Connect with us

Perkutut

Liga Perkutut Jawa Timur 2020 Bakal Ditiadakan, Antara yang Mendukung dan Menolak

KONBUR Tayang

:

Wacana untuk menghentikan Liga Perkutut Jawa Timur semakin santer dibicarakan dikalangan kung mania. Sebagian mengaku setuju ada pula yang tidak. Wacana ini juga sempat membuat banyak pertanyaan, mengapa hal itu dilakukan, apa alasannya. H.Gunawan Ketua Pengwil P3SI Jawa Timur memberikan komentar bahwa rencana itu memang ada.

H.Gunawan memberikan sinyal bahwa LPJT bakal ditiadakan

” Tahun 2019 banyak daerah yang mengatakan kekurangan jadwal untuk melaksanakan latber.maka Liga Perkutut Jawa Timur (LPJT) untuk tahun 2020 ditiadakan,” tegas H.Gunawan. Hal ini dilakukan untuk lebih menggalakkan liga-liga daerah yang dikoordinasi oleh pengurus di daerah masing-masing.

Untuk itulah H.Gunawan mempersilahkan bagi pengurus di daerah, segera membentuk liga masing-masing. Apalabila mereka kesulitan untuk menggelar liga, maka bisa berkoordiansi dengan daerah terdekat, misal ada dua atau tiga Pengda. “Ditiadakannya LPJT ini bakal diganti dengan lomba tingkat besar namun tidak berbentuk liga, mungkin selama satu tahun hanya ada tiga gelaran saja,” lanjut H.Gunawan. 

Jika ternyata agenda ini bisa jalan, artinya ketika LPJT benar-benar sudah tidak ada dan diganti dengan kegiatan di masing-masing daerah, maka tahun berikutnya yakni tahun 2021,  akan ditampilkan lomba besar, yang mempertemukan tiga besar juara liga di masing-masing daerah, dikumpulkan dalam satu blok, sehingga timbul persaingan antar daerah.

LPJT 2020 direncanakan bakal ditiadakan

Wacana tersebut nampaknya memunculkan respon berbeda. Moh.Hosnan, Sekertaris Pengda P3SI Pamekasan mengatakan bahwa LPJT jangan dihapus. “LPJT adalah even sekelas konkurs besar, sebulan sekali, kalau dihapus eman karena itu program Jawa Timur, solusinya adalah jadwal dikurangi sehingga memberikan kesempatan kepada daerah,” terang Hosnan.

Sebab menurutnya selama ini LPJT tidak memberikan kesempatan banyak pada daerah untuk sesering mungkin menggelar kegiatan. Yang terpenting jadwal LPJT diatur, LPJT jangan sesering mungkin. Hosnan mengakui bahwa dengan adanya LPJT maka prestasi burung bisa tercover dari tingakt bawah yakni di daerah sampai ke provinsi yakni LPJT.

Burung berprestasi dari daerah naiknya ke LPJT, kalau LPJT dihapus harus kemana larinya burung-burung prestasi dari daerah-daerah. Hal senada dilontarkan H.Sholeh Ketua P3SI Pengda Sidoarjo. “Kalau menurut saya, jangan dihapus, karena LPJT tolak ukur dari latebr-latber yang ada di pengda, karena segalanya harus dari yang kecil menuju yang besar dari latber, LPJT sampai LPI,” jelasnya.

Dari proses ini diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada peserta. lebih lanjut H.Sholeh mengatakan kalau dikurangi, monggo, mungkin dari setahun dikasih tiga sampai enam kali. Masih menurutnya LPJT tetap jadi tolak ukur, kualitas dari pengda akan diadu di LPJT, jangan dihilangkan tapi dikurangi saja.

Pengurus Pengwil dan Pengda se Jawa Timur, antara mendukung dan tidak

Selain itu LPJT selama ini menjadi ajang sambung silaturaahmi, menjadi pertemuan dari para kung mania, kalau hilang berarti silaturrahmi kung mania bisa hilang. LPJT diibaratkan semacam ikatan agar kung mania bisa ikut serta sehinnga mereka bisa ketemu. H.Sugiri Ketua P3SI Pengda Gresik mengatakan hal yang sama.

