Ayam Bekisar
Lomba Nasional Ayam Bekisar PEMBESAR Bupati Cup Bangkalan, 607 Tiket Ludes Terjual, Piala Bergilir Batal Diserahkan
Minggu, 16 Januari 2022 menjadi moment bersejarah bagi komunitas hobi ayam tanah air. Pasalnya organisasi bernama PEMBESAR (Penggemar Ayam Bekisar) yang dipimpin H.Fatkurrachman baru saja mencatat rekor pelaksanaan agenda hobi paling bergengsi, paling spektakuler dan paling heboh se jagad nusantara.
Even bertajuk Bupati Cup Bangkalan yang dihelat menggunakan Stadiun Kerapan Sapi R.P. Moch Noer berhasil mengemas kegiatan yang benar-benar mampu mendongkrak popularitas hobi. “Alhamdulillah, hari ini PEMBESAR yang saya pimpin bisa melaksanakan kegiatan kontes dengan meriah dan heboh yang membuat kami senang dan bersyukur,” terang H.Fatkurrachman.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kegiatan ini menjadi sebuah bukti keseriusan PEMBESAR untuk menyemarakkan hobi. Tidak main-main, kali ini panitia berhasil menghadirkan peserta dari berbagai kota dan provinsi yang ada di Jawa mulai Jakarta, Bogor, Purworejo, Bandung, Semarang, Magelang, Yogyakarta, Trenggalek, Malang, Surabaya.
Ada juga peserta dari Sidoarjo, Probolinggo, Pasuruan, Jember dan Banyuwangi ditambah lagi mania asal Pulau Dewata Bali. Selain itu peserta dari Pulau Garam Madura menjadi pendukung terbesar gelaran untuk pertama kalinya setelah PEMBESAR di bawa kepemimpinan H.Fatkurrachman resmi dibentuk.
Kehadiran mereka mampu mendulang angka penjualan tiket dengan jumlah paling besar dalam catatan sejarah penyelenggaraan even hobi ayam. Sekitar 607 tiket ludes tanpa sisa yang membuka kelas mulai dari Ayam Hutan, Bekisar, Ayam Buras dan Ayam Kekok. Adapun rincian tiap-tiap kelas adalah Ayam Hutan sebanyak 12 ekor.
Ayam Bekisar 239 peserta (Laga Utama 47 ekor, Laga Madya 72 ekor dan Laga Pratama 120 ekor), Kelas Ayam Buras 25 tiket dan Ayam Kekok 331 peserta (Kelas Pendek Bawah 107 ekor, Kelas Pendek Atas 48, Kelas Panjang Bawah 131 dan Panjang Atas 45 ekor). Ayam Kekok sendiri menjadi partai yang baru pertama kalinya digelar bersama hobi lain.
Mat Rai Ketua Paguyuban Ayam Kekok se Madura mengaku bersyukur karena komunitasnya kini mendapatkan perhatian dari PEMBESAR. “ALhamdulillah kami diberikan kesempatan untuk tmapil bareng ayam bekisar, ayam hutan dan ayam buras dalam lomba PEMBESAR. Mudah-mudahan bisa terus berlanjut,” ungkap Mat Rai.
Harapan ini tentunya menjadi sebuah keinginan untuk mendalam agar ayam kekok juga bisa terus disertakan dalam setiap kegiatan PEMBESAR. H.fatkurrachman mengaku siap merealisasikan keinginan tersebut. “Sejak awal kami konsisten untuk merangkul ayam kekok menjadi bagian dari kegiatan PEMBESAR,” tegas pria yang akrab dipanggil Abah Kur.
Sukses ini tentu menjadi sebuah catatan baru dan rekor perolehan peserta dalam kegiatan lomba hobi yang pernah ada sebelumnya. Rekor penyelenggaraan kegiatan hobi ayam kini dipecahkan oleh PEMBESAR. H.Farkurrachman selaku Ketua PEMBESAR mengaku bangga dengan hasil tersebut.
“Kami bersyukur karena kegiatan kami mendapatkan dukungan dari semua pihak. Tanpa mereka maka apa yang kami lakukan tidak akan seperti ini,” sambung Wakil Ketua DPRD Bangkalan. Hadir dalam acara tersebut Bupati Bangkalan. Dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wadah bagi penghobi untuk menyalurkan apa yang ditekuninya.
“Saya harap kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi penghobi ayam sehingga mereka bisa terus eksis di lapangan dan menyalurkan hobinya. Kami dari Pemerintah Daerah Bangkalan selalu mendukung setiap kegiatan yang ada sehingga kegiatan seperti hobi ayam bisa tetap hidup dan muncul,” tutur Raden Abdul Latif Amin.
Bahkan Bupati Bangkalan siap untuk mensupport dan mendukung kegiatan tersebut. “In syaa Allah kegiatan ini akan kami adakan tiap tahun. H.Kur (H.Fatkurrachman) siap memfasilitasi dan saya harap kegiatan ini bisa memberikan banyak manfaat bagi pecinta,” sambung Bupati Bangkalan yang hadir bersama rombongan.
Karena yang pasti dengan even seperti ini selain bisa bertemu dan silaturahmi, juga menjadi nilai ekonomis. “Hari ini saya bersama rombongan dari kominfo Bangkalan, Kapolres, Dandim dan jajaran instansi lain mensupport dan mendukung kegiatan ini. Mudah-mudahan bagi pemenang bisa termotivasi untuk terus eksis,” harap Bupati Bangkalan.
