Ayam Bekisar
Jelang Lomba Ayam Bekisar Piala Covid-19 Yogyakarta, Ajang Silaturrami Jamu Kangen, Saatnya Peserta Tertib Memilih Kelas
Minggu, 06 September 2020 Ndalem Notoprajan Yogyakarta punya gawe lewat gelaran Lomba Ayam Bekisar Piala Covid-19. Acun Hadiwidjojo penggagas acara menuturkan bahwa kegiatan ini adalah murni usulan dari bekisarmania yang sudah lama absen tidak pernah lagi ngerek ayam orbitannya.
Kegiatan ini untuk memenuhi keinginan para bekisarmania di tanah air yang sudah lama berkeinginan ada lomba dan secara pribadi saya pun sudah gatel mengikuti lomba ayam bekisar, maka saya buatkan lomba untuk ajang silahturahmi yang sudah cukup lama vakum karena Virus Covid 19 ini,” ungkap Acun Hadiwijojo.
Lebih lanjut Ketua Umum Kemari (Keluarga Penggemar Bekisar Indonesia) ini berharap ajang lomba tersebut juga dapat merencanakan bagaimana per-bekisaran kedepan nya agar bisa tambah maju. Diharapkan pula dengan kegiatan tersebut muncul masukan-masukan yang positip demi keutuhan sesama penggemar ayam bekisar di tanah air.
“Kalau memungkinkan ada rencana Munas Kemari, monggo-monggo saja pokoknya semua saya serahkan kepada Keluarga Penggemar Ayam Bekisar yang hadir. Monggosaya manut saja kalau ada usulan Munas. Soal waktu dan tempat saya siap dan manut kepada aspirasi penggemar bekisar, lanjutnya.
Kenyataan ini menjadi sinyal bahwa Acun Hadiwidjojo sangat terbuka dan berharap hobi ayam bekisar bisa lebih berkembang dan maju pesat. Artinya pula bahwa semuakomunitas memiliki kesempatan untuk memikirkan bagaimana masa depan hobi ayam bekisar tanah air akan ditentukan.
Kolaborasi Ketua Umum dan komunitas diharapkan bisa memunculkan kekuatan menjadikan hobi ayam bekisar bukan hanya sekedar kumpulan orang-orang yang terdiri atas penghobi, pelomba dan peternak, namun lebih dari itu bisa menjadi simbol bahwa organisasi ini mampu membangun kelompoknya menjadi sebuah organisasi yang bermanfaat.
“Saya sudah memberikan kesempatan kepada seluruh komunitas untuk memberikan pemikiran agar hobi ayam bekisa bisa lebih baik dan positif, monggo segera usulkan apa yang selama ini menjadi uneg-uneg yang belum pernah tersampaikan. Barangkali bisa menjadi awal yang baik bagi organisasi,” lanjutnya.
Dalam kegiatan ini pula, Acun Hadiwidjojo melakukan sebuah terobosan, salah satunya dengan membuka tiket untuk semua kelas dengan bandrol Rp 225.000.-. Keputusan ini diambil bukan asal dibuat dan tidak melihat kondisi saat ini tetapi sudah melalui pertimbangan matang.
“Sengaja biaya pendaftaran kami bikin sama dengan tujuan mencoba agar ayam Kelas Utama tidak diikutkan Kelas Madya atau Pratama. Peserta Pratama boleh minta diskon langsung ke saya kalau dirasa berat dengan uang pendaftaraannya. Penak to, pokoknya lomba ini untuk seduluran dan jamu kangen,” ungkapnya lagi.
Nampaknya inilah moment bagi seluruh komunitas untuk melihat bahwa Ketua Umum sangat memikirkan bagaimana peserta agar lebih tertib, jujur dan disiplin dalam memilih kelas. Jangan hanya karena ambisi untuk menang, akhirnya mengikutkan bekisar miliknya pada kelas yang bukan sebenarnya.
Peserta juga tidak perlu khawatir tidak kebagian posisi kejuaraan di kelas yang diikuti, karena panitia akan membagikan trophy dan piagam kepada 15 orang pemenang di masing-masing kelas yang akan dilombakan. Jumlah pemenang yang lebih banyak diharapkan bisa memberikan pelung menang yang lebih besar.
Lomba kali ini panitia berusaha menghadirkan juri dari Bali, Jawa Timur termasuk Madura dan DIY Jawa Tengah. Diharapkan dengan komposisi juri yang diturunkan, tidak ada lagi permainan yang bisa merusak citra hobi ayam bekisar. “Saya akan mengawasi langsung kinerja Yuri, jika mencoba bermain, lihat aja apa tindakan yang akan saya berikan padanya,” ancam Acun Hadiwidjojo.