“Kalau pendapat saya sebaiknya LPJT tetap ada dengan alasan karena itu barometer untuk mengetahui perkembangan burung di Jawa Timur. LPJT untuk mengetahui ukuran kualitas burung di Jawa Timur atau Provinsi. Kalau diserahkan ke masing-masing Pengda, maka sifatnya lokal, lalu kapan kita bisa mengetahui perkembangan di provinsi sendiri,” papar H.Gugiri.

Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa LPJT adalah adu gengsi burung antar daerah. Menghapus LPJT berarti mengurangi program Pengwil. Ada baiknya apabila LPJT tetap ada, tetapi jadwal dikurangi, sehingga daerah bisa tetap menggelar kegiatan tanpa terbentur oleh kegiatan di tingkat Pengwil.

H.Sugiri mengkhawatirkan jika LPJT sampai ditiadakan dan lebih diserahkan pada pengda untuk memperbanyak kegaitan, maka akan muncul kesan terkotak-kotak, ini yang harus diantisipasi dan dipertimbangkan. Bambang Purwanto tokoh perkutut Madiun mengatakan hal yang sama pula.

Kesempatan daerah untuk lebih eksplor ketika LPJT benar ditiadakan

“LPJT kalau bisa jangan dihapus karena itu kebanggan Jawa Timur. Wong di daerah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat serta Bali, masak di Jawa Timur mau ditiadakan, terus bagaimana kelanjutan nasib peserta yang sudah terbiasa dan selalu hadir dalam setiap lomba di tingkat LPJT,” kata Bambang.

Terlebih lagi Ketua Pengwil P3SI Jawa Timur sudah membuat medali emas untuk mereka yang berhasil meraih juara tiga besar di tiap-tiap kelas yang dilombakan. Kalau LPJT sampai dihapus kan amat disayangkan. “Kalau perlu tiket LPJT jangan mahal-mahal biar terjangkau, jangan dulu mencari keuntungan biar perkutut ramai dulu,” harap Bambang.

            Komentar berbeda dilayangkan Ir.Moh.Mahmud Ketua Pengda P3SI Bangkalan. “Saya pribadi dan atas nama Pengda P3SI Bangkalan sangat setuju dengan adanya penghapusan LPJT. Alasannya berdasarkan pengalaman tahun-tahun kemarin, kami selalu kesulitan mencari jadwal di daerah, karena sudah dikuasai oleh agenda LPJT,” tegas Ra Mahmud.

Dengan penghapusan LPLT maka memberikan kesempatan kepada daerah untuk mencetak burung dari bawah. Karena LPJT jarang ikut kecuali burung-burung bagus berprestasi, sehingga kung mania tidak mampu. Lewat penghapusan LPJT ini maka memberikan kesempatan kepada pengurus di daerah untuk menambah agenda.

Pengurus Pengda se Jawa Timur memiliki hak menolak dan mendukung

“Penggemar di daerah perlu dikasih rangsangan untuk lomba, kalau lomba kurang maka gregetnya tidak ada. Kesempatan ini bagus untuk mengangkat pemain di daerah. Kalau LPJT hilang maka ini kesempatan pengda untuk membina pemain di daerah. Tapi agenda sekelas LPJT harus tetap ada untuk mengukur kemampuan burung dari daerah-daerah tapi jadwalnya jangan terlalu sering, sehingga gregetnya lebih wah,” imbuhnya.

Toni Dhetira, Ketua Pengda P3SI Jombang mengatakan bahwa kalau mau dihapus harus ada penggantinya. “Kalau kegiatan dilepas, takut liar khawatir mengadakan sendiri-sendiri. LPJT adalah wadah dari Pengwil. Kalau tidak ada LPJT maka tidak ada lomba skala Jawa Timur dan yang ikut adalah warga kung mania Jawa Timur,” jelas Toni Dhetira.

