Perkutut
La Nyala, Amunisi Samsul Arifin Pakong, Kembali Buktikan Kualitasnya, Podium Dua Dewasa Yunior Liga Perkutut Jatim #4 Pamekasan

Samsul Arifin, kung mania penggila lomba asal Pakong Pamekasan kembali sukses mengorbitkan amunisi terbaiknya yakni La Nyala. Tampil dalam kegiatan Liga Perkutut Jawa Timur Putaran 4 di Pamekasan. perkutut bergelang Atlas mengakhiri penjurian di podium kedua Kelas Dewasa Yunior.

Mengawali perolehan nilai dari angka yang kurang menggembirakan yakni dua warna, La Nyala tidak down untuk bisa melanjutkan proses penjurian yang sudah terlanjur di jalani. Samsul Arifin yang mengawal langsung dari pinggir lapangan terus berusaha memberikan perhatian dengan harapan sang amunisi bisa lebih baik.
“Awal penjurian di babak pertama, La Nyala memang tampil kurang greget dan mengesankan, mungkin karena lama tidak pernah turun lomba karena kesibukan. Tapi saya tetap yakin dan percaya bahwa semua itu akan bisa dilalui dengan baik,” terang pemilik CV.ASA yang bergerak di bidang distributor pupuk.

Setelah peluit kembali dibunyikan untuk melanjutkan babak berikutnya, La Nyala sepertinya mampu membaca apa yang diinginkan sang majikan. Babak kedua, La Nyala tampil lebih bagus. pelan namun pasti, La Nyala terus mempertontonkan kemerduan suaranya di hadapan juri yang kebetulan bertugas pada blok dimana La Nyala berada.
Perolehan bendera demi bendera mulai terlihat menggembirakan. Dari dua warna, meningkat ke dua warna hitam, kemudian tiga warna, sampai pada akhirnya terlihat dengan jelas, bendera tiga warna hitam tertancap di bawah tiang bernomor 282 miliknya. Hasil yang bisa membawa peluang untuk merangsek ke podium di barisan paling depan.
Saat tampil dibabak ketiga. La Nyala kembali menghidupkan kembali harapan Samsul Arifin untuk bisa meriah kemenangan yang selama ini selalu menjadi target. La Nyala terus mengeluarkan suara terbaiknya. Kembali, bendera demi bendera berangsur-angsur mengalami perubahan dan pergantian.

Lagi-lagi, La Nyala mengakhiri penjurian di babak ketiga dengan hasil raihan bendera tiga warna hitam. Nampaknya harapan untuk bisa membawa pulang trophy juara di urutan paling depan semakin nyata. Dan babak keempat, yang merupakan moment penentuan, La Nyala terus memperlihatkan performanya.
Diakhir penjurian, La Nyala kembali memberikan hadiah berupa nilai tiga warna hitam. Hasil itulah yang akhirnya mengantarkan La Nyala pada podium kedua. “Hasil yang harus saya syukuri meski La Nyala belum mampu meraih podium pertama. Juara kedua bagi saya adalah sesuatu yang luar biasa,” kata kung mania bernama lengkap Achmad Samsul Arifin.
Lebih lanjut disampaikan bahwa keputusan menurunkan La Nyala pada gelaran tersebut, tidak ada dalam rencana. “Terus terang turun lomba awalnya tidak ada dalam rencana. Kesibukan saya tidak bisa memantau perkembangan La Nyala, selama ini saya lebih fokus mengurus pekerjaan,” ungkap pemilik ASA Bird Farm Pakong.

Namun, saat mendengar bahwa Pamekasan akan ada gelaran Liga Perkutut Jawa Timur, Samsul Arifin langsung menyempatkan waktu untuk memberikan perhatian meski tidak maksimal. “Selama ini saya tetap main, tapi pas kalau ada pekerjaan, untuk perkutut sementara saya tinggal, namun saya tetap memantau perkembangan,” ungkapnya.
Meski dengan persiapan dadakan inilah, perkutut bergelang Atlas dipilih untuk menjadi amunisi lapangan. “Tidak ada persiapan khusus untuk liga kali ini, saat ada kabar kalau liga Pamekasan akan digelar kembali, saya sempat bingung untuk memilih burung yang mana sampai akhirnya keputusan dibuat membawa perkutut ternakan Atlas,” sambung Samsul Arifin.
Siapa sangka, meski tanpa persiapan matang Atlas mampu tampil sesuai harapan. Perolehan podium kedua di Kelas Dewasa Yunior menjadi modal besar untuk bisa meneruskan target sebagai peraih juara. Kemenangan ini sekaligus menjadi pembuktian bahwa La Nyala, orbitan Samsul Arifin wajib untuk diwaspadai oleh lawan. Jangan anggap enteng dan remeh perkutut yang sudah bersama kung mania satu ini sejak satu tahun lalu.
