Perkutut
Memperingati Hari Pahlawan, Pengwil Kepri Batam, Benar-Benar Tanpa Teriak, Meski Gerimis Penjurian Jalan Terus, Mahkota Jadi yang Terbaik

Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut yang menyajikan gelaran tanpa teriak, hanya bisa disaksikan dan dinikmati di Batam Kepulauan Riau. H.M.Choirul Anwar, Ketua Pengwil Kepulauan Riau mengakui hal tersebut. “Bagi kami mengemas lomba tanpa teriak adalah harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi,” tegas H.Anwar.

Hal ini disebabkan oleh keinginan yang kuat dari semua komponen, mulai dari panitia dan peserta yang ingin menikmati suara alam burung perkutut di dalam lapangan. “Tanpa terikan ketika kita berlomba akan sangat bisa menikmati suara burung, tidak terganggu oleh suara peserta dan penonton,” sambung H.Anwar.
Hal senada disampaikan Purnomo, Ketua Bidang Konkurs Pengwil Kepulauan Riau. “Bagi kami lonba tanpa teriak adalah cita-cita yang harus terus terwujud dalam setiap kegiatan disini, kami ingin menikmati suara burung pada saat di lapangan, sehingga peserta dan penonton tidak boleh mengganggu,” ungkap Poernomo.

Seperti dalam kegiatan Memperingati Hari Pahlawan yang digelar pada Minggu 27 November 2022. Menempati lokasi di Lapangan Buana Central Park Bukit Daeng Batam, acara ini benar-benar menjadi sebuah tontonan menarik. Menurut Purnomo kegiatan ini adalah agenda untuk ketiga kalinya tergelar setelah covid-19 berlalu.

Lebih lanjut Poernomo mengatakan bahwa lomba tanpa teriak adalah budaya yang sebebarnya sudah sejak lama diterapkan. “Untuk saat ini kami hanya melanjutkan budaya lomba tanpa teriak dan Alhamdulillah kami bisa mempertahankan hal tersebut. Mudah-mudahan kebiasaan ini bisa sampai seterusnya terjadi,” harap Purnomo.
Selama proses penjurian berlangsung, penonton duduk manis sambil mendengarkan suara perkutut miliknya berdendang di atas kerekan. Suasana tenang dan damai, ini nampaknya tidak bisa terwujud secara maksimal. Pasalnya kondisi cuaca yang tidak mendukung, hadir menyapa sejak pagi sebelum acara di mulai.

Informasi yang didapat, hujan sudah turun sebelum acara dimulai. Start yang seharusnya jam 08.00 mundur sampai jam 09.00 menunggu cuaca lebih tenang. Ketika hujan berganti gerimis, maka panitia langsung menyatakan acara dimulai. Perjuangan dalam kondisi tersebut memang tidak mudah seperti keinginan.

Selain juri yang bertugas, peserta yang berada di dalam sangkar, harus berjuang untuk mempersembahkan suara merdu. “Sebenarnya banyak burung bagus yang turun dalam gelaran kali ini, tapi karena kondisi cuaca yang tidak mendukung, maka banyak burung yang kurang tampil seperti harapan,” sambung Ketua Pelaksana.
Namun demikian, proses penjurian bisa terlaksana sampai akhir babak yakni empat babak penuh. “Alhamdulillah meski cuaca kurang bagus karena gerimis, namun proses penjurian tetap dilaksanakan selama empat babak, mulai babak pertama sampai akhir,” kata Purnomo yang juga Ketua Bidang Konkurs Pengwil Kepulauan Riau.

Pemandangan lain yang juga dihadirkan dalam acara tersebut adalah panitia sengaja mendatangkan juri asal Pulau Jawa yakni Happy Jember. “Kegiatan kali ini tergolong besar meski kami hanya membuka 1 kelas yakni Dewasa Bebas saja, makanya kami datangkan juri dari Jawa agar proses berjalan sesuai harapan,” kata Purnomo lagi.

Trophy ekslusif juga menjadi salah satu pajangan panitia. Desain yang menawan khas trophy lomba tingkat dunia sengaja dihadirkan untuk menjadi bukti bahwa kegiatan kali ini tidak main-main. Panitia benar-benar menjadikan kegiatan ini luar biasa. dari data yang masuk, peserta tidak hanya berasal dari Batam saja.
Ada kung mania dari Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Orang Bintan. Bahkan ada peserta dari Singapore yakni Haji Leng pemilik Dolleng BF dan Haji Muhammad pemilik Matz BF yang ikut meramaikan gelaran tersebut. “Singapore adalah peserta yang seringkali ikut meramaikan gelaran di Batam. Mereka bisa dalam jumlah banyak ataupun sedikit,” ungkap Purnomo lagi.

