Puter Pelung
Latbernil Gita Lestari, Bimaniyu dan Barata Moncer

LATIHAN Bersama Dinilai (Latbernil) Puter Pelung bertajuk Gita Lestari yang diselenggarakan P4SI Bali pada Minggu, 16 Oktober 2022 di Gantangan 3G Ubung Kaja-Denpasar berlangsung lancar diikuti 40-an lebih peserta ditutup undian berbagai macam hadiah.
Tampak suasana keakraban dikedepankan panitia dan peserta yang hadir. Seperti moto dari lomba ini yakni Nyanyian Alam P4SI, bahwasannya manusia di tengah kesibukannya dalam melakoni dunia ini untuk bertahan dan berjuang hidup membutuhkan keseimbangan rohani dengan sesering mungkin mendengarkan nyanyian alam.

‘’Kami tidak sekedar memelihara dan berlomba tetapi bagaimana kami merasakan nyanyian alam melalui suara puter pelung yang begitu menyentuh hati, menenangkan jiwa dan berharap memberikan vibrasi dan dampak positif bagi kehidupan, menumbuhhkan rasa persaudaraan yang semakin guyub,’’ ujar Ketua Pengda P4SI Bali Made Tendha.

Karena itu, ikatan bathin satu hobi tetap terjaga dan persaingan di arena kontes bukan menjadi halangan untuk saling tersenyum dan menyapa. Begitulah yang terjadi pada ajang Gita Lestari yang penuh canda ria dan tidak mengurangi kualitas penilaian dari dewan juri yang bertugas.

Dari dua kelas yang disediakan, Bimaniyu dan Barata sukses tampil terdepan. Bimaniyu milik Ketut Wijana unggul di kelas madya sedangkan Barata milik Kong Black menjuarai kelas utama.

Bimaniyu berhasil unggul di kelas madya setelah di babak terakhir menyodok dengan nilai 5 warna. Pertarungan diawali di babak pertama dimana Wirasaba, Taksaka, dan Teja Prana memimpin dengan nilai empat warna. Ketiga gaco ini kembali unggul dengan nilai empat warna.

Baru di babak ketiga selain tiga gaco tersebut nilai empat warna bertambah pada gantangan 54 bernama Bimaniyu dan Bazzoka di gantanagn 36. Di babak keempat peta kekuatan berubah. Bimaniyu yang semakin perfoma sempat bersama-sama saling kejar poin dengan nilai empat warna. Namun di detik-detik terakhir Bimaniyu berhasil meraih nilai lima warna sehingga mengantarkan gaco bergelang Nero ini menduduki podium utama.

Di kelas utama, Barata yang jauh-jauh datang dari Jembrana sukses memetik nilai sempurna. Di sesi pertama Barata hanya mengantongi nilai 4 warna bersama 11 gaco lainnya. Namun di babak kedua Barata mulai tancap gas. Nilai lima warna disabet bersama Petir di gantangan 10 milik Kong Black, dan Ninggrat milik Made Suta di gantangan 27.

Setelah istirahat, babak ketiga dilanjutkan. Barata semakin ngotot bertarung dan kembali meraih lima warna. Hanya Ninggrat yang berhasil mengimbanginya.
Memasuki babak penutup, Barata semakin tak terbendung. Suaranya semakin ciamik dan kembali mempertahankan nilai lima warna. Kali ini Petir mengikutinya bersama Drakula dan Moksala di gantangan 13 dan 21.

Dengan tiga kali mengoleksi nilai lima warna maka Barata ditetapkan sebagai jawara di kelas utama. Di posisi kedua disabet Ninggrat dan posisi ketiga diraih Petir.

Usai penilaian, peserta bisa mengikuti undian doorprize baik berupa sembako maupun burung puter pelung trah juara. Sekaligus penyerahan trofi kejuaraan.

Made Tendha mewakili panitia dan juri yang bertugas mengucapkan terimakasih kepada seluruh pelung mania yang tetap setia hadir mengikuti latber dan memberikan dukungan sehingga latber berjalan meriah. ‘’Kami juga memohon maaf jika dalam penyelenggaraan latber ini ada hal-hal yang kurang berkenan, ‘’ ujar Made Tendha. (gde)