Usai memberikan sambutan, panitia memberikan kesempatan kepada Bupati untuk memasuki lapangan, mempersilahkan mengerek ayam bekisar milik salah satu peserta. Usai melakukan pengerekan ayam, Bupati sempat melihat bagaimana bekisar-bekisar yang ada di atas kerekan mengeluarkan suara terbaiknya.
Sesekali Bupati menunjuk salah satu bekisar yang sedang bunyi. Nampak pula Bupati Bangkalan melakukan komunikasi dengan panitia dan juri ketika ada sesuati yang menarik untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Cukup lama rombongan Bupati berada di pinggri lapangan untuk menyimak proses penjurian.
Cuaca di lapangan sejak pagi sempat gerimis. Namun, kondisi tersebut perlahan-lahan sirna seiring mendekati waktu pelaksanaan dimulai. Panitia kali ini menurunkan juri KEMARI untuk menjadi pengadil di Kelas Ayam Bekisar dan Ayam Buras. Sedangkan untuk Ayam Hutan, ada team khusus yang sengaja didatangkan.
Begitu juga untuk kelas Ayam Kekok, mereka membawa team sendiri. Kegaitan ini diawali dengan penjurian Ayam Hutan. Andre Effendi, pimpinan rombongan komunitas ini mengaku sengaja menghadirkan kelas ini untuk menyemarakkan hobi. “Ayam hutan identic dengan hobi ayam bekisar, jika tidak ada ayam hutan, maka bekisar tidak akan pernah ada,” jelas Adre.
Ditambahkan oleh Andre bahwa menghadirkan komunitas ini bukan sesuatu yang muda dan gampang. “Ayam hutan itu rawan stress dan tidak bisa disamakan dengan ayam lain, namun tetap kami sertakan mereka agar keberadaannya bisa lebih terlihat dan eksis di lapangan,” sambung Andre lagi.
Ayam kekok yang memilih lokasi agak ke utara dari kerekan ayam bekisar, juga melaksanakan kegiatan tanpa kendala. “Kami punya aturan sendiri dan lomba kami juga tidak bisa disamakan dengan yang lain, makanya kami terpisah dari mereka meski sebenarnya dalam satu kegiatan,” ungkap Mat Rai.
Hal yang tidak diinginkan terjadi dalam penjurian ayam bekisar. Awalnya proses penjurian berlangsung lancer dan aman. Saat akan memasuki penjurian partai final Kelas Madya, ada peserta dengan nomor kerekan 56 yang protes karena ayam miliknya tidak masuk. Setelah melalui perundingan, akhirnya ayam tersebut terpaksa diikutkan.
Namun saat penjurian dilangsungkan, ayam tersebut hanya mendapatkan nilai paling rendah diantara peserta di partai final. Sutiasi semakin memanas saat partai final Kelas Utama. Enam orang juri KEMARI yang diturunkan, memberikan vonis berbeda pada peserta. Imam Sampang dan Rouf Sumenep menancapkan bendera pada tiang kerekan nomor 25.
Sedangkan Syafi’i Bangkalan, H.Danang Yogyakarta, Yanto Magelang dan H.Asnawi Sumenep menancapkan bendera pada nomor kerekan 32. Hasil tersebut memicu keributan. Pendukung kerekan 25 tidak terima dengan hasil tersebut. Dengan sigap dan tenang, H.Fatkurrachman selaku Ketua Pusat PEMBESAR langsung turun tangan.
Pemilik ayam kedua belah pihak dihadirkan untuk mencari solusi. Sampai akhirnya sepakat untuk kerek ulang, khusus kedua ayam tersebut. Namun saat acara kerek ulang akan dilakukan, tak satupun kedua belah pihak menuju ke dalam lapangan. Ada keinginan dari salah satu pihak untuk memenangkan kejuaraan untuk bekisar pada kerekan 25 tanpa adu ulang.
Namun H.Fatkurrachman tetap bersikukuh bahwa kerek ulang harus dilakukan sebagai hasil kesepakaan bersama. Karena tidak ada yang bersedi masuk lapangan, akhirnya Ketua Pusat PEMBESAR ini mengambil keputusan jika tidak ada yang mau tarung ulang, maka juara 1 dan 2 dinyatakan tidak ada.
“Saya tetap pada komitmen untuk kerek ulang karena kedua belah pihak yang disaksikan oleh juri dan juga panitia, sudah sepakat untuk kerek ulang. Saya tidak mau mencla mencle dan tidak punya pendirian. Kami sudah sepakat dari awal. Nah, sekarang kog mereka malah tidak mau, ya sudah, saya putuskan tidak ada juara 1 dan 2,” ungkap H.Kur.
Keputusan tersebut berarti pula bahwa Piala Begilir tidak diberikan. Jalan tengah sebenarnya sudah diambil untuk menyelesaikan masalah, namun ada upaya untuk membuat suasana menajdi ricuh. Panitia sudah tegas untuk melakukan hal yang dianggap sesuai. Pihak yang bermasalah dipanggil untuk duduk bareng.
Diakhir acara pengundian doorprize dilakukan. Tiga unit sepeda motor, lemari es, kipas angin, tv color dan puluhan hadah menarik lainnya. Ipunk selaku salah satu panitia mengakus bahwa hadiah yang diberikan sangat banyak. “Ada puluhan hadiah yang kami berikan untuk peserta sebagai bukti bahwa kami memang ingin memanjakan peserta. Kami memang beda dari yang lain,” jelas Ipunk.