Ayam Bekisar
Munas Kemari 2021 Yogyakarta, Acun Hadiwodjojo Kembali Terpilih Sebagai Ketua Umum, Jago-Jago G-2 Sapu Bersih Podium Pertama Kontes Ayam Bekisar
Keluarga Penggemar Bekisar Seluruh Indonesia (KEMARI) Pusat baru saja usai menyelesaikan dua agenda besar yakni Musyawara Nasional (Munas) dan Kontes Seni Suara Ayam Bekisar Piala Kemari Pusat 2021. Menempati lokasi di Ndalem Notoprajan Yogyakarta, acara Munas, Sabtu 23 Januari 2021 dihadiri pengurus dan mania dari beberapa daerah di Indonesia.
Dalam daftar absensi, tertulis peserta Munas berasal dari Bangkalan, Sumenep, Surabaya, Bali, Semarang, Sidoarjo, Bogor, Sidoarjo, Jakarta. Seluruh rangkaian acara berjalan lancar tanpa ada kendala. Sukses ini menjawab kekhawatiran beberapa peserta akan masalah yang bakal dihadapi karena masih dalam kondisi PPKM.
Ditengah suasana pandemi, panitia seakan ingin melontarkan kalimat bahwa ketakutan itu sangat tidak beralasan. “Sejak awal saya sudah ngomong bahwa Corona itu tidak akan menghalangi kami untuk terus menggelar acara, seng penting kita bisa menjaga diri sehingga tidak sampai menimbulkan masalah,” tegas Acun Hadiwidjojo selaku tuan ruman.
Dalam acara Munas ini, panitia berusaha menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat dimana peserta wajib diswab antigen terlebih dahulu yang disediakan oleh tuan rumah bekerja sama dengan pihak kedua yang berkompeten. Selain itu, peserta berusaha menjaga jarak dan wajib menggunakan masker.
Prosesi Munas diawali dengan laporan pertanggungjawaban ketua lama. Usai memberikan pertanggngjawaban, Ketua Demisioner ini langsung undur diri keluar dari lokasi acara. Selanjutnya terjadi diskusi para peserta Munas. Banyak hal yang disampaikan, semisal rencana membuat Liga Bekisar, usulan untuk memberikan penghargaan pada juri terbaik dan keinginan menggelar diklat juri.
Bahasan seputar diklat juri, sempat memunculkan pertanyaan dari peserta Munas perihal dana yang akan dipakai untuk kegiatan tersebut. “Kemari tidak ada duit, selama ini setiap kegiatan Kemari, entah itu lomba ataupun yang lain selalu pakai duit pribadi,” lontar Wiwik Wibowo peserta asal Semarang.
Bahasan lain juga muncul soal posis juri yang selalu dijadikan kambing hitam. Masih ada peserta lomba yang melakukan protes. Masalah klasik ini sampai sekarang juga belum menemukan titik temu. “Saya kira keputusan juri jangan sampai menimbulkan kontroversi, juri harus memiliki pemahaman yang seragam soal penilaian ayam bekisar,” imbuh pegiat sosmed.
Moment pemilihan Ketua Umum akhirnya berlangsung. Acun Hawidjojo yang banyak mendapatkan dukungan untuk terus maju, awalnya menolak untuk dicalonkan kembali dan memberikan kesempatan kepada generasi yang lebih muda. Semua peserta Munas sepakat untuk mencalonkan kembali Acun Hadiwodjojo sebagai Ketum KEMARI.
“Saya agak kecewa dengan hasil Munas KEMARI kemarin, sempat saya sampaikan ke forum ketika saya terpilih secara aklamasi, kok saya tidak diberitahu terlebih dulu. Ada banyak hal yang harus saya sampaikan sebelumnya. Di awal pembukaan dan pertanggung jawaban, saya sebagai Ketum sudah menyampaikan agar pemilihan Ketua Umum nanti setelah saya demisioner, mohon dilaksanakan secara demokrasi,” ungkap Acun Hadiwidjojo.
Ditambahkan bahwa sebenarnya ada keinginan untuk tidak lagi menempati posisi kebagai orang nomor 1 di organisasi penghobi ayam bekisar di Indonesia. “Jujur saya sudah capai tenan, pengin jadi pelomba saja,” imbuhnya. Namun demikian, penolakan ini tidak membuat peserta Munas kendor untuk terus mencalonkannya.
Memang selayaknya perlu muncul calon yang baru untuk menggantikannya, namun semua tetap menginginkan Acun Hadiwidjojo terus menjabat untuk periode berikutnya. “Saya kira Pak Acun masih layak, karena selama ini loyalitas beliau sudah tidak bisa diragukan lagi. Beliau adalah sosok yang paling banyak menggelar lomba, ditengah pandemi juga berhasil menggelar kegiatan,” sambung Wiwik Wibowo lagi.
Sampai akhirnya Acun Hadiwidjojo luluh dan menerima permintaan tersebut namun dengan catatan. “Jika tetap memilih saya, maka saya harus didukung. Jika saya dipilih maka saya berhak untuk menentukan siapa-siapa yang berhak menempati posisi pengurus,” lanjut Acun Hadiwidjojo lagi.
Sampai akhirnya secara aklamasi, seluruh peserta memberikan amanah untuk kembali memimpin KEMARI selama 2021 sampai 2024. Diakhir acara Acun Hadiwidjojo mengaku bahwa kedepan tidak ada target terlalu tinggi. ”Untuk ke depan ngalir saja dulu, tidak perlu muluk-muluk apalagi Pandemi Covid-19 sampai kapan kita tidak tahu,” tambahnya lagi.
Agenda penting lainnya adalah Kontes Seni Suara Ayam Bekisar Piala Kemari Pusat yang digelar pada Minggu, 24 Januari 2021. Tiga kelas yang dilombakan, panitia berhasil menghadirkan sekitar 150 peserta yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Pertarungan para jawara menjadi fokus utama para peserta dan penonton.
Ajang bergengsi ini nampaknya menjadi sebuah pembuktian siapa yang layak menyandang sebagai pemilik bekisar terbaik. Perebutan Piala Kemari Pusat 2021 menjadi agenda yang tidak akan menyurutkan mania untuk melewatinya. Cuaca cerah nampaknya mendukung penjurian dari satu kelas ke kelas lainnya.
Sampai akhirnya, setelah partai final penentuan posisi kejuaraan dilakukan. Secara mengejutkan, tiga kelas yakni Laga Utama, Madya dan Pratama, posisi juara pertama berhasil disapu bersih Team G-2 lewat andalan yang mereka boyong ke Ndalem Notoprajan. Siapa sajakah yang berhasil menembus urutan kejuaraan, simak di daftar kejuaraan.
Dilokasi yang sama, tergelar juga Lomba Kokok Ayam Buras memperebutkan Piala Kemari Pusat 2021. Peserta yang hadir juga berasal dari Jawa dan Bali. Pertarungan juga berlangsung sengit. Di akhir penjurian, andalan H.Asid Bangkalan berhasil membukukan kemenangan.