Connect with us

Profil

Mr. Koming Renon Sukses Orbitkan Murai Ken Arok Bergelang Silver PBI Tetasan Sendiri

KONBUR Tayang

:

de
Mr. Koming Renon, pelomba dan peternak murai batu bergelang silver PBI Koming Renon BF.

BERPEGANG teguh pada niat tulus ikhlas yang diramu kecerdasan rasional pelan tapi pasti, Koming Renon BF sukses mengorbitkan hasil tetasan dari kandangnya sendiri di arena laga neraka murai batu. Bukti keteguhan hati dalam mencintai alam melalui beternak murai batu yang ditekuni di tengah kesibukannya sebagai dosen di Universitas Udayana berbuah manis dengan berhasil memoncerkan hasil karyanya di laga Latber Pondok Indah, Jumat (9/10), bersama juri PBI yang dihadiri 40-an kontestan murai batu yang sengaja memanaskan atau mencari setingan.

‘’Saya patut bersyukur, setiap usaha yang ditekuni sungguh-sungguh akan memberi hasil yang juga sungguh-sungguh, tinggal bersabar kapan giliran itu akan hadir di tengah kita,’’ tutur Mr. Koming Renon kepada awak agrobur sesaat Ken Arok bergelang silver PBI Koming Renon BF moncer di Jumat Pondok Indah. Selain Ken Arok, Mr. Koming juga mengorbitkan Tsunami di kelas kacer.

Meski sukses mengorbitkan tetasan sendiri melalui ring silver PBI yang menjadi kebanggaannya sebagai insan pecinta lingkungan, Mr. Koming tak jumawa. Ia tetap rendah hati karena hasil hari ini merupakan proses panjang yang kompetitif yang juga dilalui peternak lain.  

Mr. Koming Renon, bersama crew Hancur SF saat latihan di Jumat Pondok Indah (9/10) yang full peserta murai batu

Namun satu keyakinan bahwa pola beternak yang selama ini dikembangkan di home basenya di Jalan Moh Yamin Renon Denpasar ini bisa membuahkan hasil tetap dikedepankan. Di antaranya selain kandang yang higienis sehingga indukan cepat berbiak dan pertumbuhan anakannya subur melalui pola asupan makanan yang tepat tentunya yang utama adalah materi indukan.

Mr. Koming memastikan bahwa indukan dari burung jawara akan melahirkan anakan yang bermental juara atau tarung. Burung juara adalah burung yang cerdas menerima suara master. Itulah kenapa, Mr. Koming sampai ke tanah Jawa melalui kolega-koleganya berburu gaco murai-murai juara untuk dikembangkan sebagai indukan di Koming Renon BF. Salah satunya indukan Ken Arok  yang berasal dari pejantan petarung di Jawa yang berpasangan dengan betina trah juara.  ‘’Karena orientasi beternak memang untuk dipakai lomba, maka kami selektif memilih indukannya yang memang dari pejantan juara,’’ ujar Mr. Koming seraya mengaku kini saudara-saudara Ken Arok dan juga anakan super lainnya tersimpan dan dimaster di lantai empat rumahnya.

Mr. Koming Renon, menekuni hobi burung di tengah kesibukannya sebagai dosen di Universitas Udayana

Selain tersimpan di home base Koming Renon BF ala treatment Mr. Koming, saudara Ken Arok dan juga anakan-anakan super yang lain yang berasal dari pejantan petarung juga banyak dititipkan untuk dipersiapkan ketika waktunya tiba. Karena bermain burung membutuhkan waktu yang panjang, bukan waktu instan atau asal bunyi. Dimana untuk mencetak calon jawara perlu pemasteran yang cukup panjang dengan guru-guru vokal yang mumpuni sehingga anakan atau produk yang dihasilkan mempunyai keistimewaan baik mental dari DNA trah juara dan pembawaan karakter lagu ketika diadu.