Walapun ada LPJT daerah tetap bisa mengadakan kegiatan, meski hari minggu. LPJT tidak ganggu, kan jaraknya jauh sehingga bisa gelar latber. Karena burung-burung menengah ke bawah tidak akan menghadiri LPJT karena menyadari burungnya tidak akan masuk. Inilah alasan kenapa LPJT harus tetap ada.

            Hindarto, Wakil Ketua II Bidang Organisasi Pengda P3SI Tuban mengatakan hal yang tidak beda. “LPJT melelahkan, masak LPJT sebulan hampir tiap minggu ada, sebulan bisa dua kali. Waktunya gak diatur, regional dianggap LPJT, itu yang tidak pas,” terang Hindarto. Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa LPJT lebih baik dihapus saja, dibuat lomba regional di daerah, misal Walikota Cup Surabaya jadi moment yang bisa diganti.

Cari moment yang tepat sesuai daerah masing-masing, misal Surabaya, Jember, Madura, namanya lomba regional atau besar. “Pemain kecil yang tidak bisa main ke LPJT karena tiket mahal, apalagi kondisi keuangan kurang mendukung. Mending lebih diperbanyak ke latber untuk memberikan sarana bagi pemula,” katanya lagi.

Mungkinkan gelaran LPJT akan benar-benar menjadi sebuah cerita

            Ach.Wachid Ketua Pengda P3SI Sampang mengatakan bahwa keputusan ditiadakan ataupun dipertahankan agenda LPJT sebaiknya diserahkan kepada Pengwil P3SI Jawa Timur. “Kalau LPJT memang tidak memungkinkan karena jadwal padat, ya gimana lagi kalau takut terbentur. Mungkin Pengwil sudah punya alasan sendiri. Monggo saja yang penting kegiatan tetap banyak, di daerah ada dan di pengwil juga ada,” papar Ach.Wachid.

Secara pribadi ia menambahkan bahwa yang terpenting adalah pengwil dan Pengda tetap punya kegiatan dengan tujuan ada tingkatan jenjang, dari Pengda ke Pengwil lalu Pusat, sehingga akan dihasilkan sebuah prestasi burung yang sudah teruji dari bawa hingga mencapai titik di tingkat paling atas.

Khoirul Anwar, Ketua Pengda P3SI Surabaya berpendapat selama tidak merugikan atau menurunkan semangat penghobi, maka tidak ada masalah. “Selama penghapusan LPJT tidak berdampak, saya setuju biar latber di daerah jadi sering, sehingga kalau ketemu di gelaran lainnya bisa lebih seru,” terang Khoirul Anwar.

Terlebih ketika pertarungan terjadi ditingkat LPI karena akan menjadi ajang meluapkan emosi. Lebih greget ketika ketemu di LPI karena jarang ketemu, lain halnya kalau sering ketemu, prestisenya berkurang. “Semakin jarang ketemu maka semangat menggebu-gebu dan makin penasaran untuk ketemu,” lanjutnya.

Bahwa dirinya mengatakan setuju karena bisa menjadi eksistensi Pengda apakah eksis atau tidak. karena dihapusnya LPJT akan memberikan kesempatan kepada daerah untuk menggelar latber sendiri. Akan jadi pemicu Pengda untuk menggelar kegiatan sendiri. Mereka akan berlomba-lomba mengemas kegiatan apakah memiliki daya tarik atau tidak.

Andri SPN Madiun mengatakan bahwa ketika di daerahnya mengadakan gelaran meski ketabrak. “Saya kira LPJT tetap diputar, kalau bisa daerah jauh diperkenankan untuk menggelar lomba atau di daerah yang jauh diperbolehkan, misal Madiun dan Banyuwangi diperbolehkan, biar sama-sama jalan. Semakin banyak lomba kan daerah semakin ramai,” harapnya.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.