Perkutut
Liga Perkutut Blambangan Putaran-3, Wongsorejo-Banyuwangi: Jadi Persaingan Ketat Produk Peternak Lokal, Diego, Dewa Kipas dan Duren Raih Podium Tertinggi
Setelah hampir sebulan lebih, Liga Perkutut Blambangan (LPB), Banyuwangi. Diliburkan oleh Pengurus P3SI Pengda Banyuwangi selaku penggagas liga. Karena memasuki bulan Ramadhan serta hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah. Namun hari Minggu, 30 Mei 2021 kemarin, LPB yang sudah memasuki seri atau putaran yang ke-3, kembali digeber (digelar).
Dan kali ini giliran Pengcam P3SI Wongosorejo yang dimotori oleh Ustad Khoirul Anwar bersama H. Ansori yang punya gawe. Serta mendapat disupport penuh dari Aang Muslimin selaku ketua Pengda P3SI Banyuwangi dan juga Imam Taufik Hidayat yang cukup aktif membantu setiap ada gelaran LPB di setiap Pengcam. LPB putaran ke-3 yang ditempatkan di Lapangan Hefa BF, Wongsorejo itupun berbuah sukses.
Bahkan ada yang berbeda dan menarik di putaran LPB kali ini. Dimana di dua seri sebelumnya, yaitu putaran pertama di Pengcam Siliragung serta putaran ke-2 di Pengcam Kalibaru. Panitia hanya membuka dua kelas saja, yaitu kelas dewasa bebas dan kelas piyik hanging. Tapi di Pengcam Wongsorejo kemarin, panitia menambah kelas baru yaitu kelas piyik yunior atau kelas setengah kerek.
Dan menurut Aang Muslimin yang terus memantau serta mengawal langsung perkembangan liga di wilayahnya. Penambahan kelas piyik yunior ini atas masukkan serta permintaan kung mania Banyuwangi yang menginginkan dibukanya kelas tersebut. Karena kelas piyik yunior, dinilai penting untuk mengajari mental dari burung piyik berlanjut ke dewasa. Atau melatih dari di gantung untuk mulai dibiasakan di kerek.
“Betul, ini semua masukkan dari kung mania atau peserta. Dan kami sebagai pengurus Pengda, hanya mewadahi apa yang jadi keinginan baik kung mania Banyuwangi. Dan Alhamdulillah, perkembangan liga dari pertama sampai putaran ketiga ini sangat menggembirakan,” tutur Aang yang diamini Imam TH.
“Dan adanya liga ini yang merupakan program kerja Pengda Banyuwangi. Selain mampu merangsang peternak-peternak Banyuwangi untuk berlomba-lomba mengorbitkan hasil produk kandangnya. Program ini juga untuk menjaring pemain-pemain perkutut pemula yang ternyata mulai banyak bermunculan dari Pengcam Pengcam,” tambah Aang lagi.
Apa yang disampaikan oleh ketua Pengda P3SI Banyuwangi itu memang benar. Buktinya di liga putaran ke-3, kung mania pemula mulai berani tampil dengan mengusung jago-jago andalannya. Meskipun jago-jago yang diturunkan masih kalah bersaing dengan jago-jago milik para seniornya.
Dan persaingan jago-jago produk peternak Banyuwangi di liga ini, juga mulai ramai. Baik di kelas dewasa, kelas piyik yunior maupun kelas piyik hanging. Lihat saja di kelas dewasa atau kelas kerekan full. Diego yang asli produk YON BF, Plampanganrejo, Banyuwangi. Sejak babak awal, terlihat bersaing ketat dengan Bukan Rekayasa yang juga asli jebolan peternak Brahmana, Banyuwangi.
Namun setelah melalui persaingan ketat kejar-mengejar perolehan nilai selama empat babak penuh. Akhirnya Diego milik Yon, salah satu peternak senior di Banyuwangi. Berhasil mengungguli Bukan Rekayasa andalan H.Pri yang juga salah satu kung mania lawas dan peternak senior di Banyuwangi.
Pun demikian persaingan di kelas piyik yunior atau kelas setengah kerek. Dua jago produk peternak lokal Banyuwangi, yaitu Dewa Kipas bergelang Starvan yang diusung Aang Muslimin. Sejak peluit babak pertama dibunyikan, langsung beradu anggung dengan Sritanjung. Besutan Pak Dani Lesehan, pemilik Lesehan Bird Farm (BF), Gendoh, Banyuwangi.
Di kelas yang baru dibuka ini, akhirnya Dewa Kipas yang mampu lolos dari hadangan Sritanjung. Dengan demikian Sritanjung harus puas sebagai runner up. Dan disusul kemudian oleh Tangkop Lajer ring JBM milik Toherman Kalibaru, masuk posisi tiga. Lalu Cholan Motor ring YNT andalan H. Ansori, Wongsorejo masuk posisi empat. Dan Trunojoyo ring Amos milik Iwan H, berhasil mengunci posisi lima besar.
Untuk kelas piyik hanging yang juga tak kalah seru dan ketat persaingannya. Bahkan di kelas ABG (piyik baru gede) inilah, peternak lokal Banyuwangi saling pamer hasil jahitan kandangnya. Lihat saja ada Duren, hasil oplosan kadang Dani Lesehan. Lalu ada Mayang Sari, asli jahitan YON BF.
Kemudian ada Satria Baba, yang juga orbitan Baba BF, ada Sadewa, produk asli Ki Gondo BF. Ada Ayun Ayun hasil kebun Raung BF Kalibaru, ada Satrio Pinayungan produk Sunan BF. Dan beberapa jago-jago piyik kualitas lainnya yang semua asli jebolan peternak lokal Banyuwangi.
Dimana akhirnya, Duren yang dikawal langsung oleh pemiliknya yaitu Pak Dani Lesehan. Mampu menjadi yang terbaik pertama, setelah bersaing ketat dengan jago-jago muda lainnya. Diposisi kedua, berhasil dicuri Mayang Sari milik Slamet Tambakrejo.
Lalu meyusul dibelakangnya ada Satria Baba milik Yahya Kalibaru. Ada Sadewa milik Ponidi Dam 3 dan ada Ayun Ayun andalan H.Mahmud Raung Kalibaru, mengunci posisi lima besar.
“Saya bersama H.Ansori, mewakili semua kru panitia dan kung mania Pengcam Wongsorejo. Mengucapkan banyak termika kasih, atas support dan dukungan dari semua teman-teman perkutut. Dan tak lupa kami juga mohon ma’af, jika masih banyak kekurangan. Mudah-mudahan dibawa komando ketua Pengda sekarang ini, perkututan Banyuwangi jadi tambah ramai,” harap Ustad Khoirul Anwar, diakhir acara. *agrobur2.