Perkutut
Kung Mania Sampang Boyong Juara Pertama Liga Bangkalan Bangkit Alfia Cup Tanah Merah, Putaran I, Delapan Pengcam Resmi Terima SK
Gong pembuka Liga Bangkalan Bangkit 2020 Putaran I dimulai, pada Minggu 23 Februari 2020. Menempati lokasi di lapangan Tanah Merah, acara berlangsung dengan dukungan luar biasa dari seluruh kung mania yang ada di Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Surabaya. Tujuh blok untuk kelas kerekan dan hanging, tidak menyisakan tempat kosong.
Tiga blok untuk Kelas Piyik Hanging, tiga blok Kelas Piyik Yunior dan satu blok Kelas Dewasa Bebas, nampaknya tidak mampu menampung membludaknya peserta. Ada beberapa peserta yang tidak kebagian tiket, terutama mereka yang mendaftar langsung di arena. “Alhamdulillah dukungan luar biasa dari rekan-rekan sehingga pesertanya banyak,” terang Abdul Wahid, Ketua Liga Bangkalan Bangkit 2020.
Tohir, ketua pelaksana menuturkan bahwa untuk menambah blok rasanya tidak mungkin. “Saya sudah usahakan membuka kelas lebih banyak, jika masih ada yang tidak bisa ikut lomba, maka harap maklum, mungkin bisa ikut dalam gelaran selanjutnya,” jelas Tohir. Bahkan dirinya mengaku ada beberapa panitia yang mengurangi jumlah burung yang dilombakan demi peserta lain.
Dalam acara ini panitia menerapkan aturan main. Dua orang Dewan Pengawas dari Pengda Bangkalan yakni Ir.Moh.Arifin MM dan Arip Brengos serta satu orang dari Pengcam Tanah Merah diturunkan untuk mengawasi jalannya penjurian. Penunjukan Dewan Juri juga dipilih oleh panitia secara langsung saat di lapangan.
Sebelum juri memasuki lapangan, semua handphone selama mereka berada di dalam arena, dikumpulkan jadi satu oleh panitia. Saat breefing berlangsung, Siswoko Raharjo, Ketua Bidang Penjurian Pengda Bangkalan secara langsung menekankan perlunya sporitifitas dan obyektifitas juri dalam menilai burung.
“Saya mohon kepada juri agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Jangan sampai menilai burung tidak sesuai dengan kualitasnya. Nilai burung seseuai dengan apa yang kalian lihat dan kalian dengar pada saat itu,” tegas Siswoko. Bahkan Ir.R.Moh.Mahmud, Ketua Pengda Bangkalan yang berada bersama para juri, juga berharap agar juri benar-benar menunjukkan kinerjanya yang baik.
“Tunjukkan bahwa kalian bisa menjadi juru vonis yang betul-betul adil tanpa memandang burung milik siapa. Buktikan bahwa kalian adalah juri yang tidak memihak kepada siapapun,” harap Ra Mahmud. Diharapkan ada kerjasama dan saling mendukung antara juri dan panitia untuk mengemas lomba sesuai harapan.
Panitia sudah berusaha mengundang para peserta untuk hadir di gelaran liga, sehingga perlu ditunjang oleh kinerja juri yang betul-betul fair play. Sementara itu, dari dalam lapangan diinformasikan bahwa pertarungan di masing-masing kelas yang dilombakan, akhirnya berakhir dengan kemenangan jago-jago kung mania Sampang dalam merebut posisi podium pertama.
Di Kelas Dewasa Bebas, Kesya orbitan Team GM Sampang masih menjadi bintang lapangan. Perkutut yang dikerek pada nomor 34 ring Gemilang sebenarnya sudah mengunci kemenangan pada babak kedua dengan raihan bendera empat warna,berturut-turut pada babak pertama dan kedua.
Tak satupun peserta lain yang berhasil menyamai perolehan bendera tersebut. Meski di babak selanjutnya yakni tiga dan empat, Kesya tak mampu menunjukkan kehebatannya, namun kemenangan mutlak baginya resmi didapat dalam meja rekap. “Kesya saya turunkan disini untuk persiapan lomba di Pekalongan minggu besok. Kayaknya Kesya siap kembali meraih hasil bagus disana,” kata Encung sang pemandu bakat.
Menyusul diurutan kedua, Palestine andalan H.Jay/H.Reyhan Binuang. Perkutut yang menempati nomor kerekan 31 ring KSM ini berhasil mengkoleksi bendera tiga warna hitam pada babak pertama dan kedua, serta bendera dua warna hitam pada babak ketiga dan keempat. Dan urutan ketiga ada Kondom Buaya milik Sugeng Soreang.
