Liga Perkutut Jatim Seri-8 dan Liga Anak Manja-Diana FM Cup Jember Seri-5: Raih Koncer 4 Warna, Antarkan Legendaris Kembali Juara

Perburuan poin Liga Perkutut Jatim (LP-Jatim) seri-8 serta Liga Anak Manja (LAM) Diana FM Cup Jembe rseri-5, hari Minggu 13 Oktober kemarin di lapangan Ponpes Mambaul Ulum, Gugut, Rambipuji, Jember, berlangsung cukup seru, ketat dan ramai. Bahkan ajang yang mendapat support dari Joko Susanto Foundation, PR Wismilak serta Beras Punel “Hallo Bro” itu pembuktian akan ketangguhan Legendaris.

Lihat saja, aksi jago bergelang Atlas besutan Awong Surabaya yang dipercayakan kepada Benny Mintarso selaku mekanik sekaligus pengawal. meski kondisi Legendaris tidak seratus persen sempurna, karena baru saja melakoni pertarungan ketat melawan jawara-jawara perkutut Indonesia di even Nasional AF BF-Cinta Satwa Cup Tangerang pekan kemarin.

Dimana saat itu, Legendaris betul-betul mampu menjukkan kualitas sanggung suara emasnya, dengan mendapat koncer bendera 4 warna di empat babak penilaian. Dan akhirnya Legendaris pun sukses untuk menjadi yang terbaik pertama. Dan hanya istirahat beberapa hari saja, Legendaris masih mampu memperlihatkan ketangguhannya di LP-Jatim dan LAM.

Sebetulnya hari itu pertarungan di kelas dewasa senior diprediksi bakal seru. Karena selain ada Legendaris (kerekan 156), juga ada beberapa jago unggulan yang punya kualitas angggung nyaris berimbang. Seperti Bintang Timur milik H.Pri Banyuwangi (kerekan 151) lalu ada Berkah mili Tim GM Sampang (kerekan 158).

Kemudian ada Lir Ilir adalan H.Reyhan/H.Jay Binuang (kerekan 170) ada Putra Madura milik Tim AZ Pamekasan (kerekan 167). Ada Anak Manja andalan Samuel Saryono Jember (kerekan 171), ada Dovi milik Didik NPD Probolinggo (kerekan 159), ada Key Sha andalan Kades Marlayem Bangkalan (kerekan 181) dan Candra Gupta yang diusung oleh Tim Kaswari Denpasar Bali (kerekan 178).

Dibabak pertama, Lir Ilir yang mendapat support dari para pengawalnya, langsung leading dengan mendapat bendera 3 warna hitam nilai 43¾. Tapi itu mampu diimbangi oleh Key Sha yang mendapat nilai sama yaitu 43¾. Sedangkan Legendaris, Anak Manja, Putra Madura, Dovi dan Berkah hanya mampu mendapat bendera 3 warna atau nilai 43½.

Memasuki babak ke dua, pertarungan mulai memanas, karena jago-jago unggulan tersebut sudah mulai on fire dan terlihat ngotot serta rajin melepas anggung suara emasnya. Suasana pun berubah menjadi ramai, selain hiruk pikuk teriakan para supporter dari bibir lapangan. Masing-masing jago juga terdengar bersautan melepas anggung suaranya.

Sinar matahari yang semakin panas serasa membakar kulit para kungmania, seakan ikut menambah panas suasana persaingan. Nampak ada tiga jago yang saling kejar mengejar nilai dari menit-kemenit. Lir Ilir yang memang sudah on fire sejak babak pertama, mampu dengan mendapat nilai 43¾ sebelum babak kedua ini berakhir.

Namun Legendaris yang mulai panas, mampu menyusul dengan sama yaitu 43¾. Begitu pula dengan Anak Manja yang tak mau dipermalukan sebagai wakil tuan rumah, juga mampu menyusul dengan nilai 43¾. Persaingan ketiganya pun terus berlanjut, karena babak dua masih menyisahkan waktu beberapa menit lagi.

