Perkutut
Lomba On Line, Gak Ada Nilai Seninya, Bahkan Bisa Memutus Silaturrahmi Sesama Kung Mania
Lomba perkutut via on line. Apa iya, bisa menjadi pilihan yang sudah benar-benar harus dijalankan. Emang sich, kondisi pandemi akibat Corona mampu menghambat dan membatasi ruang gerak kehidupan masyarakat, tak terkecuali kung mania. Agenda kegiatan hobi perkutut tanah air juga terkena imbasnya.
Even yang biasa dilakukan kung mania, mengalami gangguan meski tidak seratus persen. Ada daerah yang tak bisa berbuat banyak akan larangan untuk menghentikan kegiatan, ada juga daerah yang masih bisa terus menggelar kegiatan meski dengan skala kecil dan mencari lokasi yang sekiranya sulit terdeteksi dan aman.
Mengapa mereka ngotot untuk tetap menggelar kegiatan ?, Nah jawabannya adalah bukan semata-mata disebabkan karena tidak mau mengindahkan aturan yang sudah ditetapkan, namun lebih kepada alasan bahwa hobi tidak bisa dipisahkan dan ditinggalkan dari kehidupan yang sudah pernah dilakoninya.
Bagi sebagian dari mereka, kegiatan tersebut bukan sekedar cara untuk menyalurkan hobi, tetapi ternyata bisa membuat hidup lebih baik dan bergairah. Hadir di tengah-tengah peserta dalam sebuah gelaran konkurs, adalah satu tujuan dari mereka untuk bisa mendapatkan manfaat.
Bertemu, bertegur sapa, menghilangkan rasa kangen bahkan bisa melunturkan beban yang berkecamuk dalam pikiran, selama berkutut dengan kesibukan pekerjaan. Lah, kog ada info mau buat lomba on line. Emang tidak salah, karena kita punya hak untuk membuat, melontarkan dan merealisasikan ide apapun.
Tapi orang lain juga boleh dong, menyikapi pernyataan tersebut. Kali ini H.Kamil Ali Makki, tokoh perkutut Pamekasan Madura punya pendapat. “Itu omongan di luar sadar. Saya tidak setuju, sangat tidak setuju, pernyataan tersebut sangat tidak bisa diterima akal sehat,” terang H.Kamil Ali Makki.
Lebih lanjut dikatakan bahwa turun lomba memiliki tujuan agar bisa tetap bersilatuttahmi dan ingin menikmati perbedaan antara burung orbitannya dengan milik peserta lain, mana yang lebih indah. Semua itu tidak akan bisa dilakukan dengan cara menggelar lomba secara on line.
“Kenikmatan berlomba secara langsung tidak akan kita dapat dalam gelaran secara on line. Saat kita mantau burung di lapangan dengan cara teriak, mensuppor kinerja burung yang tercipta secara spontanitas, bersenda gurau, merasakan detik-detik menengangkan, tidak akan pernah didapat dengan lomba on line,” tutur pemilik HK Bird Farm Pamekasan.
Menurut H.Kamil kondisi saat ini memang pandemi, tapi itu bukan jalan keluar yang harus dipilih, masih banyak solusi yang bisa dipakai agar bisa tetap berkumpul bersama kung mania lain. Karena yang jelas, kegiatan hobi yang sudah dilakukan secara langsung selama ini, tidak bisa ditukar dengan cara baru.
“Sekali lagi saya katakan bahwa menekuni perkutut selain menikmati hobi, yang tidak kalah penting adalah silaturrahmi, dengan on line maka silaturrahmi terputus, jika tetap dilakukan berarti akan memutus silaturrahmi, jika ada yang ingin memutus silaturrahmi berarti harus disadarkan,” imbuhnya.
Hal senada dilontarkan Ir.Moh Mahmud, Ketua Pengda P3SI Bangkalan. “Main burung itu bukan hanya suaranya aja, tapi nilai sosial dan silaturrahmi juga gak kalah pentingnya. Lagian seni itu harus dinikmati lewat live atau langsung. Seni kalau lewat media eletronik sama aja dengan nonton lukisan lewat televisi,” tegas Moh.Mahmud.
Ditambahkan bahwa jika seni sudah disederhanakan lewat media (non live), makan akan hilang nilai-nilai seni dan sosialnya. “Guratan-guratan seninya akan nampak dan terasa ketika lomba dilakukan secara live atau langsung dari pada secara on line. Seni adalah sesuatu yang bisa dinikmatii secara langsung, bukan melalui media, karena seni menyangkut pada faktor perasaan manusia tanpa melalui media lain,” ungkapnya.
Ir.Moh, Mahmud mencontohkan pada sebuah potret atau lukisan, nilai seninya yang merupakan guratan-guratan akan nampak dan terasa jika dilihat secara langsung, bukan melalui media. Begitu juga dengan lomba secara on line, yang pasti tidak akan bisa menemukan sebuah kepuasan.
“Kita berlomba saat berada di lapangan bisa meluapkan kegembiraan, emosi dan segala bentuk beban yang ada, sehingga pada akhirnya apa yang kita lakukan saat di lapangan akan mengurangi beban pikiran. Teriakan beberapa peserta yang terjadi di lapangan juga menjadi sebuah seni yang bisa kita nikmati,” lanjut pemilik CTP Bird Farm Bangkalan.
Bagaimana saat penonton dan juga peserta melakukan aksinya dengan cara yang berbeda, sehingga menimbulkan sebuah pemandangan yang bisa membuat kita senang dan mungkin juga marah. Tapi itulah seni yang bisa didapat saat berada di lapangan. “Lomba on line akan memutus silaturrahmi, jika dibiarkan maka akan merusak jalinan silaturrami diantara sesama kung mania,” imbuh Ir.Moh.Mahmud mengakhiri obrolan.