Perkutut
Mindra Cup Sukses: Kondang, PM dan Kamasutra Moncer, Mahameru dan Akpol Duel di Piyik Yunior
MINDRA CUP menjadi ajang penutup Liga Perkutut Bali musim tahun 2022. Sebanyak sepuluh putaran telah berlangsung dan Minggu, 27 November 2022 menjadi gelaran terakhir bagi peserta LPB untuk mengumpulkan poin agar bisa masuk katagori 10 burung terbaik dewasa senior dan dewasa junior musim LPB 2022.
Dari hasil akhir pertarungan di kelas dewasa senior dan junior dimana para mandatory fight hadir, Kondang milik Susanto dipastikan bakal ditetapkan sebagai burung terbaik I dewasa senior setelah kembali meraih 100 poin memuncaki kelas dewasa senior. Di kelas dewasa yunior walau Misteri Cinta milik Ashari Ismail hanya bertengger sebagai runner up setelah disingkirkan oleh PM milik H Amir yang tampil terdepan, Misteri Cinta tetap menjadi kandidat burung terbaik I Dewasa Yunior LPB 2022. Untuk hasil selengkapnya burung terbaik LPB 2022 pihak panitia dari Pengwil P3SI Bali sesegera akan mengumumkan dan penyerahan trofi akan dilaksanakan bertepatan dengan latber Kampung Jawa yang akan digelar bulan Desember mendatang.
‘’Dalam waktu dekat ini akan kami umumkan lewat WAG karena kami harus merekaf dulu agar tidak terjadi kesalahan. Sekaligus penetapan peternak terbaik Bali,‘’ terang Sekretaris Pengwil P3SI Bali H Achmad Thosan.
Selain pertarungan sengit di masing-masing kelas yang demikian ketat, momen yang menarik dan menjadi pembelajaran kung mania ke depan adalah mulai diberlakukan penerapan pakem penilaian di kelas piyik hanging dan piyik yunior hasil ketok palu Rakernas P3SI belum lama ini. Menurut pemaparan Ketua Bidang Penjurian Pengwil P3SI Bali Triyasa KN, bahwa dari usulan Pengwil Bali agar ada pemberlakuan diskualifikasi bagi burung gacor diturunkan di kelas piyik hanging dan piyik yunior akhirnya mendapat persetujuan rakernas dan aturan itu diberlakukan sejak ditetapkan. Kriteria burung gacor di hanging (PH dan PY) kata Triyasa, yakni burung tersebut berbunyi sebanyak tiga kali berturut-turut dalam tempo jeda 10 detik sejak bunyi pertama.
Jika burung berbunyi gacor di kelas piyik hanging maka burung tersebut akan didiskualifikasi pada seluruh babak yang diikutinya. Sedangkan jika burung diturunkan di kelas piyik yunior ternyata gacor sesuai aturan penjurian P3SI maka diskualifikasi akan diterapkan di babak burung tersebut gacor atau diskualifikasi. Babak yang lain yang tidak terkena diskualifikasi tetap penilaiannya diakui dan berhak diikutkan dalam perekapan penilaian juara.
Penerapan sistem penilaian pada kelas piyik hanging dan setengah kerek ini di LPB X yang dilaksankan di Lapangan Pengwil P3SI Bali Sanur benar-benar memakan korban beberapa gaco. Bahkan tak tanggung-tanggung, gaco dari pengurus Pengwil P3SI Bali juga terkena diskualifikasi. ‘’Pakem terbaru ini memang menjadi pembelajaran bagi kita semua agar hati-hati menurunkan burung di kelas piyik hanging dan setengah kerek, jika memang burung tersebut sudah dewasa sudah sepantasnya diturunkan di kelas dewasa yang memang sudah disediakan kelasnya,’’ ucap Triyasa KN, pemilik Sanny BF ini.
Ketua Pengwil P3SI Bali Budi Dharma mewakili panitia dan juri yang bertugas mengucapkan terima kasih kepada seluruh kung mania yang sudah bersemangat hadir di ajang LPB ini dan juga di ajang sebelumnya. Terimakasih juga kepada pihak sponsor yang sudah memeriahkan LPB penutup ini. Melalui kesempatan ini, Pengwil P3SI mengucapkan selamat kepada para pemenang LPB dan khususnya kepada pemilik gaco yang bakal ditetapkan sebagai burung terbaik dan juga peternak terbaik Bali 2022.