Menempati nomor kerekan 13, perkutut ternakan QQ ini dibabak pertama dan ketiga mendapatkan bendera tiga warna, babak kedua tiga warna hitam dan babak keempat dua warna hitam. “Ahamdulillah Komdom Buaya bisa meraih juara 3, hasil yang harus saya syukuri bisa membawa pulang juara tiga besar,” jelas Sugeng kung mania asal Ciwedy Bandung.
Bambang Kancil yang membawa Kondom Buaya mengaku bahwa kerja asuhannya kurang maksimal dan kurang adanya pantauan juri. “Burung ini istimewa dan banyak orang yang suka, tapi belum bisa jadi juara. Jauh-jauh dari Bandung datang ke Bangkalan, ternyata hasilnya kurang sesuai,” ungkap Bambang Kancil.
Siswoko Raharjo, selaku Ketua Juri mengatakan bahwa burung di Kelas Dewasa Bebas pada kerekan 13 (Kondom Buaya, red) memang bagus pada bunyi pertama, namun bunyi kedua dan ketiga sampai seterusnya iramanya yang dikeluarkan kurang bagus. Diakui olehnya bahwa ujung yang dimiliki juga panjang tapi tidak NG. Ditambah lagi interval bunyi di babak keempat terlalu lama.
“Berdasarkan kesimpulan hasil pantauan saya langsung di lapangan, burung tersebut saya katakan kurang layak dapat tiga warna hitam apalagi empat warna,” tegas Siswoko Rahardjo. Hal senada dilontarkan Ir.Moh.Arifin,MM Dewan Pengawas. Menurutnya bahwa nilai yang sudah didapat oleh burung pada kerekan 13 Dewasa Senior sudah sesuai dengan kualitas bunyi yang dikeluarkan pada saat di lapangan.
Di Kelas Piyik Yunior, Reformasi orbitan H.Hasan Sampang yang dikerek pada nomor 122 berhasil menjadi juara pertama. Perkutut bergelang BM/ST ini meraih bendera tiga warna pada babak pertama, kedua dan ketiga serta tiga warna hitam pada babak keempat. “Burung ini baru pertama kalinya turun lomba, mungkin masih belum pengalaman, namun bisa tampil meski belum maksimal,” ungkap H.Hasan.
Dengan usia yang masih berada di angka enam bulan, Reformasi mampu menandingi perlawanan peserta lain yang tampil di kelas yang sama. “Saya yakin kedepan burung ini bisa lebih hebat lagi,” imbuhnya. Kualitas apik inilah yang membuat Eko Heriyanto, kung mania pendatang baru asal Pamekasan, langsung mentake over indukan Reformasi.
“Indukan Reformasi sekarang sudah ada ditempat saya, kelihatannya sudah mulai produk untuk anakan ketiga,” jelas Eko Heriyanto yang hadir dalam acara tersebut. Tidak disebutkan berapa rupiah harus dikeluarkan untuk mendapatkan indukan Reformasi. Namun kabar yang ada, angkanya fantastic.
Sementara itu, diurutan kedua, ada Bloger andalan Drs.Amirullah,MM Bangkalan. menempati nomor kerekan 160 perkutut ternakan BN ini melesat dengan raihan bendera tiga warna empat babak berturut-turut. Dan Noufus milik Team Noufus Pamekasan ditetapkan sebagai juara ketiga dengan raihan bendera dua warna hitam pada babak pertama.
Dan tiga warna pada babak kedua, ketiga dan keempat. Di Kelas Piyik Hanging, King Polo andalan H.Baidawi Jrengik Sampang berhasil lolos sebagai juara pertama. Menempati nomor gantangan 92, perkutut produk Putra Kota mengkoleksi bendera dua warna hitam pada babak pertama dan keempat serta tiga warna pada babak kedua dan ketiga.
Disusul kemudian oleh Kurnia, orbitan Tim AKN Sampang, perkutut ring AKN yang digantang pada nomor 60 lewat raihan bendera dua warna hitam babak pertama dan kedua, serta tiga warna pada babak ketiga dan keempat. Sedangkan diurutan ketiga, diraih Lesti jago Tim Noufus Pamekasan.
Menempati nomor gantangan 33, perkutut ternakan Nazril meraih bendera tiga warna pada babak pertama dan dua warna hitam pada babak kedua, ketiga dan keempat. Pada acara ini, Pengda Bangkalan melantik delapan Pengcam yakni Pengcam Kamal, Pengcam Socah, Pengcam Burneh, Pengcam Tanah Merah, Pengcam Galis, Pengcam Blega, Pengcam Modung dan Pengcam Labang.
Dalam sambutannya Ir.R.Moh Mahmud berharap Pengcam yang sudah dilantik bisa mendukung semarak hobi perkutut yang ada di Bangkalan. “Saya berharap dari masing-masing Pengcam mulai menggeliat artinya mulai muncul kegiatan, sehingga bisa menarik pemula untuk menyenangi hobi perkutut,” harapnya.