Lomba
Menepis Isu Miring Terkait Penjurian, Ini yang Dilakukan Panitia Uber Alles Fiesta IV, Malang
Panitia even tahunan bertajuk Uber Alles Fiesta IV pada tahun ini, nampaknya butuh kerja keras. Mereka tidak sekadar berjibaku dalam menyiapkan teknis pelaksanaan agar gelaran sukses, namun juga harus memikul beban berat dipundak mereka.
Sejumlah sosok penting di gantangan Harmony selaku pelaksana Uber Alles Fiesta IV, Minggu (27/9/2020) seakan mendapat sebuah sengatan listrik berkekuatan besar. Mereka dipaksa terperanjat dari tempat mereka berpijak untuk segera sadar dan bisa menunjukkan serta membuktikan ke kicaumania, isu miring yang menerpa mereka belum sepenuhnya terbukti di lapangan.
Sebenarnya apa sih isu miring yang menerpa gantangan berlokasi di depan kampus ITN II, Karanglo, Malang ? Dalam sebuah kesempatan, Wahyu ITN atau biasa akrab disapa Mbah Dosen terlibat perbincangan panjang dengan wartawan media ini.
“Panitia Uber Alles Fiesta IV dalam hal ini kru gantangan Harmony BC memang menyadari, terpaan isu yang kian hari menjelang hari H makin menguat memberikan sebuah ruang untuk kru Harmony BC makin merapat, membangun kesolidan dan menunjukkan serta membuktikan isu tersebut tidak benar,” tegas Wahyu didampingi Deddyd, satu diantara sosok penting di gantangan Harmony BC.
Lebih lanjut Wahyu mengatakan, isu yang saat ini santer berkembang terkait dengan kualitas serta independensi juri di gantangan Harmony BC. “Kami mendengar isu bahwasannya ketika gelaran di gantangan Harmony BC khususnya di skala lomba besar (baca : Cup) para juri yang bertugas diragukan kadar independensinya, tidak seperti dalam kegiatan Latber atau Latpres,” jelas Wahyu.
Sambil menengadahkan kepalanya ke atas dan menggeser posisi duduknya, Wahyu menjelaskan, bahwasannya publik menganggap pengambil keputusan di tengah gantangan hanya diberikan pada segelintir orang. “Yang dimaksud para juri senior, korlap atau saya sendiri,” ujarnya dengan memberikan intonasi penekanan tanda sebuah percakapan serius.
Padahal, lebih lanjut dijelaskan Wahyu, sejak akhir 2017 seiring dengan pergeseran formasi juri semula didominasi juri senior lantas bergeser pada kehadiran juri muda, gantangan Harmony BC sudah memiliki semangat besar untuk memberikan ruang lebih banyak pada juri muda. “Artinya mereka juga mendapatkan kesempatan untuk menentukan burung terbaik di dalam gantangan, tidak sekadar mengekor pada juri senior,” secara tegas digambarkan Wahyu.
Sejak saat itu, dalam lingkup juri gantangan Harmony BC digelorakan semangat kekuatan juri dari strata senior ataupun muda memiliki hak, tanggung jawab dan kekuatan yang sama dalam hal mangajukan kandidat burung terbaik.
Selanjutnya, Koordinator Lapangan (Korlap) memiliki kapasitas untuk menerima pengajuan kandidat burung terbaik dari para juri. “Kapasitas Korlap hanya menerima pengajuan juri sekaligus untuk memastikan apakah memang kandidat yang diajukan layak dan sesuai dengan pantauan Korlap di lapangan,” bebernya.
“Jadi Korlap atau juri senior bukan yang menentukan sepenuhnya burung terbaik, tapi seluruh juri yang bertugas tetap dalam pengawasan Korlap,” ujar Wahyu. Seiring dengan perjalanan dan perkembangan gantangan Harmony BC, mekanisme ini dirasa tepat digunakan dalam setiap kesempatan gelaran karena sesuai dengan semangat untuk memberikan ruang lebih luas buat para juri muda.
“Makanya hingga sekarang mekanisme tersebut masih bertahan dan digunakan. Karena dipandang dapat menjaga kadar independensi juri yang sesuai dengan pakem & fakta lapangan. Mekanisme ini juga menjadi ajang “proses belajar” dari juri muda Harmony BC agar semakin matang,” beber Wahyu.
