Lomba
Launching JBNI Pondok Indah (13/9), Diluberi Love Bird Mania Kedepankan Guyub Rukun
DI tengah pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sekitar 6 bulan, JBNI (Juri Burung Nasional Indonesia) Cabang Bali harus berdiam diri untuk mengikuti instruksi Pemerintah stay at home dan work from home.
Namun ketika pemerintah telah mengizinkan melakukan aktivitas produktif demi hidupnya perekonomian masyarakat, JBNI yang dikomandani Soeprex Jess mulai melakukan kegiatan latihan dan launching perdana dilakukan Minggu, 13 September 2020 di Gantangan Pondok Indah Denpasar, pioneer gantangan permanen yang paling representatif. Tidak saja lokasinya yang mudah terjangkau dengan area penunjangnya yang luas, juga pengelola telah menggandeng pihak desa adat melalui pecalangnya, bhabinkamtibmas, babinsa, dan linmas untuk selalu menjaga penerapan protokol kesehatan dengan ketat.
Pengelola Gantangan Pondok Indah Wahyudi menyampaikan bahwa gantangan Pondok Indah dibangun sejak awal membawa visi dan misi ingin menggairahkan perburungan Bali yang mengedepankan konsep menyamabraya, guyub rukun. Karena itu, di gantangan ini semua EO mendapat ruang yang sama, tidak saja PBI tetapi juga BnR, Oriq Jaya, Ronggolawe, RI, JBNI dll.
Namun di tengah pandemi Covid-19 ini dimana gantangan Pondok Indah menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, Wahyudi selalu wanti-wanti mengingatkan kepada EO untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan. Karena satu EO yang tidak mengindahkan instruksi pemerintah maka akan berdampak pada EO yang lain. ‘’Syukur sampai hari ini, semua EO yang melakukan latihan di sini selalu patuh untuk menerapkan protokol kesehatan. Tidak saja panitia dan juri juga kepada peserta. Salah satu contoh panitia dan juri selalu menggunakan masker yang benar saat bertugas, begitu juga peserta wajib menggunakan masker saat latihan dan didahului mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir yang sudah kami sediakan,’’ terang Wahyudi.
Selain itu, gantangan Pondok Indah dibuka tidak terlepas dari kondisi perekonomian yang terpuruk akibat pandemi Covid sehingga penghobi burung membutuhkan sumber ekonomi walau sekecil apa pun. Kehadiran latihan burung di Pondok Indah telah dirasakan tidak saja oleh juri-juri yang bertugas, panitia, pedagang yang ada di sekitar gantangan, juga peserta yang bisa menghibur diri dengan tetap aman dari paparan Covid. Hidupnya lomba burung juga berdampak signifikan pada hidupnya sector ekonomi kerakyatan seperti pedagang pakan, burung, peternak, sangkar dll.
Soeprex Jess, pentolan JBNI Bali mengaku berkewajiban kepada seluruh anggotanya yang selama ini mengais rejeki dari lomba burung untuk menopang hidup keluarganya. Dengan latihan ini yang dibuka setiap Minggu sore, Soeprex berharap rekan-rekan juri bisa sedikit terbantu sambil menunggu kondisi Bali pulih kembali.
Dari beberapa kelas yang dibuka, kelas murai batu, cucak ijo dan love bird menjadi primadona JBNI. Sederet gaco sukses menempati posisi terdepan. Seperti di kelas cucak ijo ada Prabu yang tampil nyeri, di kelas murai batu ada Dizel , Limosin dan Turbo, dan di kelas love bird fighter yang menghadirkan Coki-Coki dan Pasutri serta di laga Paud antara Sikomo dan Permata.
Wahyudi mewakili gantangan Pondok Indah dan Soeprex Jess mewakili juri JBNI mengucapkan terimakasih kepada seluruh kicau mania yang sudah berkenan hadir di launching JBNI Minggu sore di gantangan Pondok Indah seraya memohon maaf jika selama penyelenggaraan latihan ada hal-hal yang kurang berkenan. (gde)