Connect with us

Perkutut

Latber Hanging Sultan BF Surabaya, Agenda Perdana Pasca LockDown, Lembayung Sutra Berhasil Bungkam 133 Peserta

KONBUR Tayang

:

Keinginan kung mania untuk kembali merasakan agenda kegiatan hobi perkutut, akhirnya terealisasi. Latber Hanging Sultan Bird Farm Surabaya, Minggu 14 Juni 2020 menjadi awal terbukanya akses mereka untuk bertemu, bersilaturrahmi dan memamerkan perkutut orbitannya.

H.Djainuri didampingi Ketua Pengda P3SI Surabaya saat memberikan sambutan

Menempati lokasi baru Sultan Bird Farm di Jalan Kenjeran Surabaya, latber yang khusus membuka kelas Piyik Hanging diikuti oleh 134 perkutut milik kung mania Surabaya, Bangkalan, Sidoarjo dan Pasuruan. Kegiatan ini memang sengaja tanpa promosi besar-besaran dengan pertimbangan hanya untuk kalangan sendiri.

“Inilah awal kita kembali bertemu, mudah-mudahan Corona tidak sampai membuat kita takut, khawatir dan mematahkan semangat untuk kembali beraktifitas. Yang terpenting adalah kesehatan kita harus prima sehingga Corona tidak sampai membunuh kita. Ayo semangat melawan Corona,” tegas H.Djainuri pemilik Sultan Bird Farm Surabaya membakar semangat peserta yang hadir.

Penyerahan tumpeng dari H.Djainuri kepada Ketua Pengda P3SI Surabaya

Choirul Anwar Ketua Pengda P3SI Surabaya dalam sambutannya mengapresiasi apa yang dilakukan H.Djainuri. “Saya atas nama keluarga besar Pengda P3SI Surabaya berterima kasih kepada Bapak H.Djainuri yang telah menyediakan tempat dan kesempatan kepada kami untuk bisa kembali menyalurkan hobi,” papar Choirul Anwar.

Menurutnya lokasi baru ini akan memberikan dampak positif bagi berkembangnya hobi perkutut khususnya di Surabaya. “Ayo kita manfaatkan lokasi baru ini untuk kembali beraktifitas meramaikan hobi perkutut, saya kira lokasi ini lebih menjanjikan dan memberikan akses bagus bagi kita untuk memajukan hobi perkutut,” lanjutnya.

Cucai tangan sebagai syarat protokol Kesehatan

Benny Mintarso, ketua panitia mengatakan bahwa kegiatan ini sebenarnya tidak ada dalam agenda Sultan Bird Farm. “Selama ini saya banyak menerima permintaan dari kung mania untuk segera menggelar kegiatan. Setelah saya koordinasikan dengan H.Djainuri, beliau langsung memberikan lampu hijau,” ungkap Benny Mintarso.

Sarapan pagi menjadi tradisi gelaran Sultan Bird Farm Surabaya

Mengingat lokasi Sultan Bird Farm lama yang berada di Jalan Sidotopo Wetan tidak memungkinkan dengan protokol kesehatan, maka dipilihlah lokasi baru yang lokasinya berada disebelah barat lokasi lama. Akhirnya pengerjaan lokasi baru yang awalnya berupa pemukiman yang sudah ditinggalkan penghuninya, diratakan.

Proses pengerjaan berlangsung hanya dalam hitungan kurang lebih 1 minggu. “Alhamdulillah proses pengerjaan dan persiapan selesai dalam hitungan 2 Minggu sehingga bisa langsung kami pakai,” imbuh Benny. Lokasi ini banyak yang memberikan nilai positif. “Wah, bagus lokasinya, parkir bagus dan akses jalan tidak sulit,” kata Taufik Piruz Pasuruan.

Duet pemilik Sultan BF dan ketua Pengda P3SI Surabaya

Sementara itu, persaingan dalam perebutan posisi kejuaraan berlangsung sengit dan menegangkan. Cuaca yang awalnya sempat mendung disertai gerimis sempat membuat penjurian tertunda. Demikian ketika penjurian berlangsung, cuaca panas dan mendung juga mewarnai perjalanan acara.

Kolaborasi Benny Mintarso dan H.Djainuri sukses hasilkan gelaran latber

Namun demikian kondisi tersebut tidak sampai menyurutkan pertarungan di atas gantangan. Satu sama lain saling mengeluarkan suara emasnya, memaksa juri untuk memberikan nilai terbaik. Empat babak yang diberikan, akhirnya memutuskan bahwa Lembayung Sutra, Piyik Hanging orbitan Ir.Mahmud Bangkalan ditetapkan sebagai juara pertama.

Perkutut bergelang CTP yang digantang pada nomor 98 sukses mendominasi perolehan nilai. Bendera tiga warna berhasiltertancap persis dibawa gantangan pada babak pertama dan kedua. Memasuki babak ketiga, Lembayung Sutra terus merangsek kedepan dengan raihan bendera dua warna hitam.

H.Djainuri bersama Munip Achmad kung mania Surabaya

Perolehan bendera tersebut bertahan sampai diakhir babak. Tak satupun lawan mampu mengimbangi perolehan nilai yang diraih oleh Lembayung Sutra. Kemenangan sebagai peraih juara pertama membuktikan bahwa Lembayung Sutra mampu menumbangkan perlawanan sekitar 133 peserta yang ambil bagian di kelas ini.

Menyusul pada urutan kedua, Proklamator andalanSahri Surabaya. Piyik Hanging bergelang BN yang menempati nomor gantangan 134 ini meraih kemenangan kedua setelah mengumpulkan nilai bendera tiga warna pada babak pertama dan kedua, bendera koncer pada babak ketiga dan bendera dua warna hitam.

Gantangan penuh sesak oleh peserta Surabaya, Bangkalan, Sidoarjo dan Pasuruan

Sedangkan diposisi ketiga ada Jepang milik Bennya Mintarso Surabaya pada nomor gantangan 132. Kemenangan ketiga yang diraih setelah mengkoleksi nilai bendera tiga warna pada babak pertama, bendera koncer pada babak kedua dan dua warna hitam pada babak keempat.

Sebanyak 134 piyik hanging ramaikan latber Hanging Sultan Surabaya

Sayang dibabak ketiga, Jepang tak mampu memperdengarkan suara merdunya. Selama proses berlangsugnya acara, protocol kesehatan menjadi pemandangan yang bisa dinikmati. Penggunaan masker oleh perserta, cuci tangan dan hand sanitizer juga menjadi kewajiban yang harus dijalankan.

Lembayung Sutra orbitan Ir.Mahmud CTP Bangkalan raih juara pertama

Peserta juga terlihat menjaga jarak meski sesekali mereka tanpa sadar berdekatan karena faktor kangen setelah lama tidak pernah bersua. Di akhir acara, H.Djainuri dan juga Benny Mintarso ataupun mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan kerjasama yang telah diberikan peserta.

Juara 11 sampai 20 pose bareng usai menerima hadiah

Rencana kedepan di lapangan ini akan digelar kembali kegiatan. “Akan ada banyak kegiatan yang rencananya kami lakukan, tunggu saja informasi dan kabar selanjutnya,” pungkas Benny Mintarso.   

 

Copyright © 2022 Media Agrobur. All Right Reserved.