‘’Kami juga menyampaikan permohonan maaf jika selama gelaran LPB ini dan khususnya pada LPB kesepuluh ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Bagi gacoannya yang belum meraih kemenangan semoga di musim 2023 bisa tampil maksimal,’’ ucap Budi Dharma.
Seperti apa keseruan LPB penutup 2022 bertajuk Mindra Cup yang telah berjalan sukses, diawali di kelas dewasa senior dimana tiga kontestan di babak pembuka langsung menyodok tiga warna hitam melalui Hercules milik Ashari, Wayan Yunior milik Mindradjaja dan Airlangga milik Suwardana bergelang Laguna. Memasuki babak kedua, Hercules bergelang PA kembali tampil on fire dengan nilai tiga warna hitam. Tetapi, Kondang bercincin DND yang sempat tertinggal di babak pertama mulai panas dan langsung menunjukkan kepiawaiannya. Tak tanggung-tanggung Kondang langsung menyodok dengan nilai 4 warna.
Di babak ketiga, para gaco sedikit mengendor. Kondang hanya mengantongi tiga warna bersama Wayan Yunior yang di babak kedua juga mengoleksi tiga warna, Den Bagus milik Gungtut Widura dan Anak Agung milik Moh Hasan yang sama-sama mengantongi dua kali tiga warna, sedangkan Tunggul Ametung debutan Hariyanto satu-satunya yang berhasil meraih tiga warna hitam di babak ketiga.
Memasuki babak pamungkas, Kondang bangkit kembali dan menembus tiga warna hitam. Sementara Hercules dan Wayan Yunior hanya meraih tiga warna. Dengan hasil ini Kondang berhasil menduduki podium utama dan sekaligus menjadi burung meraih poin terbanyak pada LPB 2022.
Di kelas dewasa yunior, tiga gaco yakni PM, Misteri Cinta, dan Si Doel tampak menonjol. Ketiga gaco ini tampil on fire di babak pertama dengan raihan tiga warna. Namun di sesi kedua, hanya PM dan Misteri Cinta yang kembali mempertahankan nilai tiga warna. Di babak ketiga dua gaco ini kembali nyeri sama-sama tampil perfoma. Baru di babak keempat PM yang kembali bertahan dengan nilai tiga warna sehingga mengantarkan duduk di singasana dewasa yunior. Sedangkan Misteri Cinta di tempat kedua dan Si Doel di tempat ketiga. Walaupun Misteri Cinta tertinggal satu langkah di seri X, gaco milik Ashari Ismail ini kemungkinan besar ditetapkan menjadi burung terbaik peringkat I LPB 2022.
Di kelas piyik yunior, dua gaco bersebelahan antara Mahameru dan Akpol bersaing ketat merebut mahkota. Di sesi pertama Mahameru milik Mindradjaja sempat unggul dengan nilai tiga warna. Di babak kedua giliran Akpol debutan Nengah Suarka bergelang Sapta Windu yang tampil dengan nilai tiga warna. Di babak ketiga Akpol kembali unggul dengan nilai tiga wrna. Namun di babak keempat giliran Mahameru bergelang Amuse yang unggul dengan nilai tiga warna. Juri pun akhirnya menetapkan Mahameru sebagai pemenang disusul Akpol di posisi kedua.
Di kelas ini, dua gaco terkena diskualifikasi yakni gaco di gantangan 68 didiskualifikasi di babak kedua dan ketiga sedangkan gantangan 75 didiskualifikasi di babak ketiga.
Sementara itu di kelas piyik hanging, Kamasutra milik Yoga Manik Mas tak terbendung melaju ke puncak setelah berhasil tampil maksimal. Sempat kurang kerja di babak pertama namun di tiga babak berikutnya gaco bergelang Manik Mas BF Tabanan ini sukses memetik nilai tiga warna. Nilai ini sekaligus mengantarkan Kamasutra dinobatkan sebagai pemenang di kelas piyik hanging.
Di kelas piyik hanging ada dua gaco yang didiskulifikasi setelah dari penilaian juri tampil gacor yakni gantangan 09, 27 dan 28. Gantangan 27 didis di babak pertama, gantangan 09 didis di babak kedua dan gantangan 28 didis di babak keempat. Namun nilai seluruh babak tidak berlaku lagu untuk menentukan juara.
Ketegangan yang terjadi selama lomba berlangsung ditutup dengan undian dua keping emas murni yang diraih Kadek Bagiartha dan H Sugik. Namun masih banyak barang-barang elektronik, sembako dan pakan burung sumbangan dari beberapa peternak. Di pengujung, para pemenang menerima trofi kejuaraan. (gde)