Perkutut
Latber AMGEKA Cup, Krenjengan Probolinggo: Diterjang Angin Gending, Dovi, Sinyo dan Panglima Sukses Dipuncak Podium
Dunia perkutut di wilayah kota Probolinggo terus menggema sampai ke pelosok-pelosok Desa. Itu ditandai dengan semaraknya gelaran latber-latber di beberapa Pengcam yang rutin digilir. Dan hari Minggu 5 Januari 2020 kemarin, giliran Pengcam Krenjengan yang juga sukses mengemas gelaran latber bertajuk “AMGEKA Cup”.
Bertempat di lapangan Desa Kedungcaluk, Kecamatan Krenjengan, Kabupaten Probolinggo. Acara yang dimotori oleh Dadang selaku ketua pelaksana, serta didukung penuh oleh Sulaiman Fauzan sebagai Kades Kedungcaluk dan juga Didik “NPD” Afandi sebagai pembina. Hadir juga H.Sunardi ketua P3SI Pengda Probolinggo, untuk menyaksikan persaingan jago-jago perkutut di 5 blok gantangan full.
Dan yang sangat menggembirakan, wajah-wajah baru kungmania pemula, benar-benar mendominasi digelaran ini. Mereka terlihat sangat antusias sekali, mengerek jagonya agar bisa bersaing dengan para seniornya. Cuaca cerah, seakan ikut mendorong semangat para kungmania pemula untuk mensupport gaconya dari bibir lapangan.
Persaingan ketat antar jago, terjadi sejak peluit babak pertama dimulai. Di kelas dewasa bebas dan kelas piyik yunior yang banyak dihuni oleh jawara-jawara lawas. Mampu menyajikan tontonan dan pembelajaran, khususnya bagi kungmania pemula. Adu kualitas anggung merdu, terdengar silih berganti yang dilepas oleh masing-masing jago.
Perebutan nilai dari babak ke babak, terlihat sangat seru dan ketat. Karena masing-masing jago sama-sama ngotot untuk bisa menjadi yang terbaik. Namun memasuki akhir babak kedua, tiba-tiba angin mulai hadir serasa ikut menghadang langkah jago-jago yang sedang berjuang. Dan kehadiran angin “Gending” inilah yang sedikit membuat was-was panitia dan juga kungmania.
Karena memang kota Probolinggo atau biasa disebut dengan Bayu (angin) Angga, memang sejak dulu terkenal dengan anginnya, yaitu angin “Gending”. Dan apa yang jadi kekawatiran panitia maupun peserta, betul-betul terjadi. Angin yang awalnya tidak terlalu kencang, saat babak ketiga kurang beberapa menit, terjangan angin ”Gending” semakin kencang.
Bahkan kalau saja panitia dan tim juri tidak menghentikan penilaian sampai babak ketiga. Kencangnya tipuan angin, nyaris merobohkan gantangan kelas piyik hanging. “Betul, tadi gantangannya sudah goyang-goyang dan miring. Tapi Alhamdulillah, itu tidak sampai terjadi,” tutur Dadang selaku ketua pelaksana.
Namun dengan sesuai dengan AD/ART P3SI, meski lomba dihentikan sampai babak, itu sudah sah bagi tim juri dan perumus untuk menentukan kejuaraan. Di kelas dewasa bebas, Dovi meski baru saja diangkat dari kandang setelah sukses menelorkan anak pertama dengan betina baru. Jago andalan Didik “NPD” Afandi ini, masih mau bernyanyi merdu.
Dengan mendapat bendera 3 warna rata di tiga babak penilaian, Dovi berhasil menjadi yang terbaik pertama. Sedangkan Raider milik M.Hidayat Paiton, Putra Besuki andalan Kyai Muhaimin Besuki, Astuti milik Yono Paiton dan Bintang Besuki juga milik Kyai Muhaimin. Harus puas mengekor dibelakang Dovi.
Sedangkan di kelas piyik yunior. Sinyo yang diusung Nawang Triton Surabaya, rupanya masih cukup tangguh untuk dihadang. Dan disusul kemudian oleh Laras Hati milik H.Husen Lekok Pasuruan. Tempat ketiga ada Napoleon, juga muda milik Zainuri Probolinggo yang sukses naik kelas dari piyik hanging. Lalu ada Suling Ayu milik Nawang Triton dan Erik Susan andalan Didik Kalisat yang mengunci posisi lima besar.
Selanjutnya untuk kelas piyik hanging, yang nyaris didominasi oleh wajah-wajah baru kungmania pemula. Posisi pertama berhasil direbut oleh Panglima, milik Pirul Azis Kraksaan. Dan suksesnya Panglima menempati puncak podium, itu tak lepas dari tangan dingin Didik “NPD” Afandi, dengan sabar membimbing Pirul Azis sebagai pemain pemula.
“Saya atasnama panitia serta mewakili tim juri yang bertugas, mengucapkan terima kasih atas dukungan serta kehadiran semua kungmania. Dan apabila ada kekurangan, kami juga mohon ma’af yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan dengan suksesnya lomba ini, bisa memacu kami untuk meramaikan perkutut di Desa Kedungcaluk. Sekali lagi terima kasih dan sampai jumpa dilain kesempatan,” tutup Dadang. *agrobur2.