Connect with us

Lomba

Latber Rabu Ceria Pasmod Senenan Bangkalan, Penjurian Ketat, Fair Play dan Transparan

Published

on

Ingin menikmati penjurian lomba burung berkicau yang fair play dan transparan, langsung aja menuju Lapangan Senenan yang berada persis di Pasar Modern (Pasmod) Bangkalan. Lokasi ini rutin menggelar agenda bagi para kicau mania untuk menguji kemampuan sang Orbitan. Rabu dan Jumat jam 15.00 menjadi waktu pelaksana acara yang sifatnya hanya berupa latber.

Suasana penjurian di Kelas Murai Batu

“Kami memang mempertahankan Lapangan Senenan sebagai lokasi abadi bagi kicau mania yang ingin menampilkan kualitas burung orbitannya, baik untuk sekedar menyetel ataupun melihat perkembangan sebelum tampil dilomba besar,” jelas Zainal Arief sang penguasa lapangan.

Seperti pelaksanaan Latber Rabu Ceria Pasmod Senenan yang dihelat pada Rabu, 15 Maret 2023. Zainal Arief mengaku tetap memberikan porsi penuh pada sistem penjurian. “Kami di RI (Radjawali Indonesia) selalu menerapkan aturan main dan penjurian yang seharusnya meski pelaksanaan hanya berupa latber,” ungkap Ketua Pengembangan RI wilayah Jawa Timur.

Penjurian langsung dilakukan di pinggir lapangan tanpa ada manipulasi

Lebih lanjut disampaikan bahwa semua itu dilakukan demi menunjukkan bahwa RI dalam hal ini juri yang bertugas harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai disiplin dalam kinerja. “Tak ada alasan bagi kami untuk menghilangkan aturan penjurian hanya karena gelaran kecil seperti latber. Bagi kami RI adalah organisasi yang tetap mengedepankan fair play dan transparan,” sambung Zainal Arief.

Salah satu bukti yang diperlihatkan adalah sistem penjurian. Setiap juri yang bertugas diakhir penjurian, akan menulis nilai burung yang menjadi pantauannya. Panitia menyediakan papan tulis, disanalah juri menuliskan semua nilai untuk masing-masing burung yang dinilai. Setelah semua juri menuliskan dalam papan tulis, Zainal Arief menyalin seluruh nilai dari masing-masing juri untuk menentukan posisi kejuaraan.

Zainal Arief saat merekap hasil penjurian untuk menentukan posisi juara

Proses ini bisa dilihat, disaksikan dan diawasi oleh seluruh peserta. Tidak ada kongkalikong antara juri dan pemain ataupun panitia dan pemain. Semua dilakukan dihadapan peserta. “Kami ingin menunjukkan bahwa nilai juri langsung dirangking di lapangan dan tidak dibawa ke dalam ruangan, hal ini untuk memperlihatkan dan menunjukkan bahwa kami tidak main-main dalam menilai burung peserta, semua bisa melihat dan menyaksikan,” kata Zainal lagi.

Ditambahkan bahwa juri tidak bisa bermain mata dan mempermainkan nilai sesuai pesanan. Cara ini diakui oleh Andi salah satu peserta yang kebetulan hadir dalam acara tersebut. “Saya kira penilaian bagus, juri tidak bisa main-main karena semua nilai dilakukan di hadapan banyak peserta. Ini sangat membantu peserta untuk melihat secara langsung nilai yang didapat oleh burung miliknya,” tegas Ketua komunitas kicau mania Bangkalan bernama Plat-M.

Sharing dan evaluasi juri dilakukan usai acara

Nampaknya cara tersebut ampuh karena selama pelaksanaan penjurian, tidak nampak adanya protes dari peserta. “Alhamdulillah tidak ada protes karena nilai yang kami lakukan transparan dan fair play, semua bisa melihat dan menyaksikan,” tambah Zainal lagi. Penjurian tentang kualitas burung seperti tonjolan, tembakan dan kestabilan dipaparkan dalam papan tulis, sehingga semua peserta bisa mengecek nilai, baik burung milik sendiri ataupun orang lain, apakah sudah sesuai atau tidak.

Pemandangan menarik lain yang bisa disaksikan dalam gelaran kali ini adalah pemberian bonus khusus untuk kelas Love Bird. Saat pelaksanaan penjurian Love Bird A, Zainal Arief memberikan bonus kepada beberapa peserta yang beruntung. “Ada bonus khusus dari saya untuk love bird yang bisa mendapatkan bendera merah,” kata Zainal lagi.

Sugiatno Bangkalan hadir dengan membawa amunisi burung cendet

Jumlah rupiah yang diberikan berdasarkan bendera merah yang berhasil didapat. Semakin banyak bendera merah yang diperoleh, maka jumlah rupiah yang akan diterima juga akan besar. Ide ini muncul dari Zainal Arief ketika kondisi kelas ini mengalami penurunan yang luar biasa.

“Pernah terjadi lomba di Bangkalan, kelas love bird tidak ada peserta, makanya saya langsung inisiatif untuk membuat gebrakan ini,” jelas Zainal lagi. Usai acara penjurian, ada beberapa obrolan ringan untuk mengevaluasi ataupun sharing terhadap hasil kerja yang baru saja mereka lalui.

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.