Juga dijelaskan Mbah Dosen, juri muda gantangan Harmony BC sebagian kru dari gantangan Harmony BC sendiri ditambah sejumlah juri muda bidikan dari luar.
PAKEM PENILAIAN
Berbekal semangat menuju perubahan ke arah positif, gantangan ini terus melakukan sejumlah uji coba pakem penilaian di penjurian ocehan maupun lovebird. Sekira pada awal 2020, tim juri sudah mulai bisa merumuskan formula yang dirasa pas dan bisa diterapkan hingga kini. Berikut penjabarannya secara garis besar.
Untuk penilaian lovebird ada dua yaitu lovebird reguler, dengan mengunakan sistim akumulasi panjang (dengan sebutan “P”) ditambah dukungan semisal sebutan L, M & poin. Sistim ini diterapkan untuk memberi apresiasi pada burung yang memiliki durasi ngekek panjang serta durasi kerja.
Sedangkan untuk lovebird batasan semisal M3, M2 ini hampir sama dengan penilaian batasan pada umumnya namun sebagai penanda di gantangan Harmony BC menggunakan bendera kecil.
Khusus di kelas lovebird yang menerapkan aturan pembatasan durasi sesuai ketetapan (baca : dis) maka akan ada penghitungan mundur lima detik. Bila di lapangan ditemui ada lovebird yang melebihi hitungan maka akan diterapkan dis.
Sedangkan di kelas non batasan (los), maka bisa dikatakan “stop poin” dengan pemberian bendera pada batasan yang sudah ditetapkan, apabila masih ngekek pemberian bendera kecil sebagai tanda batasan berhenti akan diberikan saat burung sudah berhenti ngekek
Selanjutnya untuk penilaian burung ocehan nyaris sama dengan pakem penilaian lazimnya yakni mengedepankan irama lagu, volume, fisik dan gaya, dengan tetap melihat durasi kerja burung. Terkait durasi kerja, bisa dianalogikan dengan pembagian durasi kerja burung yakni dari tahap awal, tengah hingga akhir.
Sistim penjurian di gantangan Harmony BC menggunakan seorang Korlap, dimana untuk penjurian lovebird dia bertugas sebagai “timer” serta mengatur bergulirnya (rolling) juri. Dipenjurian burung ocehan, selain sebagai “timer” dan mengatur rolling juri agar pantauan bisa merata ke seluruh sudut gantangan, tugas Korlap juga menerima ajuan kandidat burung favorit dari juri. Selanjutnya akan dilakukan rekapitulasi serta menyocokkan dengan fakta lapangan.
Gelaran Uber Alles Fiesta IV, merupakan agenda tahunan dan satu diantara ikon dari gantangan Harmony BC. Terkait dengan perkembangan perburungan kawasan Malang Raya dan bertumbuhnya gantangan ini, gelaran tersebut akan menjadi satu bentuk “ujian semester” terkait sistim penjurian serta kinerja para juri.
Hingga mendekati hari H gelaran, panitia pun terus mendapat perhatian dari publik kicaumania. “Mungkin menurut sejumlah peserta hal ini menarik perhatian sehingga mereka ingin merasakan atmosfer penjurian yang ada di gantangan Harmony BC,” kata Mbah Dosen.
Bahkan sejumlah kicaumania dari tim atau perorangan luar kota Malang pun sudah memastikan hadir guna bersilaturahmi di even ini. “Karena selama ini keluarga besar gantangan Harmony BC juga melakukan jalinan silaturahmi ke berbagai gantangan atau even besar di berbagai kota, baik dalam maupun luar kota Malang. Seperti semboyan Arema yakni tidak kemana-mana namun ada dimana-mana, maka semangat itu yang digelorakan juga pada kami,” semangat Wahyu.
Berkat jalinan silahturahmi itu, menjadi pendorong para ‘Sahabat Harmony’ dimanapun berada untuk datang di gelaran tahunan gantangan Harmony BC. “Kami hadir tidak sekadar mempererat silahturahmi tapi juga membangun ruang berdiskusi serta meminta masukan demi mendukung proses metamorfosa yang dilakukan Harmony BC agar bisa mencapai hasil maksimal di berbagai hal,” pungkas Mbah Dosen.