Perkutut
Liga Hanging Bangkalan #6 Galis (Rabu,17/07), Perjuangan Berat Menuju Podium Juara, Bin Sihir Terus Tebar Ancaman
Liga Hanging Bangkalan Putaran 6 yang berlangsung pada Rabu, 17 Juli 2024, benar-benar menjadi ajang perjuangan bagi peserta menuju podium juara. Lapangan JBN Bird Farm Banyuajuh Galis Bangkalan yang dipilih sebagai lokasi gelaran, menjadi saksi bisu bahwa dua blok peserta harus lebih maksimal dalam menampilkan performa terbaiknya agar bisa mendapatkan nilai tinggi dari juri.
Namun itu bukan persoalan mudah, karena fakta yang ada di lapangan, angka yang tertulis dalam rekapan juri dan perumus menunjukkan bahwa tidak banyak burung yang berhasil menembus bendera tiga warna. Kalaupun ada, dapat hitung dengan mudah. Angka yang tertera maksimal rata-rata burung mendapatkan nilai mayoritas dua warna hitam.
Sutikno, pengawas lapangan mengatakan bahwa memang tidak banyak burung yang tampil menyolok. “Tak ada burung yang menyolok, nilai rata-rata yang didapat kebanyakan dua warna hitam, ada yang dapat tiga warna tapi cuma satu burung saja,” terang pria asal Blega Bangkalan.
Kenyataan ini bisa terjadi karena kondisi cuaca yang tidak mendukung. “Saat ini meski panas, tapi Jawa terasa dingin, mungkin itu yang membuat burung tidak bisa tampil maksimal,” sambung Sutikno. Lebih lanjut disampaikan bahwa angin yang berhembus lumayan kencang, semakin menjadi faktor tidak tampilnya burung secara maksimal.
“Hari ini anginnya kencang, sampai-sampai sangkar ikut goyang, makanya tidak mungkin burung mau bunyi maksimal,” ungkap pemilik Tikno Bird Farm. Jelas sudah bahwa kondisi cuaca menjadi faktornya. Sueb, selaku Dewan Juri mengaku mengakui bahwa memang burung tidak banyak yang tampil maksimal.
“Saya berusaha menilai burung sesuai kualitas bunyi, kalau memang tidak sampai tiga warna atau lebih, ya penilaian disesuaikan dengan kondisi saat itu, tidak dikurangi apalagi ditambahi,” tegas Sueb. Lebih lanjut disampaikan bahwa sebenarnya ada beberapa burung yang layak dapat tiga warna, namun karena tidak memenuhi syarat bunyi, maka nilai burung tersebut tidak bisa naik.
Sueb mengaku tidak berani memberikan nilai lebih karena memang tidak sesuai dengan performa di lapangan pada saat itu. Penilaian yang sebenarnya inilah yang membuat peserta tenang dalam mengikuti setiap proses penilaian. Tidak banyak teriakan yang dilontarkan, meskipun ada, itu masih dalam batas yang wajar.
Ustadz Nur Yaqin mengakui bahwa penjurian sudah bagus. “Saya tidak mungkin memaksakan juri untuk memberikan nilai lebih karena burung memang tidak bisa naik, juri sudah menjalankan tugas dengan baik dan benar,” jelas pemilik ABI Bird Farm Blega Bangkalan.
Samsul Move Bird Farm Burneh yang biasanya tampil dengan teriakan, kali ini, lebih banyak diam. “Burung memang tidak mau tampil, makanya saya lebih banyak diam. Saya tidak mungkin memaksakan juri,” kata Samsul. Kinerja juri yang dinilai sudah pada porsinya membuat Drs.Amirullah,MM senang dan bangga.
“Sebelum lomba dimulai, saya sudah wanti-wanti juri agar mau berkerja sesuai dengan aturan, jangan melihat burung milik siapa, kalau memang bagus, sesuaikan nilainya,” jelas Ketua Liga Hanging Bangkalan 2024. Setelah melalui empat babak penjurian, akhirnya ditentukan posisi kejuaraan.
Untuk podium pertama berhasil menjadi milik Bin Sihir amunisi Bahrus Sadah Galis. Kemenangan perkutut ternakan ATT yang digantang pada nomor 73 berkat raihan bendera dua warna hitam pada babak pertama dan keempat, tiga warna pada babak kedua dan dua warna pada babak ketiga.
Menyusul kemudian Mutiara Timur andalan H.Holik JBN. Sukses ternak JBN yang digantang pada nomor 96 berkat raihan bendera dua warna hitam rata dari babak pertama, kedua, ketiga sampai babak keempat dan urutan ketiga diraih Buntung orbitan Ari Izur Modung.
Keberhasilan perkutut ternakan Tikno yang digantang pada nomor 01 berkat raihan bendera dua warna hitam rata dari babak pertama sampai babak keempat. Diakhir acara, panitia mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran dan dukungan kung mania dan permintaan ma’af disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan.