seluruhnya, karena ada beberapa anggota berhalangan hadir. Supardi sendiri yang mengawal langsung team ini ke Pekalongan. Dengan penuh keyakinan, Supardi mengantar langsung sang Noufus, orbitannya ke nomor kerekan 306 miliknya.

Selanjutnya ia hanya bisa memantau dari sisi lapangan saat juri mulai memainkan perannya sebagai juru penilai. Empat babak yang diberikan, nampaknya terasa begitu cepat. Ada harapan yang sempat terbersit dalam benaknya, karena ketika itu Noufus, mampu kerja meski belum maksimal.
Di babak pertama, perkutut bergelang Cristal ini melewati babak penjurian dengan nilai bendera tiga warna, menuju usulan tiga warna hitam. Memasuki babak kedua, hasil yang diraih tetap sama. Usai turun minum, Noufus mulai menunjukkan peningkatan performa. Diakhir babak ketiga, raihan bendera tiga warna hitam, menuju usulan empat warna berhasil didapatnya.

Hasil tersebut bertahan sampai usai babak akhir. Sampai akhirnya ketika panitia mengumumkan hasil kejuaraan di Kelas Piyik Yunior, Noufus perkutut yang dikerek pada nomor 306 ditetapkan sebagai juara kedua. Sontak kegembiraan itulah yang membuat Supardi seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi.
“Alhamdulillah, Noufus bisa meraih juara kedua, ini hasil yang harus saya syukuri karena bisa meraih juara di lomba nasional sekelas LPI,” jelas Supardi. Kemenangan inilah yang akan menjadi awal bagi dirinya dan juga Team Noufus untuk terus eksis menjelajah konkurs tanah air.
Prestasi ini seakan memberikan pesan bahwa setiap peserta memiliki peluang untuk menang, peluang untuk berada di atas podium menerima trophy juara. Supardi mengaku bahwa kemenangan ini adalah sebuah hasil yang tidak sia-sia atas usaha dan perjuangan yang sudah dilakukan.

Noufus Team meski usianya masih seumur jagung, namun sudah membuktikan bisa meraih hasil luar biasa. Prestasi dilevel nasional sudah mereka genggam. Alun-alun Kajen Kabupaten Pekalongan, seakan menjadi saksi bisu keberhasilan Team Noufus merengkuh prestasi konkurs level nasional.
“Ketika Team Noufus kami bentuk, misi kami sebenarnya hanya ingin menyalurkan hobi perkutut, berikutnya kami punya cita-cita dan keinginan untuk bisa meraih juara di lomba sekelas LPI. Saat ini apa yang menjadi impian itu sudah kami dapat. Kami merasa beryukur atas semua ini,” papar Supardi.
