Perkutut
Melati Bangkit Sumenep (Sabtu, 26/08), Bagikan Doorprize Kandang Ternak 5 Ruang, Black Foot Raih Bendera Empat Warna, Singer dan Mimpi Manis Tembus Podium Pertama

Untuk yang kesekian kalinya, Lapangan perkutut Melati yang berlokasi di Pangarangan Sumenep kembali mendatangkan kung mania untuk ngerek bareng pada Sabtu, 26 Agustus 2023. Kali ini mereka hadir dalam rangka memenuhi undangan panitia gelaran Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut bertema Melati Bangkit.

Kegiatan ini awalnya akan diselenggarakan pada Minggu, 27 Agustus 2023, namun karena bersamaan dengan kegiatan di Pamekasan, akhirnya dimajukan sehari. Meski demikian, tidak sampai menciutkan keinginan kung mania untuk tetap membatalkan rencana menjadi peserta yang akan berlaga memamerkan kualitas perkutut orbitannya.

“Awalnya Melati Bangkit akan kami gelar pada Hari Minggu, namun karena barengan sama Pamekasan, akhirnya kegiatan kami majukan menjadi Hari Sabtu dengan alasan demi kelangsungan hobi perkutut di Sumenep dan Pamekasan. Kami ingin selalu berdamai dengan saling mendukung dan mensupport,” terang Acik, salah satu panitia.

Meski pelaksanaan mepet dengan gelaran di Pamekasan, namun tidak sampai mengurangi minat peserta untuk mengikuti kegiatan tersebut. Terbukti dari data pendaftaran yang masuk, angkanya sesuai dengan target panitia. “Alhamdulillah dukungan dan perhatian yang diberikan peserta masih besar, mereka tetap setia mengikuti kegiatan yang kami adakan,” sambung Acik.

Tiga partai yang dibuka (Kelas Dewasa Senior, Kelas Piyik Yunior dan Kelas Piyik Hanging), penuh sesak oleh peserta. Jumlah tiket yang disediakan ludes diserbu peserta. Bahkan ada peserta yang tidak kebagian tiket karena sudah habis terjual. Membludaknya peserta memang sudah diprediksi sejak awal.

Semangat kung mania untuk selalu menghadiri kegiatan lomba, sampai saat ini masih tetap luar biasa. Apalagi Lapangan Melati yang menjadi sentra kegiatan hobi perkutut di Sumenep, seakan sudah familier dengan mereka. Ada kesan nyaman dan pas ketika kung mania harus mengerek dan menggantang perkutut miliknya disana.

Sehingga mereka tidak akan pernah melewatkan setiap kegiatan yang digelar menggunakan lapangan Melati. Terlebih lagi, doorprize berupa kandang ternak 5 ruang menjadi salah satu incaran mereka. Hadiah bagi yang beruntung ini memang baru pertama kalinya hadir dalam sebuah gelaran konkurs perkutut.

“Doorprize yang kami berikan adalah inovasi dari panitia untuk membuat sesuatu yang beda dengan lainnya. Mungkin belum pernah ada dan kami ingin memberikan hadiah yang memang belum pernah ada,” tegas Gus Eek, Ketua Paguyuban Melati sekaligus pencetus ide doorprize kandang ternak.

Lebih lanjut disampaikan bahwa setidaknya, Sumenep ingin memunculkan hal yang baru. Siapa tahu bisa menginspirasi penyelenggara yang lain untuk melakukan hal yang sama. “Kandang ternak bagi kami adalah sebuah ungkapan rasa terima kasih atas kehadiran peserta. Bagi yang beruntung, maka kami berikan doorprize kandang ternak,” sambung Gus Eek.

Ada hadiah lain yang juga menjadi pilihan peserta jika mereka beruntung. Karena panitia juga menyediakan beragam hadiah menarik lainnya. Ada kipas angin, kompor gas dan barang elektronik lainnya. Sementara itu, dari dalam arena bisa diinformasikan bahwa perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru dan penuh aksi dramatis.

Empat babak penjurian berlangsung dalam kondisi cuaca yang begitu mendukung, yakni cerak dan panas. Perkutut yang beradu kualitas suara di atas kerekan dan di atas gantangan, benar-benar menunjukkan kebolehannya. Satu sama lain saling berebut perhatian juri untuk mendapatkan nilai paling tinggi.
Juri yang bertugas benar-benar dituntut untuk memantau dan memberikan nilai sesuai dengan kualitas yang dimiliki. Juri penilai, koordintor dan dewan saling koordinasi untuk memastikan bahwa burung yang mereka nilai tidak sampai meleset.Sampai akhirnya ditetapkan posisi kejuaraan untuk di masing-masing kelas yang dilombakan.

Untuk Kelas Dewasa Senior, podium pertama berhasil menjadi milik Black Foot amunisi H.Anwar Talango, perkutut ternakan Ababil. Kemenangan Black Foot berkat raihan bendera tiga warna hitam pada babak pertama dan kedua, tiga warna babak ketiga dan empat warna pada babak keempat. “Alhamdulillah Black Foot mau tampil lagi dan berhasil meraih bendera 4 warna,” terang H.Anwar.

Menyusul kemudian Natura andalan Bambang Mabes Pamekasan, produk ternak RSI Pojur dan tempat ketiga diraih Abozz orbitan H.Fandi Marengan ring SKAD. Di Kelas Piyik Yunior, podium pertama berhasil menjadi milik Singer amunisi H.markaton Pamekasan ring NUR, menyusul kemudian Bawaslu andalan Bambang Mabes Pamekasan ternakan Mabes.

Tempat ketiga dimenangkan Ben Ben orbitan N. Hilya Sumenep, ternakan BN. Dan Pada Kelas Piyik Hanging, juara pertama dan kedua berhasil diboyong Jumadin Kalianget, produk ternak Naga Biru lewat aksi cantik Mimpi Manis yang berhasil meriah podium pertama dan Anti Badai yang berada diurutan kedua.

“Rasanya senang dan bangga bisa meraih juara pertama dan kedua di Kelas Hanging, muga-mudahan pretasinya bisa terus orbit,” terang si Raja Hanging.menyusul pada tempat ketiga Marlena orbitan H.Munjara Talang, ring HM – PJR. Di akhir acara segenap panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerjasama seluruh peserta. Dan permintaan ma’af juga disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan.