Ken Arok yang turun dua kali di sesi pertama bercokol di posisi kelima. Namun di leg kedua Ken Arok toust untuk menduduki posisi puncak. Ken Arok berada di posisi dua besar tidak terlepas dari lagu-lagu yang dimuntahkan sepanjang penilaian. Lagu kapas tembak, kenarian dan jurus cililin secara bergantian dimainkan dengan speed yang rapat. Bahkan pukulan cililinnya sanggup menciutkan nyali lawan di sampingnya karena tajam dan keras. ‘’Ken Arok masih muda, ke depan akan dicoba adik-adiknya biar semua kebagian bermain sekaligus uji nyali di depan lawan,’’ ujar Mr. Koming yang juga penghobi berat memancing di laut dengan brand produk sarana pancing Sakana-nya (topi, baju dll).

Ken Arok, sesaat moncer di latber Pondok Indah kemarin

Mr. Koming begitu suntuk beternak murai batu berkelas tak terlepas dari kecintaannya pada murai batu dan dukungannya pada program PBI yang mengedepankan pelestarian. Hanya dengan beternak murai batu berkualitas maka penangkapan murai-murai alam akan semakin berkurang karena bahan-bahan lomba akan melimpah didapatkan dari para peternak. Karena itu pula, setelah berhasil meretaskan anakan berpretasi di laga murai kini Mr. Koming Renon mulai merambah jenis cucak rowo. Jenis burung ini juga perlu dikembangbiakkan secara insitu agar tetasan cucak rowo semakin banyak beredar dan berproduksi sehingga tidak ada lagi penangkapan cucak rowo di alam.

Mr. Koming: juara hanya bonus, yang utama prosesnya.

Sebagai penghobi murni sejati, Mr. Koming Renon tak ingin menekuni hobi justru dari tangannya merusak alam. Ia bersama rekan-rekan penghobi yang lain ingin hadir menjadi penyemangat dan menginspirasi untuk tidak lagi mengganggu atau merusak alam untuk sekedar menyalurkan hobi, tetapi justru sebaliknya memberikan sumbangsih buat menumbuhkan ekosistem alam yang semakin harmonis. Mr. Koming menganalogikan dalam kisah fiksi ilmiah butterfly effect, dimana dari seekor kupu-kupu sanggup menciptakan badai, bahwa sesuatu kekeliruan kecil yang dilakukan terhadap alam bisa berakibat fatal di kemudian hari.  ‘’Jangan sampai kelak kita menjadi bagian sejarah yang dianggap merusak lingkungan karena memberi peluang kepada penangkap burung alam dengan membeli atau memakai burung alam untuk sekedar hobi,’’ tuturnya.  

Sebagai penghobi murni, Mr. Koming begitu menikmati sebuah proses, soal juara itu adalah bonus. Karena bagaimana pun proses yang utama. Dari Mr. Koming bermain di lomba kecil-kecil kemudian merangkak menuju lomba yang lebih besar bersama crew Hancur SF.  

Begitu pun ketika menjatuhkan hati mengembangbiakkan murai batu ring silver PBI sebagai wujud sumbangsih sebagai anak negeri ikut mendukung pelestarian, Mr. Koming begitu menikmati proses dari membuat kandang, memilih materi hingga mengasuh anaknya menjadi tumbuh besar dengan menggandeng berbagai master dan membawa ke arena bertemu lawan, dan bertemu kawan di antara pemiliknya. Memang banyak cara menikmati sebuah hobi, tapi bagi Mr. Koming di lapangan bahwa melihat, mendengar, membandingkan dan mencermati sudah tepatkah setingan kita adalah begitu mengasyikkan. Soal nilai sudah sepatutnya diserahkan kepada dewan juri, karena merekalah yang patut kita percayai.

Tak heran memang, jarang Mr. Koming terlihat berteriak, justru lebih banyak awas menajamkan mata dan telinganya dan sesaat lomba berakhir ia justru banyak bercerita tentang kelebihan burung lawan, karena baginya menilai burung sendiri sangat gampang, tetapi begitu susah menilai burung orang lain apalagi lawan, mesti pintar-pintar menjaga hati apalagi benci.

Jumat PI Koming Renon BF memang telah menorehkan prestasi. Namun bukan berarti Mr. Koming berhenti sampai di sini. Tetapi justru terus berkreasi mengejar mimpi lewat bukti di depan juri. (gde)

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.