Derkuku
Liga Derkuku Lokal Bali Spesial Ultah CBC, Sri Rejeki dan Ki Dukuh Tampil On Fire
SETELAH melewati masa pandemi Covid-19 yang mewajibkan menggelar lomba mengikuti protokol kesehatan yang ketat, Liga Derkuku Lokal Bali yang sudah berjalan sejak awal 2020 kembali menuntaskan liganya Minggu, 22 November 2020 dalam tajuk Liga Derkuku Lokal Bali Spesial ultah Classic Bird Community (CBC) di Lapangan Semar Denpasar. Dihadiri deku mania lokal dari seluruh Bali menetapkan 30 kejuaraan dua di antaranya menduduki singasana yakni Sri Rejeki di kelas yunior dan Ki Dukuh di kelas senior.
Kadir Van Vani, salah seorang panitia menyampaikan liga derkuku lokal Bali kali ini digelar spesial dalam rangka merayakan ulang tahun Classic Bird Community. ‘’Kami akan mencari waktu untuk perayaan puncaknya, tetapi hari ini kami merayakan dalam bentuk lomba derkuku local,’’ terang Kadir Van Vani yang tak pernah surut semangatnya bersama rekan-rekan yang lain membangun komunitas derkuku lokal sebagai jalan untuk menyalurkan hobi, membangun persaudaraan dan juga ikut menjaga pelestarian alam melalui beternak derkuku lokal.
Setelah hampir seluruh seri liga dituntaskan, maka panitia akan menetapkan burung terbaik kelas senior dan junior dan berhak membawa pulang piala bergilir dari CBC.
Sementara itu di ajang Liga Derkuku Lokal Bali ini, Ki Dukuh milik Putu Sudiarta sukses menduduki podium utama setelah tiga kali mengantongi bendera tiga warna. Ki Dukuh bersaing ketat dengan Mahkota I milik De Amo yang juga sempat mengantongi dua kali tiga warna. Namun di babak ketiga Ki Dukuh sempat meraih dua warna plus meninggalkan Mahkota I.
Di kelas yunior Sri Rejeki milik Putu Arianta setelah mendapatkan 2 warna plus di babak pertama langsung tancap gas berturut-turut meraih tiga warna. Tampil dengan suaranya yang tembus dan rajin sepanjanag lomba, Sri Rejeki berhasil menduduki singasana. Sri Rejeki dipepet Ki Ulun Desa debutan Yan Qiul Ajus yang sempat mendapatkan tiga warna di babak kedua ditambah di babak pertama dan ketiga dengan dua warna plus.
Panas yang menyengat memang sedikit menyulitkan gaco untuk tampil maksimal. Namun gaco-gaco yang sudah terlatih di lapangan tentu akan lolos dari hadangan cuaca. Seperti yang disampaikan Agung Adiputra, salah seorang juri dan pemerhati derkuku. Selain karakter bururng, perawatan dan latihan juga sangat penting dan menentukan perfoma burung di lapangan. Terlebih lagi cuaca panas menyengat seperti ini, juri pun akhirnya diganti karena tak sanggup bertahan di suhu tinggi. Begitu juga burung yang tidak tahan melawan panas maka akan kesulitan untuk bunyi karena burung tersebut fokus untuk menghidari panas.
‘’Karena itu, latihan menjadi penting dalam menempa mental selain melawan burung yang ada di sampingnya juga melawan cuaca,’’ ucapnya.
Sementara Kadir Van Vani mewakili panitia dan juri menyampaikan terimakasih kepada seluruh deku mania local yang berkenan hadir, termasuk rekan-rekan yang jauh datang dari Jembrana. Permohonan maaf juga disampaikan jika selama perlombaan ada hal-hal yang kurang berkenan. (gde)