Dan di menit-menit terakhir, Legendaris yang memang tak mau kecolongan. Terus mengumbar anggung merdunya dengan irama aduhai tipikal Indonesia banget. Bahkan setiap Legendaris usai melepas suara emasnya, serentak teriakan menggema “aduuu itu baru burung” yang menggambarkan rasa kepuasan kungmania dari pinggiran.

Di menit-menit akhir babak kedua itulah, akhirnya Triyono salaku dewan di kelas tersebut, langsung memrintahkan kepada penancap mengganti koncer bendera 3 warna hitam menjadi bendera 4 warna nilai 44. Unggul di babak kedua, ternyata tak membuat Legendarasi mengendurkan kerja apiknya.

Terbukti di babak ketiga, Legendaris kembali terus menerus melepas anggung suara emasnya dan mendapat applous dari kungmania dari bibir lapangan. Hasilnya, nilai 44 pun kembali berhasil diraih oleh Legendaris di babak tiga ini. Sedangkan rival terdekatnya yaitu Lir Ilir, hanya mampu mendapat nilai 43¾.

Memasuki babak terakhir, performa Legendaris terlihat mulai kendor. Namun tidak dengan Lir Ilir, jago bergelang Sumber Urip (SU) performanya tetap stabil. Terbukti diakhir babak ini, Lir Ilir mampu mendapat nilai 43¾. Sementara Legendaris meski hanya mendapat nilai 43dibabak terakhir. Tapi meski Legendaris tetap dinyatakan sebagai yang terbaik pertama, karena dinilai unggul jumlah nilai di babak kedua dan ketiga (43½, 44, 44 dan 43).

“Sebelumnya saya agak pesimis Legendarsi bisa tampil sempurna di sini. Karena perjalanan Surabaya – Tangerang cukup melelahkan dengan waktu istirahat yang hanya beberapa hari saja. Tapi saya bersyukur, setelah di babak dua dan tiga Legendaris berhasil mendapat bendera 4 warna. Itulah yang membuat saya lega, karena nilai itu tak mungkin bisa dikejar lagi,” tutur Bneny usai menurunkan Legendaris.

Sementara persaingan di kelas dewasa yunior, rupanya tak seketat dan seramai di kelas senior. Bahkan aksi Sinar Mega yang ada di kerekan 128, nampak melaju mulus tanpa ada perlawanan yang berarti. Terbukti, dari total empat babak penilaian, andalan H.Kurniadi Sumenep ini mampu menjadi yang terbaik pertama dengan raihan nilai 43¾, 43¾, 43½ dan 43½.

Justru pertarungan seru dan ramai terjadi di kelas setengah kerek atau kelas piyik yunior. Sejak peluti babak pertama dimulai, sejumlah jago-jago unggulan langsung on fire, kerja ngotot dengan pamer anggung merdu suara emasnya. Bahkan dari catatan awak media agrobur.com yang ikut menyaksikan pertarungan ini.

Ada 13 jago yang dipertengahan babak pertama yang sudah mendapat koncer 3 warna atau nilai 43½. Namun mendekati menit-menit terakhir babak ini, hanya ada 2 jago mampu unggul. Setelah mendapat keduanya sama-sama mendapt nilai 43¾. Yaitu Eva Arnas kerekan 20 milik Jappar/H.Adros Surabaya dan New Brahma andalan Taufik/Benny Surabaya.

Namun memasuki babak kedua, pertarungan semakin panas. Bahkan kejar mengejar nilai ditiap menitnya berlangsung seru. Dipertangahan babak, tercatat ada 12 jago yang mampu mendapat nilai 43½. Tapi di last minute (menit terakhir), Eva Arnas, Anak Sulung (kerekan 34) dan Bupati (kerekan 51) berhasil unggul dengan nilai 43¾.

Berlanjut di babak ketiga, ada beberapa jago unggulan yang mulai kendor performanya. Dan tercatat hanya ada 10 burung dipertangahan babak ini yang mendapat nilai 43½. Rupanya dimenit-menit akhir, Anak Sulung milik Made Mindrajaja yang dikawal oleh Indra dan Hori Anak Manja mampu unggul dengan nilai 43¾.

Dengan mendapat nilai 43¾ dua kali inilah, pertarungan di babak ke empat atau babak pamungkas, antara Eva Arnas dan Anak Sulung betul-betul sangat menarik dan ramai. Karena sampai babak ketiga, keduanya sama-sama saling mengungguli. Eva Arnas dengan nilai 43¾, 43¾  dan 43½. Sedangkan Anak Sulung dengan nilai 43½, 43¾ dan 43¾.

Dari melihat nilai tersebut, keduanya pun sama-sama punya peluang untuk menjadi yang terbaik. Sehingga dibabak terakhir itulah, keduanya terlihat sama-sama ngotot untuk saling mengungguli. Bahkan sampai menit-menit terakhir, nilai keduanya pun imbang dengan nilai 43. Melihat hal itu, kedua suporter itupun terus meneriaki nama dari masing-masing gaco tersbut.

Tapi menjelang detik-detik terakhir, Anak Sulung setelah mendengar panggilan sang joki. Mampu melepas anggung suara emasnya dan juri pun meberi tambahan nilai ¼ menjadi nilai 43¼ . Sedangkan Eva Arnas tetap hanya mendapat nilaui 43. Dan dengan mendapat nilai 43½, 43¾, 43¾ dan 43¼, Anak Sulung dinobatkan sebagai yang terbaik pertama.

“Aduh, untung di detik-detik terakhir Anak Sulung mau bunyi lagi. Kalau tidak, pasti nilainya akan sama dengan Eva Arnas. Dan penentuan kemenangan pun lewat rekap perumus, adu nilai tertinggi dari kreteria suara depan, tengah dan suara ujungnya,” kata Indra dan Hori, usai menurunkan Anak Sulung dari kerekan.

Persaingan di kelas piyik hanging yang diharapan juga bakal seru, rupanya tidak terjadi. Pasalnya Bintang Samudra milik Hari Suyanto dan Dollar besutan Jappar/H.Adros yang di putaran LAM ke-4 lalu serta di even Nasional AF BF-Cinta Satwa Tangerang pekan kemarin tampil apik. Tapi kali ini, performa kedunya pun kurang maksimal.

Terbukti di kelas ini, Sapu Jagat milik H.Reyhan/H.Jay Binuang di kerekan 18, berhasil mencuri kemenangan dengan nilai 43¾, 43½, 43¾ dan 43½. Disusul kemudian oleh Naga Sakti (kerekan 117) milik Deny Purwakarta dengan nilai 43, 43½, 43¾  dan 43. Sama dengan nilai yang didapat oleh Londo (kerekan 116) milik Taufik Surabaya.

Itulah nama-nama jago yang sukses meraih prestasi dan pundi-pundi poin. Untuk selengkapnya bisa dilihat di link daftar juara di bawah ini. Dan kungmania yang beruntung mendapat doorprise 1 unit sepeda motor adalah Hery Pudjiono Jember, pemilik New Music jago muda yang berhasil merebut juara 4 di kelas piyik hanging.

“Saya atasnama Pengda P3SI Jember serta mewakili panitia dan juga tim juri yang bertugas. Mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan serta partisipasi semua pihak, baik kungmania, Joko Susanto Foundation, Wismilak mupun Beras Punel “Hallo Bro”. Tak lupa kami juga mohon ma’af, jika ada kekurangan. Sekali lagi terima kasih dan sampai ketemu di LAM putaran ke-6 besuk,” tutup Ra Saiful dan Saryono tokoh yang sangat peduli perkembangan perkutut di Jember. *agrobur2.

Daftar Juara Liga Perkutut Jatim Seri-8 dan Liga Anak Manja Diana FM Cup Jember Seri-5, Minggu 13 Oktober 2019