Lomba
Malang Satu Titik Dirga Panji Cup, Rock n Roll, Sredek dan Nawang Wulan Berjibaku di Atas Podium
Dua lapangan yang disediakan panitia Malang Satu Titik Dirga Panji Cup, seakan tak mampu membendung animo kicaumania dari sejumlah penjuru kota di Indonesia. Sejumlah gaco milik pemain papan atas pun hadir berjibaku di atas podium gelaran di Lapangan Ksatria Yudha Divif 2 Kostrad, Singosari, Malang, Minggu (06/12/2020).
“Gelaran ini merupakan gawenya arek – arek Malang, bukan gelaran saya pribadi. Dukungan dari para tokoh kicaumania Malang Raya sangat jelas terlihat. Semua saling bersinergi untuk mengemban tugas buat menyukseskan gelaran ini,” ujar Dendy Kusumawardhana, Ketua Penyelenggara.
Lebih lanjut Notaris Dendy –begitu akrab disapa di lapangan, membeberkan terkait kinerja para panitia dan juri yang telah melaksanakan gelaran akbar penutup tahun 2020. “Sudah lumayan baik, masing – masing bertanggung jawab atas tugasnya. Apabila masih dilihat ada kekurangan kami akui tetap ada. Makanya pada gelaran mendatang akan bisa lebih disempurnakan,” beber Dendy yang sudah memberikan sinyal kuat akan ada gelaran Malang Satu Titik jilid dua.
Tingginya animo kicaumania digelaran ini, sejumlah gaco milik pemain papan atas berhasil memberikan penampilan terbaiknya. Diantaranya dua gaco milik Abah Hudan 911, Surabaya. Keduanya berhasil menorehkan prestasi di kelas Murai Batu Buronan Kampung dan kelas Arema Mbois A.
Untuk di kelas Murai Batu Buronan Kampung, Abah Hudan berhasil mengantarkan Rock n Roll menuju puncak nominasi. Besutan ini berhasil mengalahkan sejumlah gaco milik pemain papan atas yang juga berjibaku di kelas ini. Sedangkan di kelas Murai Batu Arema Mbois A mengandalkan Sredek, pemain satu ini juga berhasil memuluskan langkah gaconya memuncaki nominasi.
Sedangkan di kelas bergengsi lainnya, Gus Ibad dari Ubed 61 Baitul Mukhlasin, Malang berhasil lagi membuktikan kualitasnya. Sekadar tahu, besutan ini sudah melakoni roadshow di sejumlah even besar. Antara lain di Piala Kerajaan Kediri, PRU BF Malang dan gelaran ini.
Ketiga penampilan dalam even tersebut semuanya ditutup dengan keberhasilan bertengger di puncak nominasi. Untuk gelaran Malang Satu Titik Dirga Panji Cup, Nawang Wulan –nama gacoan Gus Ibad, berhasil meraih juara pertama di kelas Cucak Hijau Arema Mbois. Sedangkan di kelas Cucak Hijau Buronan Kampung, besutan ini terpeleset ke posisi runner up.
“Dua gelar yang diraih di even ini merupakan pencapaian yang tidak mudah, apalagi gaco milik ijomania dari sejumlah kota juga berkumpul satu titik di even ini. Namun Nawang Wulan tetap menunjukkan kualitasnya dan di kelas utama bisa melejit ke puncak nominasi,” ujar Anggi, pemandu bakat yang sudah mempersiapkan diri menuju Bali Vaganza pada Minggu (13/12/2020).
Lebih lanjut, terkait tujuan panitia mengumpulkan seluruh kicaumania dari penjuru Indonesia di satu titik sudah sebanding lurus dengan keberhasilan para jawara. Sejumlah komunitas dari berbagai latar belakang hadir membanjiri lokasi lomba, satu diantaranya dari komunitas Branjangan. Komunitas ini diwakili Branjangan Mania dari Jakarta yakni Kopi Pait SF.
“Panitia memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada para anggota komunitas yang hadir meramaikan gelaran ini. Wujud apresiasi itu kami berikan penghargaan buat mereka,” ujar Dendy.
Penghargaan juga diberikan pada burung terbaik, satu diantaranya Brandal milik Akbar. R dari TLBC. Besutan ini mendapatkan penghargaan setelah melakoni dua sesi tanding di kelas Singo Barong A, meraih juara runner up dan juara ketiga di Singo Barong B.
Panitia juga memberikan penghargaan ke sejumlah tokoh legendaris yang ada di Malang. Mereka dianggap sebegai legendaris di perburungan karena hampir di seluruh usianya didedikasikan untuk perkembangan dan kemajuan perburungan.
Untuk perebutan juara umum BC dan SF, Duta Delta Pandawa yang langsung dikomandani Yudisthira berhasil meraih juara umum BC sedangkan untuk Abah Didik, Bangsat 001, Nganjuk berhasil meraih juara umum SF.
“Terima kasih atas seluruh dukungan berbagai pihak hingga gelaran ini sukses. Namun, tugas ini belum selesai karena gelaran ini merupakan langkah awal untuk menjadi trigger buat para tokoh di Malang Raya agar bisa berkumpul lagi membahas gelaran Malang Satu Titik jilid dua. Mohon maaf bila panitia masih belum bisa memberikan terbaik seperti diinginkan seluruh kicaumania,” pungkas Dendy.